Penugasan Liputan Berkesan di Kabupaten Malang

Sebagai wartawan, saya juga ditugaskan dimana-mana oleh pimpinan media. Paling lama memang di Surabaya sebagai home base awal. Tapi saya juga diputar ke berbagai desk. Tapi saya belum pernah ditugaskan di desk olahraga. Jadi wartawan itu memang harus siap ditugaskan dimana saja. Begitu dapat SK, langsung pindah seperti tentara keesokan harinya, wkwkw. 

Tugas di Surabaya memang mematangkan saya. Sebab yang ditemui sangat beragam. Di Surabaya, saya pernah lama di desk hiburan. Jadi saya harus ke stasiun TV yang waktu itu masih produksi konten seperti ke TVRI, SCTV atau kegiatan stasiun TV di Surabaya. Kegiatan seni, film dll. Wawancara para artis di hotel atau di venue. Pokoknya cukup buat stok berita sampai seminggu.

Ketika kemudian di pindah ke Malang, saya juga mau saja. Saat itu saya sedang cuti melahirkan anak kedua. 
Setelah dua tahun floating di kota, saya ditarik jadi asisten redaktur menangani ekonomi, pendidikan dan Batu. Sesekali iuga diminta tolong mengedit berita kriminal. Kemudian saya diminta kembali ke Surabaya saat cuti melahirkan anak ketiga. 

Saya izin menetap di Malang sebagai reporter karena agak berat dibiaya jika harus memindahkan anak sekolah, meninggalkan ibu saya yang sendirian di rumah dan lainnya. Akhirnya saya floating lagi dan kemudian tugas di Kabupaten Malang selama tujuh tahun. Dari awalnya ngeblank sampai memahami dan mengenali orang-orangnya. Mungkin karena dulu pusat kegiatan pemerintahan di pendopo di JL Agus Salim Kota Malang. 

Saya banyak mengenal pejabat, kades-kades dan lainnya dari kegiatan di pendopo. Atau kadang mereka menunggu pertemuan dengan bupati. Jadi mereka duduk di pendopo. Awalnya saya menolak ditugaskan di Kabupaten Malang. Apalagi saya tidak memakai kendaraan sendiri. Di Kabupaten Malang ada 33 kecamatan. Saya ingat awalnya mencuat rasa tak mampu. Apalagi saat melihat petanya...

Tapi akhirnya dari belajar-belajar itulah jadi bisa mengenali masalah. Selain itu dengan rajin di lapangan juga jadi lebih dekat dengan orang-orang. Saya juga merasakan dukungan dari teman-teman wartawan lain sehingga saya bisa mengenal wilayah-wilayah di Kabupaten Malang. Saya otomatis belajar wilayah, kekhasan dan banyak hal. Pernah juga saya minta pindah, tapi tidak ada penggantinya. Saya tugas di Kabupaten Malang sampai 2016 sepertinya. 

Saya dipindah ke Kota Malang lagi di desk pendidikan. Awalnya saya juga merasa kok di pendidikan lagi? Tapi sudah tidak ada orang lain. Jadi, saya pernah di pendidikan tapi sifatnya floating ketika teman tidak masuk atau keperluan lain. Banyak hal yang menarik di Kabupaten Malang. Saya juga belajar di pemerintahan dan kepolisian. Kalau di kepolisian itu biasanya ke polres dan ke polsek-polsek.

Di Kabupaten Malang, banyak kejadian besar terutama bencana alam. Untuk kasus-kasus krimininal juga ada seperti pembunuhan. Pernah saya ke TKP pembunuhan atau kejadian besar lainnya. Ini semakin mengayakan saya. Oh ya, untuk berita terkait hukum, biasanya ke polres, kejaksaan dan pengadilan. Jadi saya juga harus mengenal personal disana yang diawali dari mencari berita juga. 

Meliput sidang pertama di pengadilan juga saya rasakan saat tugas di Kabupaten Malang. Ada pengalaman mengesankan ketika saya meliput sidang di PN Kepanjen. Saya disapa oleh seorang pria/terdakwa. Saya kaget siapa. Dia menjelaskan bahwa dia tahu saya karena saya meliput kasusnya. Ya Allah. Lupa saya. "Iya Pak. Sidang ya..?" tanya saya. 

Mungkin saya lebih mudah dikenali orang lain karena saat itu saya wartawan perempuan sendiri di antara teman-teman lain. Pernah seorang camat cerita ke saya kalau ada laki-laki mengaku dari wartawan media saya ingin menemuinya. Ia menjelaskan dirinya tak menerima karena hanya saya yang tugas di Kabupaten Malang. Menjadi perempuan sendiri saat itu mungkin memudahkan orang lain mengenali. 

Tugas di Kabupaten Malang seperti journey. Saya terbiasa mandiri membuat liputan. Mungkin beda saat tugas di Kota Malang yang sangat terpantau agenda apa saja. Yang saya pelajari adalah harus sering ke lapangan, mengenal narsum/orang-orang, mengenali wilayah dan mengembangkan ide-ide itu. Sebelum pemerintahan pindah ke Kepanjen, sebagai ibukota, kegiatan banyak terpusat di kantor bupati di JL Agus Salim. 

Dalam perkembangan waktu, Pemkab Malang membangun kantor di Kepanjen. Selama ini memang sudah ada beberapa. Seperti Dinkes, gedung DPRD dan OPD-OPD ada yang di Pakisaji, Singosari. Kalau sekarang mungkin sudah banyak kegiatan di Kepanjen. Kalau dulu di pendopo di Malang itu jadi tempat mencari berita. Kadang ketemu siapa saja termasuk tamu-tamu kementrian atau lembaga lain. Minimal jadi kenallah pimpinan di BPN, Perhutani dan lainnya. 

Paling banyak menulis dulu di awal-awal adalah soal proses/rencana jalan tol, JLS (Jalan Lintas Selatan). Bahkan pernah saya dan teman saya (berempat) naik motor ke Kecamatan Donomulyo karena mendapat informasi soal sudah diberi patok-patok. Akhirnya kami juga main ke pantai apa gitu. Sepi. Hii..kalau ingat kok blaksaan juga ya, hehehe. Tapi kan jadi kenal wilayah termasuk masuk desa apa. 

Kabupaten Malang adalah wilayah terluas kedua di Jawa Timur. Jadi salah nyari dusun saja sudah jauh banget wilayahnya. Itu pernah kita rasakan saat mencari rumah TKW (istilah saat itu) yang informasinya tidak pernah pulang. Wartawan salah info soal dusun atau RT gitu. Jalannya muter jauh. Untungnya kok warga sana yang tahu rumah yang sebenarnya. 

Ternyata benar. Maka kalau di Kabupaten Malang jika mencari alamat harus jelas kecamatannya, desa/dusun dan RT/RW. Jika tidak, nyasarnya itu bisa kemana-mana. Iya kalau pas ada penjual bensin eceran, ya. Bisa mogok juga motornya. Kadang kalau ragu, biasanya wartawan juga menanyakan ke camat dulu. Pada saat masaku, insyallah, kenal semua camatnya. Jadi kalau ada sesuatu, konfirmasi awal bisa ke beliaunya.

Dalam perjalanan waktu juga kenal beberapa kasun karena pas ada kejadian. Moda transportasi yang saya pakai random. Kalau masih di kota, saya memakai angkutan umum. Tapi kalau kemudian ada kejadian atau kegiatan, biasanya sama teman-teman, saya ditunggu di pendopo dan diajak bareng mereka naik motor. Untuk pulangnya, saya biasanya bareng lagi sampai di kota.

Lalu saya naik angkutan umum ke kantor. Saat itu masih harus mengetik di kantor. Pulang kerjanya saya naik angkot MM untuk ke Sawojajar. Pernah juga saya liputan naik Taksi Bima. Gara-gara sudah ngetik di rumah, ada info kejadian puting beliung di wilayah Kecamatan Pakis. Saya pesan taksi kesana. Lupa biayanya berapa. Di TKP, saya banyak bertemu dengan teman-teman wartawan. Dan saya pulang bareng dengan salah satu dari mereka karena sama mengarah ke Sawojajar. 

Pernah juga kejadian serupa. Pas mau pulang, ada info kebakaran rumah produksi tusuk sate. TKP-nya masuk wilayah Kecamatan Pakisaji tapi dekat Gadang. Saya naik taksi yang sedang ngetem di JL Agus Salim dan langsung ke TKP. Kebakarannya besar karena kan bahan bakunya mudah terbakar. Pulangnya saya naik angkot ke Gadang. Dari Terminal Gadang, saya oper angkot ke arah kantor. Aman dah. Sylvianita Widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Meraup Untung Dari Si Mini