Lokal Kelas Rusak, Mengungsi Ke Aula

Lokal kelas yang rusak di SDN Kendalpayak, Pakisaji
 Dari 12 lokal kelas di SDN Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, sebanyak tiga lokal kelas mengalami kerusakan. Dua lokal bisa dibilang kategori rusak berat karena atapnya sudah ada yang bolong. Kondisi itu mempengaruhi kondisi di bagian dalam ruang kelas. Tiga lokal kelas itu dulunya adalah kelas milik SDN Kendalpayak III yang diperkirakan dibangun pada era SD Inpres. Sementara bangunan lokal kelas lainnya sudah bagus karena telah mendapat DAK pendidikan. SDN Kendalpayak merupakan SDN merger dari tiga SDN yaitu SDN Kendalpayak I, II dan III yang kini memiliki sekitar 450-an siswa.
Ruang aula sekolah yang dijadikan kelas
”Untuk lokal kelas yang parah sudah tidak dipakai sejak 1,5 tahun lalu. Dulu dipakai untuk kelas IV B,” jelas Eni Sugiarti, guru kelas 5A, Selasa (1/11). Sementara untuk lokal kelas IV A baru tidak difungsikan dua bulan lalu. Tiga lokal kelas itu dalam satu los atap. Sementara satu lokal kelas 5B masih digunakan hingga Selasa. Namun rencananya siswa juga akan diungsikan karena hujan sudah sering turun. Dengan kondisi dua ruang kelas tidak bisa dipakai, sekolah tidak sampai menelantarkan siswanya. Sebab kegiatan belajar mengajar diarahkan ke aula untuk dipakai siswa kelas 4A dan sebuah ruang kosong yang dulunya kelas 4B. 
  Jumlah siswa cukup banyak karena sekolah ini memakai kelas paralel, kelas A-B karena tak hanya warga Desa Kendalpayak yang menyekolahkan di sekolah itu, namun juga dari Desa Genengan, Desa Karangduren hingga Desa Segaran yang sudah berbatasan dengan Kota Malang. Guru kelas yang mengajar di SDN tersebut sejak 1984 itu tidak mengetahui apakah sekolah juga sudah mengajukan DAK ke dinas pendidikan. ”Memang ada yang pernah melihat ke sekolah ini,” urainya. Wahyudi, Kabid TK-SD Dinas Pendidikan Kabupaten Malang menyatakan jika memang sekolah tersebut belum mendapat DAK untuk perbaikan lokal kelas itu, mungkin ada sekolah lain yang lebih parah ketika ada tim survei DAK.
”Mungkin nanti bisa diusulkan untuk perolehan DAK 2012,” urai Wahyudi. Dindik sendiri baru menyelesaikan proses lelang untuk rehabilitasi sekolah yang mendapat DAK pendidikan 2011 senilai Rp 71 miliar. Pada tahun ini, dindik memiliki dua DAK jumbo yaitu DAK 2010 sebesar sebesar Rp 50 miliar. Sehingga total ada Rp 121 miliar. Namun untuk DAK pendidikan 2010 untuk peningkatan mutu kabarnya juga masih belum berani dilaksanakan karena masih menunggu juknisnya. Namun menurut Wahyudi untuk DAK pendidikan 2010 sudah dilaksanakan sambil jalan menunggu juknis turun. ” Ada pembangunan 100 perpustakaan yang dibangun. Tiap perpustakaan  luasnya mencapai 56 meter persegi yang akan diisi dengan mebeler dan buku-bukunya,” ujarnya.
Sementara Bupati Malang, Rendra Kresna ketika di gedung DPRD Kabupaten Malang pada Senin (31/10) optimistis bahwa pembangunan fisik DAK 2011 untuk rehabilitasi atau pembangunan ruang kelas baru bisa diselesaikan dalam kurun waktu dua bulan ini oleh rekanan. Lelang e-proc atas proyek DAK 2011 dindik baru saja diselesaikan. Dalam situs LPSE Kabupaten Malang, proyek yang dilakukan dindik itu antara lain rehabilitasi berat tiga lokal kelas untuk SDN Bokor Kecamatan Turen senilai Rp 217, 2 juta. Kemudian rehabilitasi berat untuk enam lokal kelas pada SDN Sukoanyar 02, Kecamatan Pakis. Selain itu ada rehabilitasi berat tiga lokal kelas di SDN Lawang 6 senilai Rp 217,2 juta. Ada juga rehabilitasi berat pada tiga lokal kelas di SMP Angkasa, Kecamatan Singosari senilai Rp 215 juta.
Waktu dua bulan untuk melakukan proses rehab itu diyakini Bupati Malang, Rendra Kresna bisa dilaksanakan oleh kontraktor mendapat proyek lelang itu. ”Cukup kok waktunya dua bulan,” yakinnya. Ali Hartono, anggota Komisi D DPRD Kabupaten Malang menyatakan dengan baru selesainya proses lelang, maka tugas beratnya adalah melakukan kontrol kualitas pada produk yang dihasilkan. Apalagi di satu sisi juga sudah mulai memasuki musim hujan.  ”Melakukan kontrol kualitas pada produk sangat berat karena dalam waktu bersamaan lebih dari 1.000 lokal kelas dibangun dan semuanya itu dikerjakan oleh rekanan,” kata Ali, politisi dari PKS itu.
Menurutnya, meski bisa dikerjakan dalam waktu cepat, namun jika tidak menjaga kualitasnya sehingga kemudian baru dua tahun bangunan rusak, hal itu juga tidak diinginkan terjadi. Apalagi anggaran untuk DAK pendidikan 2011 sangat besar. Selain alokasi Rp 71 miliar dari pemerintah pusat, Pemkab Malang juga memberi dana pendampingan sebanyak Rp 7 miliar. Sehingga ada alokasi anggaran Rp 78 miliar. Katanya, memperketat pengawasan pada proyek DAK merupakan tugas penting agar bangunan bisa digunakan lebih lama. Sehingga tahap berikutnya, dunia pendidikan tidak hanya berkutat pada pembangunan fisik/perbaikan, namun sudah pada tahap peningaktan mutu pendidikan bagi Kabupaten Malang. vie

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini