Jual Bibit Lele Menguntungkan


Bibit lele siap jual...
SALAH satu unggulan produk Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang adalah produksi bibit lelenya. Di Desa Maguwan, setidaknya ada 50 petani lele yang tergabung dalam kelompok tani Mulyorejo I sub perikanan.

Sehingga kecamatan ini menjadi sentra bibit lele di Kabupaten Malang. Wahyu Tejo, salah satu petani lele mengatakan lebih menguntungkan menjual bibit lele dibandingkan jika menjual lele konsumsi.

“Sebab bibit lele berusia sebulan yang memiliki ukuran 3-5 Cm sudah bisa dijual dengan harga lumayan,” jelas Wahyu sambil memperlihatkan bibit-bibit lele di kolam miliknya. Bibit lele ukuran 3 cm per 1.000 ekor dijual Rp 50.000.

Sementara ukuran 4 cm, bisa laku Rp 60.000 per 1.000 ekor. Sementara ukuran 5 cm, dijual Rp 80.000 per 1.000 ekor. Ia membandingkan jika harus menjual lele konsumsi yang memerlukan waktu lebih lama pemeliharaannya namun harga jualnya tidak terlalu luar biasa yaitu Rp 10.000 per kg-nya. Belum lagi untuk membesarkan ikan lel konsumsi harus memikirkan juga pakannya.

Karena itu, banyak warga Maguwan lebih memilih berkonsentrasi menjual bibit lele. Induk lele sendiri tidak berasal dari Ngajum, tapi membeli di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.
Biasanya, induk lele itu diberi makan ikan mujair, percel (anak kodok) dll. Wahyu memiliki 50 ekor indukan lele dengan lima pejantan.

Lele induk itu dalam waktu satu tahun bisa produktif menghasilkan ‘junior-junior’nya dalam jumlah yang banyak setiap kali ‘melahirkan’. Setiap induk bisa menghasilkan 80.000-120.000 anak/bibit lele. “Baru setelah induk berusia 5-6 tahun, maka induk itu sudah afkiran,” ceritanya. Ia memiliki 11 kolam dengan ukuran 4 x 6 meter yang telah dilapisi terpal. Kolam dilapisi terpal agar mudah untuk sterilisasi dan setiap dua minggu sekali. Sirkulasi air juga harus bagus.

Menurut Karno, petani lele yang lain. setidaknya per bulan ada 25.000 ekor bibit lele bisa dijual tiap petani lele dari Desa Maguwan. Kisah awal booming beternak lele dimulai pada 2009 lalu. Kata Karno, pasar sangat mendukung. Apalagi pengairan di Ngajum juga bagus karena banyak sumber air di Maguwan.

“Bahkan sumber air Umbulan di Maguwan juga dipakai PDAM Kabupaten Malang yang memiliki debit 100 liter per detik,” jelas Karno. Lele induk sendiri tiap 3-4 bulan sekali bertelur. Pasar bibit lele tidak hanya ke Kabupaten Malang tapi juga hingga ke Blitar, Gorontalo, Kalimantan dan Pekanbaru.

Omzet petani lele menurut Wahyu yang juga bendahara poktan itu diperkirakannya mencapai Rp 62,5 juta per bulan. Pemasaran yang jelas sangat menguntungkan petani bibit lele di desa ini karena ditampung oleh UPT Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur yang ada di Kepanjen untuk dijual lagi ke berbagai daerah. Namun ada juga para pedagang yang langsung kulakan ke petani lele secara langsung.  sylvianita widyawati

Cuaca Ekstrim, Lele Rawan Kena Jamur

Tak hanya keuntungan saja yang harus dipikirkan ketika bertani lele. Sebab selalu ada hambatan ketika ada kesuksesan. Untuk bibit lele, musuhnya adalah ketika terjadi anomali cuaca yaitu adanya jamur pada tubuh bibit lele itu. “Malah ketika tahun lalu lebih sering turun hujan, tidak masalah. Di kolam ada bak kontrol air. Yang membahayakan ketika terjadinya cuaca ekstrim,” kisah Wahyu dan Karno.

Bisa dipastikan, jika jamur menyerang, maka 50 persen bibit lele akan mati. Maka keuntungan juga bisa melayang. Cuaca ekstrim yang digambarkannya adalah ketika pagi hingga siang cuaca panas, tapi kemudian mendung dan hujan. Jika jamur sudah menyerang, maka kulit pada bibit lele itu seperti terluka.

“Ada memang obatnya dan PPL juga sering memberi pengarahan soal itu,” tambah Karno yang memiliki delapan kolam di rumahnya. Bibit lele biasanya di kolam diberi makan cacing. Selain masalah jamur, perhatian dan keseriusan dalam berusaha juga diperlukan dan yang lebih penting lagi adalah pasar pada produknya juga jelas. sylvianita widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini