Lokalisasi Suko Bakal Ditutup
Jika lokalisasi Suko yang berada di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang ditutup, para pekerjanya merasa siap. Asalkan mereka diberi pelatihan keterampilan agar mereka tidak kembali terjun ke pekerjaan itu. Masalah itu bahkan telah diusulkan dalam Musrembang 2013 Kecamatan Sumberpucung pada 8 Februari lalu. “Intinya mereka welcome dan siap ditutup asal ada pelatihan keterampilan dari pemerintah daerah,” jelas Mumuk Hadi Martono, Camat Sumberpucung, Senin (13/2).
Tak hanya pekerjanya, tapi juga mucikarinya. Menurutnya, jumlah wanita pekerja seks (WPS) yang aktif sekitar 30-an orang. Tapi yang terdata mencapai 164 orang. Di Suko ada 36 wisma dengan jumlah mucikari sebanyak 36 orang. Menurut Mumuk, dalam pembicaraan/pendekatan informal, mereka yang ingin berhenti menjadi WPS rata-rata berusia 30 tahunan. Menurutnya, ada yang ingin membuka usaha pracangan andai mendapat modal untuk keluar dari pekerjaannya itu.
Setiap harinya, para wanita pekerja seks ini setidaknya mendapat penghasilan dari para tamunya sekitar Rp 200.000. Pemkab Malang sendiri berhasil menutup lokalisasi Buk Tape di Kepanjen pada tahun lalu setelah melalui proses bertahun-tahun. Kemudian para pemilik wismanya antara lain dilatih keterampilan menanam jamur tiram. Sehingga para pemilik wisma itu mendapat penghasilan setelah wismanya ditutup. Terpisah, Djaka Ritamtama, Kadisnaker dan Transmigrasi Kabupaten Malang menyatakan untuk pemberian modal, pihaknya juga tidak ada anggaran.
”Paling hanya memberi keterampilan. Pernah kami juga memberi pelatihan menjahit pada wanita pekerja di Suko tapi saya gabungkan dengan kecamatan lain. Bahkan diberi mesin jahit pada tahun lalu,” cerita Djaka. Katanya, wacana penutupan lokalisasi Suko itu sudah berulang kali. Apalagi selama masa pemerintahan Pakde Karwo-Gus Ipul sudah mencanangkan hingga 2014 sudah bebas dari lokalisasi di Jawa Timur. Menurut Djaka, jika pemberian keterampilan nantinya memang diinginkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial terkait jenis pelatihannya. ”Mungkin pemberian keterampilan tata rias lebih menarik buat mereka ya? Sebab mereka kan biasanya juga biasa macak ” tutur Djaka. vie
Komentar
Posting Komentar