Belanja di Surabaya Wajib Bawa Tas Sendiri
Di sejumlah daerah, penggunaan tas kresek/plastik mungkin masih longgar asal mau membayar Rp 200 per lembar kresek. Tapi jika sedang di Surabaya, jangan sampai lupa membawa tas belanja sendiri. Di toko ritel sudah tak menyediakan lagi tas kresek. Ini yang mungkin belum jadi kebiasaan warga non Surabaya seperti saya.
Meski sudah tahu regulasi itu, tapi seringnya saya belanja spontan dan tak pernah membawa tas belanja.
Tapi solusinya memang ditawari kardus dan gratis. Bagi yang tak membawa kendaraan sendiri memang agak ribet membawa kardus. Tapi itu sebagai solusi karena kertas kardus mudah terurai dibanding plastik. Pernah beberapa kali belanja di Surabaya, saya lupa.
Akhirnya saya membagi barang belanja ke anak-anak agar sama-sama membawa. "Duh, mesti lupa ya gak bawa tas sendiri," kata anak saya. Solusi lainnya ya dimasukkan ke tas saya untuk belanjaan yang kecil-kecil. Pernah juga beli buku juga begitu. Langsung diberikan bukunya dan struk pembeliannya.
Di Malang dan Sidoarjo, penggunaan tas kresek masih dibolehkan dengan membeli. Tapi kasir yang bijak selalu menanyakan dulu apakah membawa tas belanja sendiri, atau akan memakai tas kresek dengan membayar atau gratis diberi kardus.
Dengan harga tas kresek Rp 200 per biji memang terjangkau dan tak memberi efek takut membeli. Bagi yang memang tak membawa tas sendiri, membeli tas kresek Rp 200 jadi penyelamat pembelanja. Tapi jika belanjaan sedikit, saya biasanya memasukkan di tas. Bagi ibu-ibu, hasil akhir tas kresek belanjaan akan jadi tempat sampah.
Tapi ujung-ujungnya memang jadi limbah yang sulit terurai di bumi. Akhirnya ya jadi lingkaran setan karena perilaku sendiri. Sylvianita Widyawati
Komentar
Posting Komentar