Rumah Berpenjor, Tanda Nyepi


Suasana Nyepi  di Kab Malang 


UMAT  Hindu yang merayakan Nyepi sangat terasakan di Dusun Karangtengah, Desa Glanggang, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Sabtu (5/3). Yang membedakan di antara rumah warga adalah rumah warga beragama Hindu dipasangi penjor dari janur. Terlihat tidak ada aktivitas di rumah warga Hindu. Jendela ditutup rapat dengan korden. Tapi ada juga yang duduk di teras rumah seperti Rukani, warga Gg Kelurahan RT 26/27. “Ya, ini sedang menjalankan puasa tidak makan, tidak minum, tidak tidur,” jelas Rukani, Sabtu (5/3).
Ia menjalani puasa sejak Sabtu pukul 00.00 WIB dan akan berakhir pada Minggu pukul 00.00 WIB. Pagi harinya, ia beribadah lagi di pura dekat rumahnya. Selama Nyepi, umat Hindu tidak menjalani empat hal yaitu amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelangunan. Untuk amati geni, dengan cara mematikan saklar listrik di rumahnya. Sementara Ny Tohan, warga dusun setempat menyatakan, kondisi kampung ketika Nyepi selalu begitu.
“Hubungan antara warga dengan yang beragama Hindu juga baik. Warga Hindu sebelum Nyepi biasanya juga secara bergantian mengirim ater-ater dalam kurun waktu dua minggu,” cerita Ny Tohan yang memiliki toko pracangan ini. Isinya  biasanya aneka kue tradisional seperti kue apem, kue kucur dll. Warga setempat juga menikmati maraknya tawur kesanga, H-1 Nyepi yang biasanya diisi pembakaran ogoh-ogoh yang digambarkan sangat meriah karena seperti perayaan 17 Agustusan.
Dimas Sujono dari Hindu Centre menyatakan, puncak acara Nyepi dirayakan di Candi Badut, Desa Karang Besuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang sebagai acara Ngembak Geni sebagai perwujudan untuk membangunkan kembali kekuatan yang ada setelah menjalankan Nyepi selama 24 jam. Jumlah warga Hindu di Malang Raya mencapai 34.000 orang. vie

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini