Mengetik Berita Di Rumah
Sebenarnya saya ingin menyelesaikan seluruh pekerjaan saya di lapangan. Saat pulang, saya sudah tidak mengetik berita lagi di rumah. Namun itu tidak sering terjadi. Seperti hari ini. Saya masih mengetik berita di rumah. Tadi liputan belum tuntas, siang hari sudah hujan. Setelah mendapatkan hasilnya, saya geser ke tempat lain. Tujuannya menemui mahasiswa UM.
Ilustrasi |
Akhirnya bertemu mahasiswa itu meski harus mencari info dulu. Namun selama wawancara juga turun hujan..Alhasil saya menunggu hujan agak reda baru bisa pulang. Sampai di rumah, saya selalu harus menjawab kepada anak saya, berapa berita yang harus saya tulis.
Ketika menyebut angka, mereka seperti berhitung waktu berapa lama saya menyelesaikan. "Kalau nggak diganggu ya cepet," jawabku. Begitulah. Sampai rumah, dua hp yang baterainya keok itu saya isi.
Saya bisa makan atau shalat dulu. Setelah itu menulis. Di sela itu, biasanya anak anak melaporkan PR mereka ke saya. "Aku tuh nggak senang ibu jadi wartawan. Pulang masih ngetik. Jadinya aku tidak bisa main sama ibu," ungkap Rahma, si bungsu dengan nada kesal. Aduh..anak ini.
"Ya gimana dong. Emang belum selesai. Kalau ibu ngetik di luar, kamu nelpon-nelpon ibu suruh cepat pulang," jawabku ke dia. Dia kemudian diam saja. Biasanya saya minta waktu menyelesaikan.
Setelah itu baru mengurusnya. Kemarin saya bisa mwnyeselesaikan tugas saya agak sore. Dia happy banget. Jadi dia minta jalan-jalan ke pertokoan dekat rumah. Saya minum es milo, dia beli es krim.
Jadi yang diharapkan dari dia ke saya adalah saat pulang, saya memberi kan waktu lebih buatnya. Saat Minggu (12/11/2016) saya sakit, dia sedih. Katanya kalau ibu sakit tidak ada yang merayunya. Lo? Ternyata maksud merayu itu menyayangi dia. Saya suka mencium pipinya dan memuji kalau baunya wangi setelah mandi. Dia kalau mandi lama banget dan wangi. Sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar