Menikmati Pameran Karya Perca di Malang
Pada Desember 2024 lalu, saya liputan kegiatan pameran komunitas Perca Malang. Rasanya senang dan kagum melihat karya ibu-ibu yang telaten mengerjakan karya itu. Saya melihat dengan detil. Dalam hati, kapan ya bisa begini? Karya mereka ada yang besar dan digantung. Sehingga bisa dilihat keindahannya. Selain itu juga ada workshop gratis dan berbayar. Sudah ada niat ikut tapi terbentuk kesibukan lainnya.
Komunitas Perca Malang Patchwork & Quilts (MaPaQuilts) menggelar Parade perca 4 di Rumah BUMN Jl Raya Langsep, Kota Malang. Acara dibuka pada Selasa (3/12/2024) dan berakhir pada Sabtu (7/12/2024). Beragam produk hasil pemanfaatan sisa limbah garment yaitu kain perca menjadi karya seni fungsional. Seperti tas, gantungan kunci, cover bed hingga wall hanging/hiasan dinding.
Usai pembukaan, masing-masing pengkarya menceritakan hasil kreasi mereka dihadapan anggota komunitas lainnya secara bergantian. Sehingga anggota bisa mengetahui bagaimana cerita dibalik karyanya. Ellya Iswati,65, pensiunan pegawai Universitas Negeri Malang (UM) membuat karyanya flower hexagon selama 10 bulan. "Karena sudah ketahuan temanya, jadi saya bisa nyicil membuatnya," kata Elly pada suryamalang.com di sela acara.
Butuh waktu lama karena ia tidak fokus mengerjakan dalam satu waktu. "Kalau keluar kota, bahan-bahannya saya bawa. Tapi ternyata ya tidak tergarap karena lebih banyak buat jalan-jalan," akunya. Akhirnya bed cover itu bisa diselesaikan meski ia merasa ada yang kurang presisi. Sebagai pensiunan, ia butuh kesibukan. "Pulang mengaji, saya berkarya. Serunya di patchwork itu memadupadankan warna kain dan motif," jawabnya.
Komunitas ini adalah bagi wadah perempuan “menolak nganggur” lewat kreasi-kreasinya. Menurut Tiwuk Purwanti, ketua komunitas ini pada suryamalang.com, setiap dua tahun sekali diadakan Parade Perca. Dan tahun ini mengangkat tema Keragaman Hayati. Keragaman hayati bukan hanya tentang melestarikan spesies tumbuhan dan hewan, tapi juga tentang memahami bagaimana keragaman tersebut berdampak langsung pada kehidupan manusia.
Keragaman Hayati memberi kita layanan ekosistem baik untuk kesejahteraan fisik, mental, maupun
emosional. Kegiatan seni perca yang dilakukan dengan memanfaatkan sisa-sisa kain menjadi sesuatu yang bernilai adalah salah satu upaya menjaga ekosistem. "Di Parade Perca 4 ini juga ada karya bersama," kata Tiwuk yang bergabung dengan komunitas ini sejak 2017. Ada karya bersama yang khusus mengangkat tema fauna Indonesia.
"Meski karya bersama juga kita kurasi. Misalkan ada yang menampilkan fauna luar negeri ya..tidak kita pakai," jawab Tiwuk. Begitu juga flora-flora Indonesia jadi karya sendiri yang dikerjakan bersama. Anggota ada yang membuat satu atau dua blok karya dan akhirnya dijadikan satu sebagai bed cover. Dikatakan, pada dua tahun lalu dibuat tema home sweet home yang mengangkat tentang rumah, orangnya dan kegiatannya.
Waktu itu digelar di DPRD Kota Malang pada 2022. Karya yang dipamerkan ini juga dijual. Serta ada workshop yang gratis dan berbayar. "Harapan kita lewat kegiatan ini adalah bagaimana memanfaatkan limbah-limbah garment. Jumlah limbah garment dan plastik itu samasama banyak. Itu adalah limbah yang sulit diurai tanah," kata dia. Maka ketika pengunjung mengetahui itu, mereka lebih aware pada limbah.
Dimana kain perca bisa dijadikan sesuatu yang bermanfaat. Untuk teknik pembuatannya memang beberapa macam. Harga produk dijual paling murah Rp 10 ribu berupa gantungan kunci. Sedang harga bed cover di atas Rp 2,5 juta. Bed cover bergambar elang juga ada yang melambangkan keabadian dan keagungan. Juga ada bed cover berjudul seribu daun yang murni menggunakan limbah kain. Kebanyakan bahan kain yang dibuat adalah kain katun.
Komunitas ini berdiri pada 2016. Pertama kali pameran di kantor Kompas JL Sultan Agung Kota Malang. Kini anggota komunitas bertemu setiap Rabu di Rumah BUMN BRI. Mereka difasilitasi tempat gratis termasuk tempat pameran. Selain itu, di Parade Perca 4 ini, panitia tidak menggunakan kantong plastik melainkan menawarkan tas yang bisa dipakai ulang.
Air minum dalam kemasan (AMDK) juga tidak diperkenankan dibawa pada acara ini karena disediakan air untuk isi ulang dan peserta diwajibkan membawa tumbler untuk diisi ulang. Beberapa kegiatan workshop gratis ditujukan untuk anak sekolah dan memperkenalkan kriya tekstil pada masyarakat umum. Sedang workshop berbayar ditujukan untuk peningkatan kemampuan pelaku kriya dengan materi yang lebih spesifik.
Materi workshop yaitu gantungan kunci (gratis), batik tulis/cap (berbayar), sulam boro (berbayar), kalung perca (berbayar), tempat tusuk gigi (gratis) dan patchwork block (berbayar). Sylvianita Widyawati
Komentar
Posting Komentar