10 Pantai Rawan Tsunami di Kabupaten Malang
MALANG- Sebanyak 10 pantai di Kabupaten Malang rawan tsunami. Padahal di
kawasan pantai itu telah dihuni warga masyarakat. Saat ini, BPBD (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Malang sedang melaksanakan pendataan
jumlah warga dan mencarikan lokasi untuk evakuasi jika terjadi tsunami. "Namun
pendataan jumlah warga dan titik evakuasi sedang dilakukan bekerja sama dengan
Universitas Brawijaya," jelas Hafi Lutfi, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten
Malang beberapa waktu lalu.
Jika sudah ditemukan
titik evakuasi, maka warga yang berdomisili di sekitar pantai itu bisa
menyelamatkan diri jika ada tsunami.
"Targetnya pada tahun depan,
setidaknya dari rencana pendataan warga dan titik evakuasinya bisa
didapatkan," tambah mantan Camat Wagir ini. Menurutnya, ketika terjadi
tsunami, warga tak harus 'lari' ke lahan yang lebih tinggi. Tapi bisa ke rumah
warga misalkan di lantai dua. Ditambahkan oleh Bagyo Setyono, Kabid Tanggap
Darurat BPBD Kabupaten Malang, 10 pantai rawan tsunami yaitu Pantai Kondang
Merak, Pantai Balekambang, Pantai Ngantep, Pantai Tambakrejo, Pantai Tamban,
Pantai Sidoasri, Pantai Wediawu, Pantai Licin, Pantai Lenggoksono dan Pantai
Bajulmati.
Pada sejumlah pantai ini sudah dipasangi papan peringatan bahaya tsunami seperti di Pantai Balekambang dan Pantai Tamban. Di Pantai Tamban, pemukiman warga malah sangat dekat pantai. Ketika ombak mencapai empat meter, limpahan air ombak langsung mengenai rumah warga. Namun warga sudah bertahun-tahun tinggal di pinggir pantai yang masuk kawasan Perhutani ini. Sementara itu Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Malang tahun ini berencana meminta bantuan pengadaan alarm tsunami ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. Sebab saat ini, baru alarm tsunami itu baru terpasang di Pantai Tamban, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Pada sejumlah pantai ini sudah dipasangi papan peringatan bahaya tsunami seperti di Pantai Balekambang dan Pantai Tamban. Di Pantai Tamban, pemukiman warga malah sangat dekat pantai. Ketika ombak mencapai empat meter, limpahan air ombak langsung mengenai rumah warga. Namun warga sudah bertahun-tahun tinggal di pinggir pantai yang masuk kawasan Perhutani ini. Sementara itu Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Malang tahun ini berencana meminta bantuan pengadaan alarm tsunami ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. Sebab saat ini, baru alarm tsunami itu baru terpasang di Pantai Tamban, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
“Mungkin kami akan mengajukan tiga buah. Namun tidak tahu
yang akan disetujui berapa. Kalau tidak, ya lewat APBN,” jelas Endang
Retnowati, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang, Minggu
(3/6). Secara resmi pengajuan akan dilakukan, namun sudah menyampaikan
secara lisan beberapa waktu lalu. Pihaknya perlu meminta bantuan ke provinsi,
karena jika dialokasikan ke APBD Kabupaten Malang, anggarannya sangat terbatas. “Pantai-pantai di lima kecamatan itu memang rawan tsunami.
Tapi nantinya jika ada alat alarm/sirene tsunami didapat, kami akan konsultasi
ke BPBD untuk diletakkan dimana alat. Terutama pantai yang paling membutuhkan,”
terang Atik, panggilan akrabnya.
Ia mencontohkan seperti di Pantai Sendangbiru sebenarnya juga rawan tsunami, tapi masih terbantukan adanya keberadaan Pulau Sempu. Sehingga kalaupun ada ombak besar, maka masih ‘dihadang’ adanya Pulau Sempu itu. “Papan peringatan kawasan pantai rawan tsunami juga masih ada di beberapa pantai saja,” tuturnya. Ia mencontohkan di pantai yang agak jauh/relatif jarang dikunjungi pengunjung mungkin masih belum ada. Beda seperti di Pantai Balekambang. Meski tidak ada alarm tsunami, namun sudah diberi dipasang papan peringatan waspada tsunami. Di sekitar Pantai Tamban berada di Dusun Tamban, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan dihuni 80 KK.
Mereka sudah seringkali minta direlokasi ke lahan yang lebih aman. Warga sudah berada di kawasan aitu sejak 1960-an. Warga lewat kepala desanya sudah meminta kepada Pemkab Malang untuk membantu rencana relokasi itu namun hingga saat ini belum ada respons dari Perhutani. Lokasi relokasi yang letaknya 1,5 km dari kampung itu juga pernah disurvei oleh Pemkab Malang, Perhutani, Pemprov Jatim dan DPRD Kabupaten Malang. Kawasan baru itu relative aman. Sebab jika terjadi ancaman tsunami, warga biasanya juga lari ke pemukiman warga sekitar 2,5-3 km dari lokasi. Namun meski rawan, pantai ini juga kerap didatangi pelancong, terutama para pemancing karena daya tarik ikannya. sylvianita widyawati
Ia mencontohkan seperti di Pantai Sendangbiru sebenarnya juga rawan tsunami, tapi masih terbantukan adanya keberadaan Pulau Sempu. Sehingga kalaupun ada ombak besar, maka masih ‘dihadang’ adanya Pulau Sempu itu. “Papan peringatan kawasan pantai rawan tsunami juga masih ada di beberapa pantai saja,” tuturnya. Ia mencontohkan di pantai yang agak jauh/relatif jarang dikunjungi pengunjung mungkin masih belum ada. Beda seperti di Pantai Balekambang. Meski tidak ada alarm tsunami, namun sudah diberi dipasang papan peringatan waspada tsunami. Di sekitar Pantai Tamban berada di Dusun Tamban, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan dihuni 80 KK.
Mereka sudah seringkali minta direlokasi ke lahan yang lebih aman. Warga sudah berada di kawasan aitu sejak 1960-an. Warga lewat kepala desanya sudah meminta kepada Pemkab Malang untuk membantu rencana relokasi itu namun hingga saat ini belum ada respons dari Perhutani. Lokasi relokasi yang letaknya 1,5 km dari kampung itu juga pernah disurvei oleh Pemkab Malang, Perhutani, Pemprov Jatim dan DPRD Kabupaten Malang. Kawasan baru itu relative aman. Sebab jika terjadi ancaman tsunami, warga biasanya juga lari ke pemukiman warga sekitar 2,5-3 km dari lokasi. Namun meski rawan, pantai ini juga kerap didatangi pelancong, terutama para pemancing karena daya tarik ikannya. sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar