Sub Terminal Ampelgading Mangkrak Dimanfaatkan Menjemur Jagung


Sub terminal Ampelgading, Kabupaten Malang meski sudah dioperasionalkan sejak pertengahan 2010, namun hingga sekarang tetap diogahi oleh bus-bus rute Malang-Dampit-Lumajang PP. Sehingga suasananya melompong. Lahan di lokasi itu antara lain dimanfaatkan warga untuk menjemur jagung, Rabu (9/2). 

Di sub terminal itu ada  bangunan yang nampaknya direncanakan untuk difungsikan untuk kantor namun tidak terpakai. ”Karena tidak terpakai ya..tidak ada petugas dishub yang ditempatkan di sini,” aku Didik Hadi, Kepala UPT Terminal Dampit ditemui di Ampelgading.

Sub terminal Ampelgading menjadi bagian dari Terminal Dampit. Didik menduga, keengganan bus masuk ke sub terminal itu karena lokasi di tikungan. Bus rute Malang-Dampit-Lumajang PP yang lewat adalah bus Parikesit dan Putramulya. 

Lokasi sub terminal itu juga berdampingan dengan pasar desa yang tujuan awalnya adalah saling mengerek keramaian. Tapi karena sub terminal sepi, pasar juga relatif ikut sepi. Sub terminal itu dibangun secara multiyears mulai 2006-2009. Kemudian pada pertengahan 2010 resmi dioperasionalkan.

Moch Darwis, Kabid Pemadu Moda Transportasi Dishubkominfo Kabupaten Malang mengatakan pihaknya sebenarnya juga sudah berusaha optimal melakukan pendekatan ke masyarakat pengguna transportasi. ”Nanti kalau dipaksa-paksakan masuk, demo atau merembet ke yang lain,” komentar Darwis. 

Achmad Andi, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Malang menyayangkan kondisi itu karena tidak termanfaatkan. Padahal pembangunannya pasti menyerap anggaran cukup besar.
”Saya lihat, terminal-terminal lainnya juga tidak bisa maksimal, seperti Terminal Talangagung di Kepanjen, Terminal Wonosari, Terminal Gondanglegi, terminal di Lawang dll. Bagaimanalah upaya dishub agar retribusi juga bisa masuk ke daerah daripada bangunan itu muspro (sia-sia),” papar Andi. 

Namun di satu sisi, keberadaan terminal/sub terminal sering juga kurang didukung oleh perilaku masyarakat yang juga enggan masuk ke terminal untuk mencari angkutan. Mereka lebih suka mencegat di jalan.

Meski begitu, ia meminta Dishubkominfo untuk mengoptimalkan upayanya agar terminal-sub terminal yang ada bisa berkembang daripada memarakkan terminal bayangan.
”Nanti Komisi D akan menjadwalkan hearing dengan Dishubkominfo Kabupaten Malang,” tambahnya. 

Kata Darwis, sub terminal Wonosari kurang maksimal karena awal dibangunnya juga mendukung objek wisata religi di Gunung Kawi. Tapi ternyata para pengunjungnya lebih banyak yang memakai kendaraan pribadi. Sedang Terminal Gondanglegi yang mangkrak lama dipastikan pada tahun ini akan dioperasional setelah menambah bangunan tambahan seperti kios-kios ramai. sylvianita widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini