Ulang tahun Sasa, 18/10/2012

dedicated for Sasa

Hari ini, anak pertama saya, Aisha Aurelie Putri, merayakan ulang tahunnya yang ke 11. Ia lahir di Malang, 18 Oktober 2001 lalu. Buah hati yang kunanti sejak lama. Sasa, panggilannya. Kalau ingat hari ini, saya jadi ingat kelahirannya. Waktu itu, 2001 yang lalu, hari perkiraan lahirnya sudah melebihi. Saya sampai bingung. untuk kelahiran Sasa, saya yang sehari-hari tinggal di Surabaya, memilih menghabiskan cuti melahirkan di Malang saja, kota kelahiran saya. Karena bingung tidak lahir-lahir dan tidak ada kontraksi apapun, saya sempat ke bidan dan ke dokter menyatakan keluhan saya ini. "Anak saya kok nggak lahor-lahir ya, dok," ceritaku pada dokter Budi, dokter kandunganku yang berada di Sawojajar.
Ia menyarankan untuk didrip atau caesar. Saya sebenarnya sudah siap melahirkan normal. Hanya siap saja, tapi nggak tahu prosesnya bagaimana, he..he. Akhirnya, saya pilih didrip di sebuah rumah sakit. Begitulah. Akhirnya saya menjalani proses itu. Beberapa bag cairan untuk mendorong kontraksi ternyata hanya berhasil minim. Seharian saya kesakitan di rumah sakit itu dengan bukaan mendekati dua tipis, kata perawatnya. Karena mengkhawatirkan, akhirnya, saya minta operasi caesar saja. Ternyata operasi mengeluarkan Sasa hanya 15 menit!!!! Waduh, seharian lalu saya kesakitan menahan sakit dampak cairan drip, ternyata untuk mengeluarkan Sasa lewat operasi hanya butuh waktu sebentar.
Rasanya nyesel bersakit-sakitan kemarin. Mungkin ini perjuangan untukmu, Nak, Sasa lahir dengan berat 3,2 Kg. Sementara saya mengalami kelebihan berat badan 13 kg. Gemuk sekali. Berat badan saya sudah 60 kg ketika mulai hamil. Jadi sampai melahirkan, BB saya mencapai 73 Kg. Nomer sepatu saya juga bengkak, menjadi nomer 40. Regulernya ukuran sepatu saya 38 atau 39. Selama hamil Sasa, saya memang doyan makan. Apalagi roti keju di Plasa Marina. Waktu itu, di gerai supermarketnya ada penjual toko rotinya. Kalau pulang kerja, karena kantor saya berada di seberang plasa itu, saya selalu mampir. Kalau tidak sempat mampir, dari rumah, suami saya pasti juga mengantarkan untuk membeli roti di plasa itu. Roti kejunya enak sekali. Sampai sekarang, saya belum pernah menemukan ada roti keju seenak itu. Apalagi kalau pukul 21.00 WIB, roti itu sudah didiskon 50 persen.
Oh ya, Sasa banyak tumbuh di Malang bersama ibu saya. Sementara saya tinggal antara di Malang dan Surabaya. Sebab saya masih kerja di Surabaya, begitu juga dengan suami. Pernah Sasa saya ajak tinggal di Surabaya. Hawa panas membuat kulitnya memerah. Yang membuat saaya selalu ingat sampai sekarang adalah, Saya selalu memangis ketika saya berangkat kerja. Rasanya saya nggak tega melihatnya. Ibu akhirnya membawa Sasa di Malang. Yang aku lihat sekarang, Sasa tumbuh jadi anak yang mandiri. Dia juga mau mengeksplorasi kemampuannya. Beda dengan zaman saya dulu. Banyak hal yang ingin saya eksplor, tapi saya termasuk orang pemalu. Makanya, ketika sekarang di sekolahnya ia aktif di kegiatan, saya berusaha support. Tujuannya agar ia lebih berani dari saya. Selain itu, agar adiknya, Jasmine, bisa mencontohnya. Cita-cita Sasa menjadi guru. Katanya, guru itu hebat ya, bu. Membuat muridnya pandai. Ibu doakan kamu bisa meraih masa depanmu, Sa. Amien. love u, Sasa. Ibu...(sylvianita widyawati)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini