50 Persen Tak Bisa Selesai Tepat Waktu
Dinas Pendidikan Kabupaten Malang mengakui sebanyak 50 persen sekolah yang mendapat anggaran rehab DAK pendidikan 2011 belum selesai direhab oleh rekanan. Jumlah sekolah yang mendapat DAK sebanyak 328 SD-SMP. Ia tetap bersikukuh, penyelesaian rehab harus selesai maksimal hingga akhir Februari nanti. Meski di lapangan, masih ada sejumlah sekolah seperti di Kecamatan Pagelaran yang memastikan baru bisa menyelesaikan pada Maret mendatang. “Bagaimanalah caranya. Kan bisa menambah tukang yang mengerjakannya atau lembur kerja. Kalau makin molor, yang rugi juga rekanan sendiri karena bayar dendanya makin banyak,” ujar Suwandi, Kadindik Kabupaten Malang saat sidak DAK di SDN Taman Asri Kecamatan Ampelgading bersama Komisi D DPRD Kabupaten Malang, Rabu (8/2).
Ditambahkan Wahyudi, PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) proyek DAK, ia sudah membuat daftar untuk denda meski enggan menyebut nilainya. “Nanti dendanya kami serahkan ke kas negara kok. Perhitungan dendanya juga ada,” katanya. Karena sudah 50 persen sekolah belum selesai direhab, maka Suwandi juga memastikan sebanyak itu pula yang akan mendapat denda dari pihaknya. Jika tidak beres, ia juga sudah memerintahkan untuk memblokir pencarian sambai beres. Meski separuh sudah ada yang menyelesaikan, tapi semua proyek DAK belum diserahkan ke PPK sebagai tanda PHO (Profesional Hand Over). Menurut Suwandi, kalau yang sudah selesai ada yang sudah dimanfaatkan oleh sekolah, hal itu bersifat pinjam pakai.
Yang mengejutkan, dalam sidak ke SDN Sonowangi 01 Kecamatan Ampelgading juga ditemuikan kejanggalan pengerjaan proyek. Tegel lama dalam dua ruang kelas untuk kelas 5 dan 6 yang direhab tetap dipakai meski sudah kusam. Sementara bagian luar kelas yang direhab dari luar terkesan bagus karena terasnya di keramik putih dan dinding luar diberi keramik warna pink. ”Nggak masuk akal dengan nilai DAK sebesar itu jika keramik dalam kelas tidak dimasukkan dalam RAB,” cetus Unggul Nugroho, Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Malang ketika melihat SDN Sonowangi 1.
Riaswandi, guru kelas V menyatakan para guru selama proses pengerjaan juga sudah menanyakan itu ke rekanan. ”Katanya, keramik untuk kelas tidak ada,” cerita Riswandi ditemui di sekolah. Begitu juga dengan teras kelas sebelumnya juga dibiarkan pakai tegel lama kusam itu. Tapi setelah diprotes sekolah, baru diberi keramik putih. Begitu juga dengan keramik tembok luar kelas. Keramik tembok warna pink hanya dipasang setinggi 125 cm. Karena terlihat ’wagu’, sekolah mengeluarkan anggaran sendiri menambah keramik setinggi 25 cm. Mengetahui hal itu, Suwandi meminta Wahyudi yang juga Kabid TK SD Dindik Kabupaten Malang untuk memanggil rekanan yang mengerjakan SDN Sonowangi 01 untuk memperbaiki keramik dalam kelas. ”Itu bukan karena salah perencanaan. Tapi rekanannya nakal,” tegas Suwandi. vie
Komentar
Posting Komentar