Beras Vietnam Ditahan di Gudang Bulog



Sejak pekan lalu, beras impor dari Vietnam sudah memenuhi gudang Bulog Sub Divre Malang ada yang di Gadang, Kota Malang dan di Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Jumlahnya mencapai 10.000 ton sebagai beras cadangan. Sebanyak 4.000 ton ditempatkan di gudang Gadang dan sisanya di gudang Bulog di Kebonagung. “Untuk sementara ini, berasnya ya kita tahan di gudang sampai menunggu perkembangan berikutnya,” jelas Awaludin Iqbal, Kepala Bulog Sub Divre Malang di ruang kerjanya, Selasa (11/10).
Sebelumnya Soekarwo, Gubernur Jawa Timur beberapa waktu lalu menolak menggunakan beras impor itu untuk penggunaan beras raskin. Kehadiran beras impor itu merupakan program G to G antar pemerintah dengan pelaksana Bulog. Jawa Timur sebagai salah satu wilayah yang memiliki pelabuhan besar, juga akhirnya mendapat beras ini dan disimpan di gudang Bulog. Menurut Iqbal, jika masalahnya sudah klir, maka beras ini bisa dimanfaatkan. Selama berada di gudang, beras akan menjalani perawatan sehingga diyakini tidak cepat rusak meski tidak langsung dipakai.
Dikatakan Iqbal, Bulog Sub Divre Malang yang memiliki wilayah kerja Malang Raya dan Pasuruan Raya ini, stok fisik yang dikuasai Bulog hanyalah beras dari Vietnam itu.
”Sebelum beras Vietnam datang, stok kita menipis. Untuk pendistribusian raskin saja, kita ambilkan stok raskin di daerah lain,” jelasnya. Ia tidak mau menjelaskan sisa stok yang sebelumnya. Yang jelas, lanjutnya, untuk pendistribusian raskin diambil dari gudang Bulog yang ada di wilayah Surabaya selatan seperti Mojokerto, Jombang dan mendapat dropping dari Madiun. Hal ini karena pihaknya tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.
Sehingga bisa juga stok beras Vietnam yang di gudang Bulog yang saat ini ada di Malang juga bisa dipakai oleh daerah lain. Menurutnya, untuk membeli beras dari petani, harganya juga makin tidak terjangkau oleh pihaknya. Meski dalam Impres No 8/2011 disebutkan bisa membeli beras sesuai harga pasar. Namun juga tidak disebutkan sampai seberapa tinggi harganya. ”Bulog sudah merubah harga empat kali terkait pembelian harga beras di petani,” ujarnya. Terakhir, harga pembelian beras di tingkat petani sudah mencapai Rp 6.000 per kg. Sementara harga jual beras di pasar sudah mencapai sekitar Rp 6.500-Rp 7.000 per kg untuk kualitas biasa.
Sehingga selisihnya sudah sangat sedikit. Dikatakan, harga beras Vietnam memang lebih murah dibanding dengan beras. Untuk pemenuhan raskin di lima daerah di Malang Raya dan Pasuruan Raya, katanya memerlukan sebanyak 4.965 ton yang didistribusikan di 860 titik. vie 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini