30 Menit Kernet Cilik Bertahan Di Gorong-Gorong

Hendri dibawa ke klinik medis

Tidak terpikirkan oleh Budiono (41) sopir truk gandeng asal Desa Sekaran, Kecamatan Kain, Kabupaten Kediri harus menyaksikan keponakannya selama 30 menit berjuang melawan derasnya gorong-gorong di Jl Raya Danau Toba, Selasa (22/3/2011) sore.

Ia di dalam gorong-gorong itu mulai pukul 16.15 WIB-16.45 WIB. Saat itu, Kota Malang memang sedang turun hujan deras. Biasanya kalau sudah begitu gorong-gorong sepanjang Jl Raya Danau Toba, Sawojajar terisi air penuh.

Dalam kondisi itu, sekitar pukul 16.15 WIB, kernet cilik yang merupakan keponakannya yaitu Hendri Setiono (14), terpeleset. Truk gandeng berpelat AG 8980 UR selama dua hari terakhir melakukan aktivitas bongkar keramik dari Bogor untuk toko bangunan Indo Makmur. Truk itu kebetulan parkir di di depan rumah kos Jl Raya Danau Toba D I/E26 yang berada di samping toko bangunan itu.

“Saya nggak tahu persis kejadiannya. Sebab saya sedang memasang terpal truk yang berada di kanan jalan. Sementara Hendri nampaknya hendak masuk kabin namun terpeleset,” cerita Budiono ketika ditemui di Klinik Medis Elisa yang berada di seberang TKP setelah keponakannya berhasil diselamatkan.

Ia memperkirakan, Hendri yang DO dari kelas 1 di sebuah SMP di Kediri jatuh terpeleset ketika ingin memasuki kabin truk. Karena tubuhnya kecil, sementara kabin truk itu tinggi, ia akhirnya jatuh. Posisi parkir truk gandeng itu memang mepet dengan gorong-gorong terbuka dengan perkiraan kedalaman dua meter. Setelah jatuh, Budiono hanya mendengar orang-orang mengabarkan bahwa anaknya jatuh.

Ia bergegas turun dari truk, namun Hendri sudah hanyut dan masuk ke saluran yang telah tertutup cor. “Saya sudah tidak memikirkan apa-apa,” cetusnya mengenang perjuangan Hendri. Untungnya, korban tidak panik, sehingga ketika berada di dalam saluran yang tertutup cor itu dia mampu menggapi ram besi penutup gorong-gorong. Kebetulan ram besi itu berada di depan toko bangunan itu yang berjarak sekitar 20 meter dari saluran terbuka.

Tangannya berhasil meraih ram besi karena kebetulan air di saluran itu masih tinggi. Selama 30 menit korban menggigil menahan dingin akibat deraan arus deras air gorong-gorong hingga tangannya sampai memucat. Beruntung saat kejadian ada dua petugas Satpol PP Kota Malang yang pulang kantor dan lewat di jalan itu.

Petugas itu berusaha menghubungi Tim SAR dan polisi, namun tidak kunjung datang ke lokasi. Akhirnya, kedua Satpol PP itu bersama sejumlah warga berusaha keras mencari cara untuk menolong Hendri. Polisi baru datang ke TKP setelah Hendri berhasil dievakuasi dan dibawa ke Klinik Medis Elisa. “Kami sudah mengontak tim SAR, tetapi tak kunjung datang,” ujar seorang petugas Satpol PP, kemarin.

Di ujung gorong-gorong yang berada di depan Salon Tiara atau sekitar 10 meter dari ram besi tempat Hendri menyelamatkan diri sempat dipasang tangga untuk menghadang Hendri. Tapi warga juga sempat khawatir yang akan menolong juga akan terseret karena airnya deras. Untuk mengurangi rasa dingin, korban pun diberi minuman teh hangat. Sesekali bocah itu menyedot teh yang dikemas dalam plastik yang disodorkan dari sela-sela ram besi itu.

Dalam kurun waktu 30 menit setelah air agak surut sedikit, ada dua warga yang menyelamatkan Hendri. Kedua orang itu menjemputnya dengan turun di gorong-gorong. Mereka membawa ban truk yang sudah diberi tali. Tali itu dipegangi oleh sejumlah warga di dekat kantor unit BNI Sawojajar. Hendri diselamatkan dengan melawan arus oleh dua warga itu. Hendri diletakkan di ban dan ditarik oleh warga. Begitu berhasil diselamatkan, seluruh warga bersorak.

Oalah, Ndri. Alhamdullilah, selamat,” kata Budiono ketika menggendong Hendri setelah berhasil ditarik. Suaranya parau menahan airmatanya. Hendri tak bisa berkata apa-apa. Akhirnya ia dibawa ke Klinik Medis Elisa untuk diperiksa karena menggigil kedinginan. Bajunya segera dilepaskan dan diberi selimut serta minyak gosok. Ia segera memejamkan matanya karena kelelahan. Dikatakan Budiono,  keponakannya itu baru satu kali ikut dengannya. “Ia sudah tidak mau sekolah lagi. Katanya mau ikut saya melihat Jakarta terus ke Malang,” ceritanya. Ia senang saja ditemani oleh keponakannya itu.
Budiono menemani Hendri di klinik usai diselamatkan
 “Kernet asli saya sedang izin karena ibunya sakit,” ungkapnya. Robert, penjaga rumah kos mengaku selama dua hari sempat bergaul akrab dengan Hendri. “Anaknya sregep (rajin), makanya banyak yang suka ke dia,” kata Robert yang ditemui terpisah. 

Salah satu saksi mata, Ny Soraya mengatakan ia mengetahui ada anak tenggelam ketika hendak meninggalkan kantor, Satpam kantornya berteriak-teriak. 

Ia akhirnya berada di depan toko bangunan itu. Ia berusaha memberi dukungan ke Hendri untuk bertahan dengan terus memegang tangannya.sylvianita widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini