Kabupaten Malang Waspadai Flu Burung
Kabupaten Malang termasuk daerah endemis flu burung. Sehingga sewaktu-waktu bisa muncul lagi dan mungkin menimbulkan korban. Meski hingga saat ini belum ada suspect flu burung dari Kabupaten Malang, namun Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang akan terus dipantau oleh petugas teknisnya di tiap kecamatan. Selain itu, masih ada tujuh petugas PDSR (Partisipatory Diseaseas and Surveillance Responses) di tujuh eks kawedanan Kabupaten Malang. ”Tapi mudah-mudahan tidak ada korban dari Kabupaten Malang,” jelas Sujono, Kadisnak dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, Minggu (19/2). Menurutnya, virus flu burung mudah berkembang jika mendapatkan tempat yang cocok.
Maka ia hanya bisa meminta agar peternak tidak lalai menjaga kebersihan kandangnya. Bahkan dalam satu protapnya untuk mengatasi flu burung termasuk memusnakan hewan ternaknya agar tidak menambah sebaran. ”Untuk penyemprotan disinfektan harus dilakukan seminggu dua kali. Begitu juga dengan vaksinnya,” ujar Sujono. Namun menurutnya, untuk peternakan besar, penyediaan diinfektan sudah dilakukan secara mandiri. Begitu juga untuk vaksin. Sementara pihaknya ’ngopeni’ peternak kecil-kecil/rakyat. Karena itu, persediaan untuk antisipasi flu burung relatif kecil. ”Untuk disifektan, persediaan tahun ini hanya mencapai 60 liter. Tapi nanti kalau sudah dicampur air hasilnya banyak. Sedang untuk vaksin hanya ada persediaan sebanyak 5000 dosis atau kira-kira untuk 500 ekor unggas.
Karena persediaan vaksin tipis, pihaknya sangat mengandalkan dari Pemprov Jatim jika terjadi apa-apa. Sentra-sentra peternakan di Kabupaten Malang antara lain di Kecamatan Tumpang, Kecamatan Lawang dan Kecamatan Singosari. Kata Sujono, pada 2008 lalu, sejumlah kecamatan mengalami endemi flu burung. Pada 2008 juga sempat ada korban suspect flu burung. ”Idealnya, peternakan unggas dengan pemukiman jaraknya sekitar 250 meter. Tapi praktiknya, antara pemukiman dengan lokasi peternakan berdekatan,” ujar Sujono. Ia menyebut peternakan masyarakat di Desa Kambingan dan di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang.
Data yang diperoleh Surya¸ pada periode Januari-Agustus 2008 tercatat ada lima orang suspect flu burung, salah satunya sudah positif terinfeksi virus avian influenza tipe A yang merupakan warga Kecamatan Bululawang. Pada 2008, sebanyak 1189 unggas mati selama periode Januari - Agustus. Camat Tumpang, Suwaji menyebutkan sentra peternakan ayam petelur di wilayahnya ada di Desa Kambingan dan Desa Kidal.
”Memang dekat dengan pemukiman warga. Tapi lingkungan tidak mempermasalah. Di beberapa kesempatan, saya selalu menekankan kepada mereka untuk lebih menjaga kebersihan kandang ayamnya, terutama mengurangi bau kotoran ayamnya,” ujar Suwaji.
Dengan adanya kemungkinan berjangkitnya flu burung ini lagi, ia akan berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan terkait kewaspadaan terhadap flu burung. Menurut Suwaji, Desa Kambingan memiliki enam kelompok peternak ayam petelur dengan jumlah ayam sebanyak 586 ekor. Sehingga per tahunnya, di Kambingan mampu memproduksi 15.000 ton/tahun. Sedang di Desa Kidal, jumlah ayamnya mencapai 148.000 ekor dengan jumlah produksi sekitar 68.000 ton/tahun. vie
Komentar
Posting Komentar