Tugas Live Report, Saya Jadi Belajar Banyak

Salah satu penilaian kinerja di media saya adalah melakukan live report. Ini ada sejak tiga tahun lalu. Selain dalam bentuk program juga ada live report FB. Dari live report program, saya akhirnya jadi banyak belajar. Seperti membuat video dan bicara di depan kamera HP. Pada tahapan ini, saya juga sempat ragu-ragu akan kemampuan saya. Apalagi bicara langsung di depan kamera HP. Suara saya yang medok membuat saya tidak percaya diri.

Akhirnya dari belajar, belajar, saya merasa ada peningkatan. Semua tayangan live report saya biasanya saya like agar tersimpan. Siapa yang membuat saya berani live report? Saya spill ya?..Namanya Christine Ayu. Dia host untuk program seputar Jawa Timur. Jadi reporter media saya bergiliran akan tampil. Sampai akhirnya dibuat jadwal seminggu dua kali. Christine yang memotivasi saya untuk berani. 

Pada program awal, host akan melakukan tanya jawab dengan reporter terkait apa yang akan disampaikan. Jadi sebelum on siaran, dia akan memberi clue akan menanyakan apa saja. Proses sebelum siaran adalah reporter menyerahkan link berita disertai video-video kegiatan dan wawancara narasumber jika ada. Dari link berita di online itulah, host akan konfirmasi ke reporter akan menanyakan apa dan perkembangannya. 

Masa paling deg-deg an itu adalah waktu menunggu siaran karena menunggu giliran dengan reporter lain.
Nggak lama sih, tapi rasanya gimana gitu. Kalau grogi nggak juga. Dengan liputan langsung, maka reporter pasti bisa melaporkan beritanya. Kalau sudah live itu, hati tenang. Setelah itu mengerjakan berita lainnya. Karena sudah dijadwalkan, reporter sebisa mungkin sudah mempersiapkan berita dan videonya. Misalkan saya jadwal pastinya Selasa dan Jumat, maka di antara waktu itu, saya harus sudah prepare.

Kalaupun bergeser hari tidak masalah asal ada komunikasi dengan admin/host. Dalam perkembangannya, saya dan teman-teman lain akhirnya mengisi jadwal live report di Tribunnews. Untuk jadwalnya, admin akan menghubungi reporter. Kadang saya juga lupa video, saya pakai foto-foto. Pada malam hari, di grup kantor akan diumumkan siapa saja yang esok hari akan live report dengan Tribunnews. 

Dalam perkembangannya, pola tanya jawab antara host dengan reporter saat live ditiadakan. Jadi host di studio hanya menyampaikan sekilas peristiwanya. Lalu host meminta reporter melaporkan beritanya. Menurut saya, model seperti ini lebih enak karena reporter leluasa menyampaikan isi beritanya. Saya sendiri, minimal satu jam sebelum jadwal live, pasti sudah bikin contekan laporan di kertas/notes. 

Tujuannya agak tidak lupa apa yang akan saya sampaikan. Namanya manusia, bisa saja tiba-tiba ngelag dengan apa yang ingin disampaikan. Saya beberapa kali seperti itu. Kadang ya malu, tapi bagaimana lagi, wkwkw. Meski sudah ada contekan, kadang saya baca selintas. Akhirnya bicara apa yang ada di otak saya. Ini lebih lancar. Pernah ada teman yang tanya, apa saya menghafal? Saya jawab tidak. "Kalau kita liputan, pasti kan ingat apa yang kita liput," jawab saya. 

Sampai menjelang pensiun, saya masih tetap melakukan live report dua kali. Saya pikir ini sebagai kegiatan having fun. Dari masa ke masa, perkembangan media bergerak. Dari semula reporter menulis dalam diam, sekarang juga harus menyuarakan, mengambil gambarnya dll. Sejauh ini narsum juga oke ketika izin merekam video untuk wawancara. Karena mereka juga tahu perkembangan media kini tak hanya menulis saja. 

Btw, saya terima kasih sekali pada Christine yang sejak awal memotivasi saya berani. Dia sudah resign dari media saya beberapa waktu lalu karena fokus di keluarga. Sekarang komunikasi saya tinggal dengan Cindy dan operator-operator di Tribunnews. Merekalah yang pagi hari menghubungi reporter di tribun-tribun se Indonesia terkait materi berita, baik link, video dan foto-foto untuk menjadi produk.

Selanjutnya kami diberi jadwal siaran pada hari itu. Nah, masa menunggu itu saya pakai untuk menyiapkan bahan agar siap saat laporan. Sampai saat ini, rasanya jika akan laporan seperti ser..ser tapi gak deg-deg. Reporter akan dijapri operator ketika harus masuk zoom dan menunggu giliran masuk. Nah, menunggu itu kadang rasanya bagaimana gitu. Jadi saya sering menyemangati sendiri agar bisa siap. Sylvianita Widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Meraup Untung Dari Si Mini