Teman Akrab Adalah Teman di Lapangan

Jika tidak dipertemukan dalam rapat, mungkin antar teman di kantor jarang komunikasi. Apalagi sekarang kerjanya mobile. Beda saat dulu ketika fokus di media cetak. Wartawan akan selalu ke kantor dan bertemu teman teman sekantor baik di redaksi maupun bagian lain. Ketika pada 2010 an, saya lupa bulannya, saat itu sudah mulai agak jarang ke kantor.

File-file berita di komputer kantor diminta dipindah. Sejak itu, pada Desember 2010 membuat blog. Saya hanya ingin punya media sendiri untuk tulisan-tulisan saya agar tersimpan. Setelah masa itu, saya sempat membeli laptop kecil yang bisa dimasukkan ke tas. Jadi agak berat sih dan repot. Membuka email dan mengirim berita. Lalu masuk ke era BB (Blackberry). 

Laptop tidak saya bawa lagi. Di BB enak bisa memotret dan mengirim lewat email ke redaksi sebagaimana mengirim berita.Foto Humas UB

Dan beberapa ganti BB yang waktu itu harganya Rp 2,5 juta akhirnya ke HP android sampai sekarang. Karena bekerja mobile dimana saja, bertemu teman sekantor jadi jarang. Paling kalau ada perlu yang ditanyakan ya chat-chat an. Atau bertemu saat rapat. Dan memang teman dekat adalah teman di lapangan.

Pasti ada satu yang paling dekat. Bahkan mungkin teman dekat luar kantor itu paling tahu saya atau lainnya. Ini bisa terjadi karena lebih sering berinteraksi di lapangan. Jadi saling tahu kebiasaan, curhat, diskusi atau nongkrong sebentar setelah mencari berita. Bisa curhat mager, curhat kehabisan isu atau diskusi isu yang akan digarap. Untuk menemukan teman dekat memang tidak singkat waktunya. Butuh proses waktu dan akhirnya bisa klik.

Saya yakin tiap wartawan punya teman klik di luar media dia bekerja. Bahkan jadi kawan perjuangan, kawan keluh kesah hingga bergibah, wkwkk. Bergibah? Ya pernah lah. Apalagi saat berita sudah cukup dan tinggal menulisnya. Tapi masih ada waktu sedikit untuk rileks. Dalam siklus pekerjaan wartawan, endingnya tidak jelas. Kadang lancar, kadang ada halangan, tantangan dan lainnya.

Makanya jangan ditanya kapan pulang? Kadang bisa cepat, kadang lama karena tergantung pada hari itu ada apa. Saya yakin semua wartawan mengalami ini. Ide buntu? Ya pernah. Tapi sejatinya dengan sering ke lapangan, bertemu banyak orang, pasti akan semakin mengayakan informasi, wawasan sehingga bisa menggarap ide, pengembangan berita. Kalau ide buntu, mungkin ada masa jenuh.

Tapi bertemu teman yang klik, pasti ada saja jalan menyelesaikan itu. Meski wartawan sejatinya berkompetisi secara media, yang penting jangan sampai relasi sosial ke teman-teman lain tidak ada. Sebab relasi sosial itulah yang juga menghidupkan informasi di lapangan atau diskusi. Juga menolong kita saat ada kesulitan di lapangan. Mungkin hal sama juga dirasakan dalam pekerjaan lain. Sylvianita Widyawati




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Meraup Untung Dari Si Mini