HBD Harian Surya

Hari ini ulang tahun ke 27 tahun bagi Harian Surya.  Di kantor Biro Malang ada acara syukuran sederhana. Pagi hari kami semua berkumpul untuk pemotongan tumpeng.
Saya datang agak terlambat ke kantor.  Saya melihat, teman-teman sedang antre mengambil makanan. Nampaknya kami semua sengaja tidak sarapan pagi.

Akhirnya kami makan bersama di ruang rapat besar. Ya..dinikmati saja menu nasi kuning dari Mas Kacong ini. Mas Kacong ini dulu OB di kantor. Namun ia kemudian berusaha sendiri.
Buat tamu, sudah disiapkan menu prasmanan. Menjelang pukul 10.00 WIB, banyak tamu datang. Terutama muspida Kota Malang. Selepas mereka upacara di balaikota,mereka berjalan kaki ke kantor Surya. Jaraknya memang dekat.

Ucapan selamat ulang tahun buat Harian Surya
Tamu silih berganti. Teman-teman media juga datang. Saya dan kawan-kawan bisa ngobrol banyak. Yang beda saat ini adalah kami menyiapkan FB live buat tamu. Jadi mereka bisa saling mengucapkan selamat atau berkomentar soal surat kabar kami. 

Di ruangan itu sudah disiapkan TV layar lebar. Sehingga mereka bisa langsung menyaksikan sendiri. Teman-teman kru Surya juga ikutan live. Fase audio visual sudah kami masuki. Sekarang sudah tidak bisa berkutat di media cetak untuk untuk long life.


Kami beberapa tahun terakhir sudah memasuki online juga. Dari media online juga sudah diraup iklan. Para pembaca media, terutama yang muda sudah bergeser ke online. Dengan gadget di tangan mereka, semua info bisa mereka dapatkan.
Ini tantangan media cetak beberapa tahun terakhir. Dari sampling kecil-kecilan ke mahasiswa yang saya tulis, mereka lebih suka kiprah mereka dimuat di online. Mereka kemudian mungkin membagikan link ke teman mereka dsb.

Menurut saya, tulisan online juga akan selalu mudah terlacak jika mencari di Google.  Mereka yang belum masuk google berarti belum siapa-siapa, hehehe. Di usia 27 tahun ini, saya merasa lengkap melihat sejarah Harian Surya.  Duluuuuuu sekali, saya pernah mengalami masa transisi pembuatan koran manual hingga sekarang. Dulu karena masih lajang, saya seharian kerja asik'asik saja. Saya waktu itu kerap disuruh redaktur ke bagian produksi. Tugas saya adalah melihat apakah naskahnya kepanjangan atau tidak.

Jika kepanjangan, maka teman produksi akan memotong dengan cutter. Namun berkembangan sekarang, melihat dummy cukup lewat komputer.  Bisa langsung diketahui halaman itu butuh berapa berita dan panjangnya. Namun sekarang berkembang lagi kebutuhan pada media.  Terutama sejak meningkatnya penggunaan internet lewat smartphone. Ada generasi baru yang harus dirawat media untuk memperpanjang hidupnya.

Sama halnya para artis "tua" agar tetap eksis, mereka tak segan mengajak artis muda. Bagaimana dengan media cetak? Pembaca lama makin menua. Sehingga regenerasi pembaca juga harus dilakukan. Mereka adalah anak-anak muda saat ini. Karena itu, media harus masuk ke dunia mereka dan memenuhi keinginan mereka. Ini tantangan bagi jurnalis untuk memahami mereka dan kebutuhannya. 

Saya pun kadang kepo dengan dunia mereka.  Untung anak-anak saya masih SD dan SMP. Merekalah jadi tempat saya bertanya. Misalkan soal artis muda, kuliner dll. Cara belajar lainnya adalah melihat papan reklame saat SMA atau SMP mengadakan pensi atau pekan seni.
Biasanya mereka mendatangkan artis sedang in. Btw,HBD Harian Surya...♥♥♥♥♥♥ (sylvianita widyawati)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini