Langsung ke konten utama

Kabupaten Malang Menuju Kota Layak Anak


MALANG-Tim verifikasi dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak akan ke Kabupaten Malang pada 20 Juni mendatang terkait penilaian Kota Layak Anak (KLA). Ini akan menjadi penilaian pertama (P1).  Namun diakui Pantjaningsih Sri Rejeki, Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KP2A) untuk menjadi KLA, Kabupaten Malang masih belum. Meski dari sejumlah indikator, berdasarkan data dan dokumen yang dikirim ke kementrian, Kabupaten Malang perlu diverifikasi di lapangan.  “Kabupaten Malang masih menuju KLA. Sebab untuk menjadi  KLA, indikatornya banyak sekali,” ujar Pantja,  Senin (11/6/2012).
Ia menyebut ada 31 indikator dan lima klaster . Katanya, sejak 2009, Kabupaten Malang sudah menginisiasi program menuju KLA.  Menurut mantan Camat Wajak ini, penghargaan dalam KLA ada jenjangnya yaitu Pratama, Madya, Nindya, Utama dan KLA.  “Targetnya tahun ini, dapat pratama dulu. Bertahaplah, sambil melakukan berbagai perbaikan,” ujarnya.  Dari 31 indikator itu, ada indikator penguatan lembaga. Sementara lima klaster itu termasuk masalah hak sipil dan kebebasan.  Perbaikan yang perlu dilakukan seperti pada klaster hak sipil dan kebebasan salah satunya dari kepemilikan akte kelahiran untuk anak usia 0-18 tahun yang masih belum mencapai 100 persen. “Di Kabupaten Malang masih mencapai 76 persen,,” tutur Pantja.
Meski secara register, mereka tercatat dengan memiliki surat keterangan dari bidan, namun masih ada yang belum mencatatkan ke Dispenduk dan Catatan Sipil Kabupaten Malang. Untuk meningkatkan itu, antara lain lewat kegiatan Bina Desa  berupa kunjungan bupati ke desa-desa  dimana dibuka pelayanan mengurus akte kelahiran. Namun untuk yang melebihi usia satu tahun, dimana harus mengurus ke pengadilan negeri, Pemkab Malang akan MoU dengan PN. Sedang di bidang pendidikan adalah menekan agar tidak ada angka drop out (DO) pada anak Kabupaten Malang dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk usia sekolah.
Sebab meski untuk sarana prasarana di SD cukup, namun tidak semua lulusan SD bersekolah di Kabupaten Malang. Begitu juga siswa yang lulus SMP mungkin tidak tertampung semua di SMA yang ada di Kabupaten Malang.  “Ini bisa menyangkut soal mutu, jarak jangkau/lokasi dan daya tampung,” kata Pantja. Karena itu, Bupati Malang membangun unit sekolah baru agar anak-anak yang berada di kecamatan pinggiran bisa bersekolah. Sementara yang lokasi rumahnya di lingkar kota, bisa bersekolah di Kota Malang atau kota lainnya. “Yang penting  di klaster pendidikan, anak di Kabupaten malang harus bersekolah dan tidak ada DO,” urainya. Sylvianita widyawati                                                                




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Papan informasi mengenai makam Troloyo Sabtu (11/2/2017) saya dan rombongam mengunjungi komplek makam Troloyo di Kabupaten Mojokerto. Ini merupakan tujuan pertama rombongan saya. Dari Kota Malang kira-kira perlu waktu dua jam. Di dalam bus, kami mendapat penjelasan dari pembimbing rombongan mengenai makam itu. Karena sudah tertidur dalam perjalanan Malang-Mojokerto, saat sampai disana sudah lumayan melek. Jadi, saya merasa menikmati perjalanan itu. Oh ya, sebelum sampai makam, saya melihat kolam besar. Namanya sumber sendang. Katanya dulu itu tempat mandinya orang istana Majapahit. Sekarang tentu tidak dimanfaatkan lagi. Saya lihat dari atas bus, luas sekali. Ada beberapa pemancing disana. Padahal informasinya tidak boleh untuk pemancingan. Konon disana banyak piring dari bahan perak yang dibuang di kolam itu. Tak lama kemudian, kami sampai di Troloyo. Bus parkir sekitar 400 meter dari makam. Di parkiran, banyak pengojek menyambut wisatawan. Tarifnya Rp 3000. Satu moto...

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Subandi di lokasi pembuatan barang bukti di Desa Sumber Bening Hampir 15 hari ini, cerita tentang pembunuah Nuryanti (43), janda cantik asal Jl Hasyim As'syari, Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang masih hangat dibahas. Terutama bagaimana kejamnya ia membunuh ibu satu anak itu usai bercinta di rumah Subandi, di Dusun Bantur Timur, Desa/Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang pada Minggu (3/3/2013). Tak ada yang menduga cerita ini akhirnya bermuara pada kisah cinta mereka berdua. Sebab awalnya hanya pada penemuan mayat yang terkubur di makam desa. Subandi sendiri adalah pejabat di Pemkab Malang. Jabatannya Kasubid Bina Wasbang Bakesbangpol Kabupaten Malang. Sementara Nuryanti, adalah ibu rumah tangga yang memiliki usaha kos-kosan di lantai dua rumahnya. Seluruh kisah mereka bermuara dari cerita ditemukannya seorang wanita berkulit kuning ditemukan tewas tanpa mengenakan busana. Ia terkubur dalam gundukan tanah tanpa nisan yang bagian atasnya diberi rumput ke...

Meraup Untung Dari Si Mini

Naning dengan si mini Berawal dari resep keluarga, Ummi Massa Suryaningtyas (42) mengembangkan kue cum-cum mini isi krim. Bisa dibilang, camilan ini unik. Karena biasanya kue cum-cum yang dijual ukurannya besar dan diisi vla atau masuk kategori kue basah sehingga tidak tahan lama. “Tapi saya mengembangkan kue cum-cum kering ukuran mini. Jika pengemasan bagus bisa bertahan hingga enam bulan,” jelas Naning, panggilan akrabnya, Lokasi usahanya di rumahnya di Istana Bedali Agung, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Sabtu (16/4). Dari resep itu, akhirnya dibuat bisnis serius sejak 2004 dibantu oleh suaminya, Budi Dharma. “Sejak itu, kami mulai memasukkan ke toko-toko oleh-oleh,” cerita ibu satu anak ini. Seperti halnya awal berusaha, tidak semuanya berjalan mulus, terutama karena tidak memiliki koneksi atau karena masih belum percaya pada produknya. Tapi manis getir perjuangan itu terus dilakukan tanpa putus asa. Dimulai dengan memasukkan di Bakpao Telo yang ada di Purwodadi...