20 Menit Kepanjen Diguyur Hujan Es


Hujan deras yang mengguyur Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (23/2) sore membuat sejumlah warga Kepanjen miris. Pasalnya, tak hanya disertai angin kencang, selama beberapa menit, hujan juga disertai butiran-butiran es yang menyebabkan bunyi gaduh di atap-atap rumah. Nur Chasanah, salah seorang pengelola warung di Jl Panji, Kepanjen menyebutkan, hujan disertai butiran es turun selama kurang lebih 20 menit sejak pukul 14.30 WIB. “Esnya besar-besar, malah besarnya seperti kelereng,” terang perempuan yang akrab dipanggil Ana ini.
Bagi perempuan paruh baya ini, hujan es seperti ini adalah yang pertama kali dia lihat selama mengelola warung nasi di Jl Panji. Karenanya, setelah mendengar bunyi keras dari atap warung, ia pun keluar untuk memeriksa air hujan yang turun. Benar saja, saat telapak tangannya menadah air, disitu ia mendapati beberapa butiran es. “Sebenarnya ya takut, karena suaranya keras sekali di genteng. Untungnya tidak sampai ada yang rusak,” imbuhnya. Terpisah Rachmatullah Adjie, Kasi Observasi dan Informasi BMKG Karangploso menyatakan sebenarnya fenomena hujan es adalah biasa.
Tapi karena masyarakat tidak terbiasa dengan itu, menimbulkan tanda tanya. ”Namun sifat turunnya hujan es seperti di Kepanjen ini sangat lokal. Bisa tidak terjadi di tempat lain,” ujar Adjie, panggilan akrabnya. Fenomena adanya hujan es merupakan akumulasi dari timbulnya awan panas cumulonimbus (CB). Hal ini karena sebelumnya ada pemanasan intens pada sebelumnya. Kemudian molekulnya terangkat menjadi dingin karena hujan dan selanjutnya jadi kristal-kristal mirip es. Sebelumnya biasanya juga ada banyak petir.
Menurut Adjie, uap panas dari cuaca terik itu biasanya sampai pada lapisan tertinggi dan menjadi beku. Sebelum turun hujan, kawasan Malang memang sangat terik. Namun di atas jam 14.00 WIB kemudian mendung dan kemudian turun hujan deras. Terik panas di Malang dan sekitarnya menurut Adjie saat ini sebenarnya masih relatif normal, yaitu sekitar 31 derajat celcius. ”Namun karena saat ini masih musim hujan, tetap saja masyarakat harus waspada dengan kondisi ini,” ujarnya. Potensi dari dampak hujan deras antara lain selain bersifat lokal seperti turunnya hujan es, juga puting beliung, rawan banjir dll.
Karena hujan es bersifat sangat lokal, Apriliyanto, salah satu staf BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Malang yang berkantor di Jl Trunojoyo Kepanjen juga tidak melihat hujan es. Padahal Jalan Panji masih sederet dengan Jl Trunojoyo. ”Saya malah tadi sudah memikirkan kemungkinan adanya puting beliung jika melihat derasnya hujan tadi,” ungkap Apriliyanto. Sejauh ini masih belum ada laporan ke BPBD terkait dampak hujan es atau hujan deras dari kecamatan-kecamatan lain. Hal yang sama juga dikatakan oleh Camat Kepanjen, Eko Suwanto mengatakan di sekitar kantor kecamatan Jl Kawi tidak ada hujan es. ”Hanya hujan deras,” tutur Eko Suwanto. St17/vie    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini