Catatan Terakhir di Hari Kerja Sehari Sebelum Pensiun

Suhu panas di Sidoarjo beberapa hari ini cukup bikin gerah karena sampai 33 derajat celcius. Di rumah sampai bingung mencari pendingin. Kipas angin sudah tidak mempan. Karena kondisinya masih sama, Rabu (5/3/2025), saya ikut bocil yang berangkat kerja magang di Lippo Plaza buat nyari adem, wkwkw. Bocil masuk jam middle pukul 12.00 WIB. 

"Ayo Bu, berangkat sekarang saja biar ngadem dulu," ajak bocil. Kami sampai di Lippo langsung mencari tempat duduk di food court bawah. Sambil menunggu waktu, saya keluarkan buku catatan saya kerja dulu. Tidak terasa, saya sudah menjalani masa pensiun tiga pekan. Nanti pas 18 Maret 2025 mencapai sebulan masa pensiun. 

Buku catatan saya ini isinya beragam dari berbagai liputan. Untuk transkrip rekaman, biasanya saya kirim ke WA saya. Tapi ada catatan-catatan yang saya tulis di buku itu. Misalkan nama benar narasumber dan gelarnya atau catatan lain yang tidak ada di rekaman. Jadi ketika saya menulis, saya tinggal melihat tulisan saya itu. Dulu, proses pengiriman berita lewat email.

Karena itu, hasil transkrip rekaman dan data di catatan saya selanjutnya jadi bahan tulisan berita. Jika sudah beres, saya kirim ke milis media saya. Model saya yang masih suka membuat catatan itu, kadang diremehkan oleh wartawan lain yang merasa masih muda. Disitulah saya merasa ada perundungan karena dianggap hal kuno/wartawan lama. Padahal tak rugi juga mencatat. 

Saya kadang juga masih mencatat di buku jika ada konpres. Saya juga merekam. Tapi sambil mencatat, saya sudah memangkas waktu mendengarkan rekaman. Dengan menulis juga membuat saya sudah memiliki angle yang ingin saya angkat di berita. Kelebihan lainnya, saya jika memerlukan catatan tambahan, tinggal membuka buku itu lagi. 

Karena itu saya masih suka ke toko peralatan tulis untuk membeli notes dan bolpen. Di kamar saya masih saya jaga tumpukkan notes dari hasil mencari berita. Kadang ingin saya buang tapi ada perasaan membuang data-datanya. Saya seperti masuk ke lorong waktu untuk mendapatkan data itu.

Btw, sebelum pensiun, saya sudah menitip pesan ke atasan saya agar email saya dilepaskan dari milis media saya. Setiap hari banyak banget berita di milis karena para wartawan di di Jawa Timur. Kalau setiap wartawan mengirim tiga atau empat berita dikalikan jumlah seluruh daerah di Jatim, sudah berapa tuh.

Sedang di sejumlah kota kadang berisi beberapa wartawan. Dengan melepas milis, maka beban di HP saya juga berkurang. Karena itu saat bekerja dulu, spek HP harus besar storage-nya. Apalagi saya menyimpan foto, video. Belum lagi foto-foto dan video dari grup-grup yang saya ikuti. 

Setelah keluar dari grup-grup komunitas wartawan, media saya, kampus dll, memang HP saya sekarang lebih ringan. Saya juga sudah terbiasa dengan kesunyian. Paling aktif sekarang adalah grup dengan ketiga anak saya. Ada juga grup komunitas Mansur (mantan surya). Ketika saya dimasukkan ke grup, sudah ada 120 orang anggota.

Wah..banyak sekali lulusan Surya. Mereka adalah para senior saya dari berbagai bagian di Harian Surya dulu. 
Setiap hari saya menyimak mereka. Sebagian besar saya mengenal mereka meski dulu saya masih yunior mereka. Meski di Harian Surya dengan karyawan yang banyak, namu  bisa saling mengenal meski dari berbagai bagian. 

Hal ini karena kerjanya masih ke kantor. Beda kondisi sekarang yang kerjanya mobile dan mengirim berita lewat email. Kadang antar teman saja tidak bisa blending. Kenal tapi kurang bonding.foto/sylvianita widyawati
KENANGAN CATATAN-Menemukan catatan terakhir di hari kerja pada 17 Februari 2025 atau sehari sebelum pensiun pada 18 Februari 2025.

Saat itu wartawan msih ngantor sore hari untuk menulis hasil kerja saat itu. Sedang teman-teman non redaksi pasti mengantor sejak pagi. Semua saling kenal meski tidak sampai mengenal pribadi lebih dalam. Sylvianita Widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)