Mengunjungi Kampung Djawi Jombang

Menjelang penghujung 2024, kantorku mengadakan gathering bersama seluruh karyawan baik redaksi, bisnis dan bagian lainnya. Mungkin ada 150 karyawan. Kegiatan diadakan di Kampung Djawi Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang pada 23-24 Desember 2024. Bus yang mengangkut karyawan dibagi dalam empat bus. Dari Malang dan Surabaya. Saya ikut bus dari kantor Surabaya karena kebetulan berada di rumah Sidoarjo. 

Pada jam 07.50 WIB, saya berangkat dari rumah di Sidoarjo ke kantor di Rungkut Industri III. Biaya perjalanannya Rp 43 ribu. Driver gojek menjemput saya. "Hari ini perjalanan saya jauh, Pak," kata saya pada driver. Ia menyatakan sudah terbiasa memgantar penumpang jauh. "Bahkan pernah sampai ke Gresik juga," kata dia. Begitu sampai kantor saya, ia berujar, alhamdullilah. 

Jarak rumah saya ke kantor kira-kira 23 km lebih. Mungkin seperti jarak Malang ke Kepanjen, Kabupaten Malang. Menurut driver, lalin relatif lancar. "Anak sekolah libur," kata dia. Saya membayangkan kalau macet di Malang selalu jadi gunjingan. Padahal di perjalanan Sidoarjo-Surabaya padatnya lumayan. Sekitar jam 09.15 WIB, bus berangkat ke Jombang. Dalam perjalanan, saya banyak tertidur. 

Di bus, teman-teman juga ada karaoke menghilang kejenuhan. Jalan ke lokasi tujuan menanjak. Sedang jalan desa tidak begitu lebar. Dalam perjalanan ke Kampung Djawi, hujan turun. Praktis, pas masuk lokasi, tidak mendapat kesan pertama karena hujan. Pembagian kamar sudah diinformasikan. Kebetulan di dalam vila saya diisi rombongan besar. Ada empat kamar. Dalam setiap kamar, jumlah tempat tidur susun berbeda. 

Ada yang tiga bed susun. Tapi di kamarku ada kamar mandi dalam. Kamar lainnya tidak ada. Tapi disediakan kamar mandi luar tiga. Ada meja dapur dan satu air galon. Konsep Kampung Djawi menawarkan pengalaman suasana khas Jawa. Semua bangunan dan lingkungannya khas Jawa. Disana ada beberapa model vila. Untuk rombongan banyak, ada vila/bangunan di bagian belakang dua lantai yang bisa menampung 35 an orang. 

Model tempat tidurnya susun semua. Selain itu ada fasilitas kolam renang, amphiteater dan makan tiga kali sehari. Tapi tergantung juga denga paket yang diambil. Saat awal datang, saya dan teman-teman mengeksplorasi lokasi. Melihat penginapan teman-teman lainnya. Pada malam harinya baru diadakan rapat dengan pimpinan untuk target 2025. Keesokan hariny baru acara bebas. Ada senam dan permainan seru-seruan. Seneng juga sih..

Oh ya, untuk makanannya, tentu saja makanan khas Jawa. Lokasi makan kita dekat dapur. Open kitchen. Mereka masih memasak tradisional. Menu makan khas Jawa tentu cocok bagi lidah kami semua. Apalagi ada sambel klotok. Juga disediakan teh, kopi yang diatur di atas lemari. Kita mengambil sendiri gelas dalam lemari itu. Serasa dalam rumah sendiri. Selalu ada buah pisang dan salak sebagai buah segar. 

Kecamatan Wonosalam dikenal dengan durennya. Tapi disana juga banyak salak, pisang dll. Lingkungan disana masih terjaga ekologinya. Jadi sepanjang jalan masih terlihat banyak tanamam. Oh ya, pete juga jadi salah satu tanaman disana. Dalam perjalanan, jika jeli, bisa melihat pohon pete. Tanaman salak juga banyak selain durian. Di halaman penginapan, pagi hari juga ada penjual buah. Ia menjual alpukat, salak, duren, pete dan camilan-camilan keripik. 

Kekurangan di lokasi ketinggian adalah sinyal internet yang kurang maksimal. Bisa sih dipakai tapi buat WA. Kalau gambar-gambar atau akses lain agak sulit. Tapi kadang lancar. Kondisi ini mungkin agak sulit bagi teman-teman yang akan mengirim berita  karena akses internet. Pihak penginapan juga menyediakan wifi. Tapi saya memakai paket internet. Di Kampung Djawi juga ada kafe buat nongkrong. Lobinya juga khas Jawa. Itu baru saya lihat di hari kedua karena sedang ke depan untuk membeli buah di halaman parkir. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Meraup Untung Dari Si Mini