Kendala Dana, Pembuatan Sudetan Banjir Terhenti
Sudetan banjir yang mangkrak dikeluhkan warga |
Sudetan banjir yang sempat dikerjakan pada 2010 untuk mengalirkan genangan air hujan di Dusun Krajan I, Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang ternyata sudah terhenti setahun lebih. Sehingga kerukan yang dilakukan oleh Dinas Bina Marga Kabupaten Malang kini tertimbun tanah lagi. ”Kami khawatir ini terjadi banjir lagi. Selain itu, saya sudah sering didesak warga untuk menyelesaikan hal ini,” ujar Heru Sembodo, Kades Tumpakrejo di lokasi sudetan banjir yang mangkrak, Rabu (1/2).
Apalagi sampai saat ini, curah hujan masih tinggi. Kata kades, warga yang memiliki ternak sapi bahkan sudah bersiap mengevakuasi ternaknya karena takut terjadi banjir lagi.
Banjir hebat menimpa dusun yang dihuni oleh 22 KK pada November 2010 silam hingga meluap ke jalan raya. Lokasi dusun itu memang lebih rendah dari jalan raya. Ketika terjadi banjir dulu, kedalaman banjir antara 4 meter hingga 6 meter. Karena meluap hingga ke jalan, jalur Kalipare-Donomulyo sempat terputus. Penyebab banjir waktu itu karena luwengan di dusun itu tersumbat pohon kelapa. Agar dusun itu tidak tergenang terus, akhirnya Pemkab Malang membuat sudetan banjir yang melewati lahan milik Perhutani kemudian dialirkan ke jurang bawahnya.
Kata kades, dalam berbagai kesempatan, masalah sudetan itu selalu ditanyakan, termasuk ketika ada anjangsana bupati di Kalipare pada tahun lalu. Namun ia mendengar, karena anggarannya cukup besar yaitu Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar dan sedang dicarikan dana ke pemerintah pusat. Rencananya, sudetan banjir itu memiliki panjang 300 meter. ”Kalau sudetan ini tidak segera dibenahi, jika banjir lagi, yang kasihan warga di Dusun Jurang Dandang. Pada 2010, tanahnya sudah ambles 15 cm,” cerita Heru. Dijelaskannya, jika tidak ada kejelasan penyelesaian sudetan itu, pihaknya akan menelusuri kebenaran apakah memang ada bukti pengajuan ke pusat terkait hal itu. ”Kalau memang anggarannya besar, ya setidaknya buat yang biasa dulu. Minimal ada aksinya. Misalkan diberi bantuan cempolongan , nanti biar warga yang kerja bakti mengerjakannya,” paparnya. Katanya, karena sering jadi sasaran banjir tahunan, sebanyak 80 persen warga di dusun itu juga siap direlokasi oleh pemerintah.
Agus Priyanto, Kadis Pengairan Kabupaten Malang menyatakan untuk membuat sudetan banjir memang membutuhkan anggaran besar yaitu Rp 2 miliar. ”Tahun ini mungkin bisa dikerjakan secara bertahap dengan anggaran Rp 1 miliar,” terang Agus ditemui di ruang kerjanya. Ia mendapatkan anggaran itu dari APBD Provinsi Jawa Timur. Katanya, dengan tekstur tanah di Tumpakrejo yang berlumpur dan berbatu, tidak bisa dibuat sudetan air yang biasa karena tanahnya mudah ambrol sehingga perlu konstruksi beton. Anggaran Rp 1 miliar rencananya nanti untuk gorong-gorong tertutup dulu. Tujuannya agar lahan Perhutani yang sudah dikeruk bisa ditutup lagi dan bisa ditanami lagi.
Namun ia tidak tahu kapan pelaksanaan pada tahun ini karena masih harus melewati mekanisme lelang dulu, namun ia memastikana anggarannya sudah siap. Harapannya, selama dua tahun mendatang bisa terselesaikan semuanya. vie
Komentar
Posting Komentar