Rawan Tsunami, Warga Tamban Minta Direlokasi
Jauh juga lokasinya. Untuk aku diajak rombongan Bu Atik, Kadis Kelautan dan Perikanan. Kebetulan Sabtu,30 April 2011 itu ada acara di sana.
Sekalian main, sekalian liputan. Akhirnya kudapatkan cerita ini dari cerita kades (yang kini telah mantan) dan Bupati Malang.
Sebanyak 80 KK warga Dusun Tamban, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang yang berhadapan langsung dengan Pantai Tamban mendesak untuk direlokasi. Sebab kawasan itu merupakan daerah rawan tsunami.
“Warga mendiami kawasan ini sejak 1960-an. Lahan ini yang didiami warga memang merupakan lahan milik Perhutani,” jelas Wikanto, Kades Tambakrejo ditemui usai kegiatan selamatan nelayan Tamban, Sabtu (30/4). Ketika awal dulu, kawasan itu masih berupa hutan. Akhirnya ditempati warga dan beranak pinak di sana.
“Warga mendiami kawasan ini sejak 1960-an. Lahan ini yang didiami warga memang merupakan lahan milik Perhutani,” jelas Wikanto, Kades Tambakrejo ditemui usai kegiatan selamatan nelayan Tamban, Sabtu (30/4). Ketika awal dulu, kawasan itu masih berupa hutan. Akhirnya ditempati warga dan beranak pinak di sana.
Pantai Tamban |
Atas hal itu, desa meminta bantuan pemkab untuk mewujudkan hal ini. Adapun tempat yang akan dijadikan relokasi adalah masih di area Perhutani juga namun agak jauh dari pemukiman.
Kata Wikanto, masyarakat sudah kompak mau dipindah. Adapun terkait soal pembangunan rumah mereka, warga akan melakukannya sendiri.
Sebab, lanjutnya, ancaman itu akan selalu ada. Terakhir pada 2010 lalu juga ada ancama tsunami buat warga Pantai Tamban.
Karena itu di daerah ini juga telah dipasang dua alarm untuk tanda bahaya tsunami di rumah warga. Juga ada papan peringatan waspada tsunami yang mengingatkan warga untuk menuju tempat yang lebih tinggi jika ada ancaman bahaya tsunami.
Menurut Wikanto, 80 KK itu mendiami sekitar lima hektare lahan Perhutani. Soal lokasi relokasi yang letaknya 1,5 km dari kampung itu juga pernah disurvei oleh Pemkab Malang, Perhutani, Pemprov Jatim dan dari dewan. Kawasan baru itu dipastikan aman dari tsunami. Sementara jika terjadi ancaman tsunami, warga biasanya juga lari ke pemukiman warga sekitar 2,5-3 km dari lokasi.
Kata Wikanto, masyarakat sudah kompak mau dipindah. Adapun terkait soal pembangunan rumah mereka, warga akan melakukannya sendiri.
Sebab, lanjutnya, ancaman itu akan selalu ada. Terakhir pada 2010 lalu juga ada ancama tsunami buat warga Pantai Tamban.
Karena itu di daerah ini juga telah dipasang dua alarm untuk tanda bahaya tsunami di rumah warga. Juga ada papan peringatan waspada tsunami yang mengingatkan warga untuk menuju tempat yang lebih tinggi jika ada ancaman bahaya tsunami.
Menurut Wikanto, 80 KK itu mendiami sekitar lima hektare lahan Perhutani. Soal lokasi relokasi yang letaknya 1,5 km dari kampung itu juga pernah disurvei oleh Pemkab Malang, Perhutani, Pemprov Jatim dan dari dewan. Kawasan baru itu dipastikan aman dari tsunami. Sementara jika terjadi ancaman tsunami, warga biasanya juga lari ke pemukiman warga sekitar 2,5-3 km dari lokasi.
Lokasi pemukiman warga memang sangat dekat dengan pantai. Tak heran, dalam kondisi biasa, jika datang ombak besar, maka ombak bisa masuk ke rumah warga. Dalam perkembangan perekonomian warga, rumah warga dibangun dalam kondisi permanen seperti di beri lantai keramik. Dalam kondisi sehari-hari,
Pantai Tamban juga menjadi daya tarik wisata karena pesona alam dan ikan-ikannya. Karena itu di sekitar pantai juga dimanfaatkan warga untuk berjualan hingga membuka toilet umum untuk wisatawan. Terpisah, Bupati Malang, Rendra Kresna mengatakan sejak 10 tahun terakhir rencana relokasi itu memang sudah disampaikan ke Perhutani.
Aku di Pantai Tamban. Buat kenangan... |
“Namun sampai sekarang memang belum ada jawaban dari Perhutani,” kata Rendra. Ia berharap Perhutani merelakan lahannya dihuni warga demi keselamatan jiwa mereka.
Sebab ancaman bencana bisa terjadi sewaktu-waktu. Katanya, dengan banyaknya lahan Perhutani sementara di satu sisi jumlah personil mereka sangat sedikit untuk menjaga luas arealnya,
Pada faktanya, lahan Perhutani dijaga oleh masyarakat. Idealnya, lanjut bupati, kawasan seperti di Tamban memang tidak ada hunian karena ancaman tsunami,
Katanya, jika direlokasi, maka tak memerlukan lahan banyak yaitu sekitar dua hektare. “Itu hitungan tanpa pekarangan, lho, ya,” kata Rendra. Warga juga pernah diberi simulasi jika terjadi bencana tsunami. sylvianita widyawati
Sebab ancaman bencana bisa terjadi sewaktu-waktu. Katanya, dengan banyaknya lahan Perhutani sementara di satu sisi jumlah personil mereka sangat sedikit untuk menjaga luas arealnya,
Pada faktanya, lahan Perhutani dijaga oleh masyarakat. Idealnya, lanjut bupati, kawasan seperti di Tamban memang tidak ada hunian karena ancaman tsunami,
Katanya, jika direlokasi, maka tak memerlukan lahan banyak yaitu sekitar dua hektare. “Itu hitungan tanpa pekarangan, lho, ya,” kata Rendra. Warga juga pernah diberi simulasi jika terjadi bencana tsunami. sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar