Nelayan Sendangbiru Lepas Paceklik


MALANG-Nelayan Sendangbiru yang berada di Desa Tambakrejo, KecamatanSumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang sudah mulai melaut lagi pada Juni ini karena ombaknya sudah mulai bersahabat. Sehingga mereka sudah mendapat penghasilan lagi.  “Sekarang nelayan di Sendangbiru sudah mulai membaik. Setidaknya dari biaya operasional dan pendapatan masih ada untungnya,” tutur Umar Hasan, Ketua Kelompok Nelayan Rukun Jaya Sumbermanjing Wetan, Selasa (12/6). Ia mencontohkan jika biaya operasional pencarian ikan mencapai Rp 8 juta, namun dari perolehan hasilnya sebanyak Rp 10 juta. Sehingga ada selisih Rp 2 juta yang menjadi keuntungan.
 Masa paceklik dialami nelayan sejak Desember 2011 hingga Mei 2012 lalu. Namun pada Mei, masih ada sejumlah nelayan yang nekad melaut dengan kondisi ombak tinggi meski hasilnya tidak seberapa.  “Tapi paling parah memang kondisi April lalu. Ombaknya mencapai empat meter sehingga nelayan tidak berani melaut,” urai Umar.  Jumlah nelayan di Pantai Sendangbiru mencapai 3.600-an orang dengan jumlah kapal 580-an. Dengan kondisi laut yang sudah bersahabat, nelayan juga mudah mencari ikan dengan harga ikan yang relatif kondusif.  
Di Sendangbiru terkenal dengan hasil ikan tuna, baby tuna, cakalang dan tongkol. Harga ikan tuna per kg sudah mencapai Rp 50.000. Sedanbg ikan baby tuna mencapai Rp 20.000 per kg. Sedang ikan cakalang sebesar Rp 14.000 per kg dan harga ikan tongkol mencapai Rp 8000 per kg. Meski kondisi nelayan di Pantai Sendangbiru sudah membaik, namun rencana pengedropan beras bantuan bencana dari pemerintah pada minggu ini dinilai masih relevan. “Masih banyak nelayan Sendangbiru yang kekurangan,” katanya.
Karena itu, dari sebanyak 3.600 nelayan, yang mendapat beras bantuan bencana dari pemerintah per KK sebanyak 28 kg secara gratis juga diberikan kepada 900-an nelayan yang bdnar-benar membutuhkan atau yang hidup pas-pasan. Misalkan masih menumpang tempat tinggalnya. Dinsos Kabupaten Malang pada minggu ini akan mengirimkan 20 ton beras untuk nelayan di Pantai Tamban dan Pantai Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.  Menurut Umar, bantuan beras 28 kg per KK bisa membantu nelayan selama 14 hari untuk memenuhi kebutuhan makan keluarganya. Sylvianita Widyawati 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Gambar
Subandi di lokasi pembuatan barang bukti di Desa Sumber Bening Hampir 15 hari ini, cerita tentang pembunuah Nuryanti (43), janda cantik asal Jl Hasyim As'syari, Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang masih hangat dibahas. Terutama bagaimana kejamnya ia membunuh ibu satu anak itu usai bercinta di rumah Subandi, di Dusun Bantur Timur, Desa/Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang pada Minggu (3/3/2013). Tak ada yang menduga cerita ini akhirnya bermuara pada kisah cinta mereka berdua. Sebab awalnya hanya pada penemuan mayat yang terkubur di makam desa. Subandi sendiri adalah pejabat di Pemkab Malang. Jabatannya Kasubid Bina Wasbang Bakesbangpol Kabupaten Malang. Sementara Nuryanti, adalah ibu rumah tangga yang memiliki usaha kos-kosan di lantai dua rumahnya. Seluruh kisah mereka bermuara dari cerita ditemukannya seorang wanita berkulit kuning ditemukan tewas tanpa mengenakan busana. Ia terkubur dalam gundukan tanah tanpa nisan yang bagian atasnya diberi rumput ke
Baca selengkapnya

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Gambar
Papan informasi mengenai makam Troloyo Sabtu (11/2/2017) saya dan rombongam mengunjungi komplek makam Troloyo di Kabupaten Mojokerto. Ini merupakan tujuan pertama rombongan saya. Dari Kota Malang kira-kira perlu waktu dua jam. Di dalam bus, kami mendapat penjelasan dari pembimbing rombongan mengenai makam itu. Karena sudah tertidur dalam perjalanan Malang-Mojokerto, saat sampai disana sudah lumayan melek. Jadi, saya merasa menikmati perjalanan itu. Oh ya, sebelum sampai makam, saya melihat kolam besar. Namanya sumber sendang. Katanya dulu itu tempat mandinya orang istana Majapahit. Sekarang tentu tidak dimanfaatkan lagi. Saya lihat dari atas bus, luas sekali. Ada beberapa pemancing disana. Padahal informasinya tidak boleh untuk pemancingan. Konon disana banyak piring dari bahan perak yang dibuang di kolam itu. Tak lama kemudian, kami sampai di Troloyo. Bus parkir sekitar 400 meter dari makam. Di parkiran, banyak pengojek menyambut wisatawan. Tarifnya Rp 3000. Satu moto
Baca selengkapnya

Meraup Untung Dari Si Mini

Gambar
Naning dengan si mini Berawal dari resep keluarga, Ummi Massa Suryaningtyas (42) mengembangkan kue cum-cum mini isi krim. Bisa dibilang, camilan ini unik. Karena biasanya kue cum-cum yang dijual ukurannya besar dan diisi vla atau masuk kategori kue basah sehingga tidak tahan lama. “Tapi saya mengembangkan kue cum-cum kering ukuran mini. Jika pengemasan bagus bisa bertahan hingga enam bulan,” jelas Naning, panggilan akrabnya, Lokasi usahanya di rumahnya di Istana Bedali Agung, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Sabtu (16/4). Dari resep itu, akhirnya dibuat bisnis serius sejak 2004 dibantu oleh suaminya, Budi Dharma. “Sejak itu, kami mulai memasukkan ke toko-toko oleh-oleh,” cerita ibu satu anak ini. Seperti halnya awal berusaha, tidak semuanya berjalan mulus, terutama karena tidak memiliki koneksi atau karena masih belum percaya pada produknya. Tapi manis getir perjuangan itu terus dilakukan tanpa putus asa. Dimulai dengan memasukkan di Bakpao Telo yang ada di Purwodadi
Baca selengkapnya