"Menemukan" Harta Karun Kain Perca
Saya memperkirakan kain perca saya sudah mau habis. Ternyata....? Bohong !!! Selama di rumah Malang, saya mulai bersih-bersih sedikit-sedikit dengan membuka kotak plastik yang selama ini saya simpan di kamar. Ternyata benar banyak kain-kain perca yang pernah saya beli selama pandemi. Ada yang masih di dalam plastik, ada yang sudah tidak di plastik. Ukurannya beragam. Bahkan ada karya jahitan kain perca yang mandeg.
Karena menemukan itu, akhirnya saya mulai menyambung-nyambungkan lagi. Sejauh ini masih belum ada konsep mau jadi apa. Jadi kain yang sudah saya potong dulu, saya sambung-sambung dulu. Mungkin jadi sprei atau apa. Sedang yang ukuran kain besar, saya lipat dan masukkan dalam kotak plastik dulu. Fokus saya akan menyelesaikan yang ukuran kecil/sedang.
Sebagaimana di cerita saya sebelumnya, saya mulai suka membeli kain perca di market place saat pandemi covid dulu di tahu 2020. Awalnya ya pesan sedikit, lalu sering pesan. Ketika mulai aktif lagi di lapangan untuk mencari berita, saya abai dengan kain-kain itu. Tapi semua tersimpan di kotak-kotak plastik dan kardus. Yang di kardus sepatu, saya masukkan ke box plastik besar agar tidak kotor.
Nah, program saya mendatang ini memang mau menata kamar. Selain itu juga akan menata buku di lemari. Buku-buku saya sekarang tinggal yang non fiksi. Yang fiksi sudah pernah saya donasikan cukup banyak pada sebuah kegiatan mahasiswa di Malang yang ingin membangun perpustakaan di sebuah desa di Kabupaten Malang.
Nanti mungkin jika masih menemukan yang fiksi-fiksi akan saya donasikan jika ada yang mau. Tapi nanti akan saya sortir dulu. Dari obrolan dengan anak-anak pas nongkrong di MOG, Minggu (26/1/2024), setiap kamar ada target barang yang harus dikeluarkan. Saya sudah mencatatnya. Nanti yang sudah tak terpakai/kurang layak akan dibuang. Sedang yang masih layak, kemungkinan akan dijual murah di facebook atau lainnya.
Sebab ada rencana memang mengganti baru pada beberapa barang. Maka yang lama akan dikeluarkan/dibuang. Sehingga pembersihkan di tiap kamar akan lebih mudah seperti mengecat atau mendekornya. Rumah saya kecil, tipe 36. Jadi memang harusnya minimalis. Dulu pas mulai masuk, minim perabot. Bahkan saya cukup senang di ruang tamu hanya diisi karpet yang pernah saya beli di koperasi kantor dulu.
Dalam perkembangannya memang jadi makin banyak isinya. Sebab tiap penghuni memiliki kebutuhan sendiri. Btw, terkait harta karun kain perca, setidaknya saya tidak perlu beli-beli lagi karena PR saya sudah banyak dengan "penemuan" itu. Dari satu kamar yaitu kamar saya saja sudah akan banyak benda yang perlu disingkirkan. Belum lainnya. Sylvianita Widyawati
Komentar
Posting Komentar