Belajar Mengenal Tanaman
Sebenarnya di buku-buku pelajaran, jenis-jenis tanaman sudah dikenalkan ke anak-anak. Namun saya selalu khawatir anak-anak hanya sekedar tahu nama namun kurang mengenalnya. Karena itu, jika sedang jalan-jalan, saya sering menjelaskan nama tanaman. Kebetulan di komplek perumahan saya masih ada yang menanam tanaman 'langka' untuk masa sekarang. Contohnya saja pohon sukun. Bagi anak-anak sekarang, nama itu mungkin kurang familiar.
Sebab sudah jarang yang mau menanam pohon zaman dulu. Kebetulan, pohon sukun tetangga saya sedang berbuah. "Itu buahnya buat apa saja sih, Bu?" tanya anak-anak saya. Saya jelaskan bisa dimakan dengan dikukus. Atau dibuat untuk gorengan setelah dikukus. "Bisa juga buat tepung," cerita saya. Tepung sukun? tanya mereka. Iya, jawab saya. Saya pernah liputan ke sebuah SMPN Terbuka. Ternyata untuk keterampilan, mereka memanfaatkan tepung sukun untuk membuat roti.
Saya jelaskan ke mereka, biasanya juga dibuat keripik sukun karena ada manisnya. Sukun itu dipotong tipis dan jadilah keripik sukun. Sayang, untuk membuktikan produknya, saya tidak punya. Pertama saya jarang menemukan orang menjual keripik sukun.
Sedang untuk gorengan sukun, mungkin ada. Namun saya kurang menyukai gorengan. Sehingga jarang ke pembeli gorengan. Kalaupun bikin gorengan sendiri, saya lebih suka membuat pisang goreng.
Tapi setidaknya mereka sudah tahulah jika itu pohon sukun. Oh ya, di sekitar komplek juga ada yang menanam pohon turi. Zaman dulu, biasanya bunga turi dimanfaatkan untuk sayur pecel. Saya ingat dulu ketika menginap di rumah bude saya. Di sekitar rumahnya ditanami pohon turi. Jika akan sarapan pagi dengan pecel, bude saya tinggal mengambil dari pohon dan dimasak.
Selain itu, saya melihat ada sejumlah pohon melinjo. Kalau sudah matang, warna kulitnya jadi merah. Entah siapa yang menanam. Di jalanan menuju sekolah anak saya, ternyata banyak pohon melinjo. Kadang buahnya jatuh tidak ada yang mengambil. Sedang tanaman yang paling banyak ditemukan adalah pohon mangga. Ada juga yang menanam buah markisa. Kadang-kadang saya merasa kepo sendiri melihat-lihat tanaman di sekitar komplek. Setelah memastikan itu tanaman apa, biasanya saya menjelaskan ke anak-anak. Kebetulan, si bungsu sedang belajar mengenai perkembangbiakan tanaman dan hewan.
Jadi, jika dijelaskan sambil jalan-jalan, dia suka bertanya-tanya. Termasuk cara menanamnya. Cara belajar itu bisa di mana-mana. Karena itu, saya sangat senang sekali jika ke taman dan tiap tanaman diberi nama. Sehingga mereka yang datang ke taman itu bisa belajar. Saya berterima kasih kepada siapapun yang menanam pohon-pohon jadul itu sehingga masih bisa belajar bersama anak saya. sylvianita widyawati
NB: Nanti akan saya update foto pohon sukun, pohon turi buat belajar
Sebab sudah jarang yang mau menanam pohon zaman dulu. Kebetulan, pohon sukun tetangga saya sedang berbuah. "Itu buahnya buat apa saja sih, Bu?" tanya anak-anak saya. Saya jelaskan bisa dimakan dengan dikukus. Atau dibuat untuk gorengan setelah dikukus. "Bisa juga buat tepung," cerita saya. Tepung sukun? tanya mereka. Iya, jawab saya. Saya pernah liputan ke sebuah SMPN Terbuka. Ternyata untuk keterampilan, mereka memanfaatkan tepung sukun untuk membuat roti.
Belajar mengenal tanaman di Taman Malabar Kota Malang |
Sedang untuk gorengan sukun, mungkin ada. Namun saya kurang menyukai gorengan. Sehingga jarang ke pembeli gorengan. Kalaupun bikin gorengan sendiri, saya lebih suka membuat pisang goreng.
Tapi setidaknya mereka sudah tahulah jika itu pohon sukun. Oh ya, di sekitar komplek juga ada yang menanam pohon turi. Zaman dulu, biasanya bunga turi dimanfaatkan untuk sayur pecel. Saya ingat dulu ketika menginap di rumah bude saya. Di sekitar rumahnya ditanami pohon turi. Jika akan sarapan pagi dengan pecel, bude saya tinggal mengambil dari pohon dan dimasak.
Selain itu, saya melihat ada sejumlah pohon melinjo. Kalau sudah matang, warna kulitnya jadi merah. Entah siapa yang menanam. Di jalanan menuju sekolah anak saya, ternyata banyak pohon melinjo. Kadang buahnya jatuh tidak ada yang mengambil. Sedang tanaman yang paling banyak ditemukan adalah pohon mangga. Ada juga yang menanam buah markisa. Kadang-kadang saya merasa kepo sendiri melihat-lihat tanaman di sekitar komplek. Setelah memastikan itu tanaman apa, biasanya saya menjelaskan ke anak-anak. Kebetulan, si bungsu sedang belajar mengenai perkembangbiakan tanaman dan hewan.
Jadi, jika dijelaskan sambil jalan-jalan, dia suka bertanya-tanya. Termasuk cara menanamnya. Cara belajar itu bisa di mana-mana. Karena itu, saya sangat senang sekali jika ke taman dan tiap tanaman diberi nama. Sehingga mereka yang datang ke taman itu bisa belajar. Saya berterima kasih kepada siapapun yang menanam pohon-pohon jadul itu sehingga masih bisa belajar bersama anak saya. sylvianita widyawati
NB: Nanti akan saya update foto pohon sukun, pohon turi buat belajar
Komentar
Posting Komentar