Nostalgia Wisata ke Blitar (Lagi...)

Water Park Sumber Udel, Kota Blitar
Di Candi Penataran, Kabupaten Blitar bersama teman2 Sasa
Terakhir saya melakukan wisata ke Blitar kalau nggak salah waktu masih duduk di SMAN 5 Kota Malang beberapa tahun lalu. Kala itu, kelas saya, A4 mengadakan kunjungan ke sejumlah objek wisata di Kota dan Kabupaten Blitar.

Yang pasti, waktu itu ya..ke Candi Penataran yang berada di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Kemudian ke makam Bung Karno yang berada di Kota Blitar.

Waktu itu, kami juga sempat bermain ke pantai-pantai di Kab Blitar. Jika waktu itu bersama teman-teman SMA, kali ini, aku  harus mengawal anak saya, Aisha bersama teman-teman sekelasnya, kelas 4 di SDN Lesanpuro 1 Kota Malang, Minggu (17/6/2012).

Ke Blitar, rombongan memakai bus Medali Mas yang berangkat dari sekolah.
Perjalanan lancar sampai ke Candi Penataran. Aku lihat, begitu sampai candi, anak-anak sudah menuju papan informasi mengenai candi itu.

Sebab ada berbagai pertanyaan yang harus dijawab. Untuk itu harus mengetahui sejarah dari candi itu. Baru setelah mendapat jawaban-jawaban itu, mereka mulai asyik naik turun melihat candi. Dari berbagai data, Candi Penataran merupakan candi yang memiliki pelantaran lumayan luas.

Tapi menurut pandangan saya, rasanya sudah menjadi sempit. Sebab kawasan itu juga sudah makin padat penduduknya. Warga banyak yang memanfaatkan objek wisata itu untuk menambah penghasilannya dengan berjualan aneka makanan ringan, terutama aneka kripik. Mereka ada yang berjualan di depan rumah mereka, ada yang ditata dengan diberi tenda Pemkab Blitar.

Aneka kripik itu rata-rata dijual Rp 1000 per bungkus. Sayang, aku kurang suka kripik, seperti kripik bayam dll. Mungkin juga karena kondisi cuaca panas ya..sehingga rasanya melihat jualan aneka kripik itu malah bikin kering tenggorokan saja. Ada juga yang menjual kerajinan tangan, terutama dari bahan bambu, kayu. Bumbu Pecel Blitar juga banyak dijual. Rata-rata pedas, aku juga kurang suka.

Candi Penataran dibangun pada masa  Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415. Dalam kitab Desawarnana atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi ini disebut sebagai bangunan suci "Palah" yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur.

Pada tahun 1995 candi ini diajukan sebagai calon Situs Warisan Dunia UNESCO dalam daftar tentatifnya (mengutip di Wikipedia). Sayangnya, pengunjung yang ke candi kadang tidak mau menjaga kebersihannya. Aku lihat, rata-rata sehabis keliling candi, mereka makan di halaman candi. Meski sudah ada tempat sampah, namun sisa bungkus makanan sering digeletakkan begitu saja.

Oh ya, habis dari candi, kami langsung ke makam Bung Karno. Lokasinya kan searah dan mengarah ke Kota Blitar. Dari tempat parkir bus, kami berjalan kaki kurang 100 meter. Dari kunjungan ke makam, setidaknya anak-anak jadi tahu tentang siapa Soekarno, Presiden Indonesia yang pertama.

Sayangnya, kunjungan ke museum atau Istana Gebang tidak jadi dilakukan karena jalanan padat akibat ada Blitar Carnival. Bahkan lokasi makam pun sudah segera disterilkan sekitar pukul 11.00 WIB-an karena akan dibuat ziarah. Mobil dinas Bupati Blitar dan Walikota Blitar juga sudah datang menunggu kedatangan peserta Blitar Carnival.

Karena itu, rombongan kemudian menuju Water Park, Sumber Udel Kota Blitar. Lokasinya juga tidak jauh dari makam.Tepatnya dekat Stadion Kota Blitar. Pemandiannya lumayan bagus. Yang jelas, anak-anak suka sudah lelah usai mengelilingi Candi Penataran dan ke makam.

Lokasi wisata ini juga sering dikunjungi wisatawan. Pokoknya have fun banget anak-anak. Apalagi masih ada atraksi flying fox yang bisa dicoba dengan membayar Rp 5000 sekali luncur. Aku lihat, anak-anak yang mencoba permainan itu, Mereka benar-benar memiliki nyali tinggi. Sebab melintasi kolam renang dengan panjang sekitar 80 meter. "Tadi awalnya ya agak deg-degan. Tapi ternyata asik kok, Bu," komentar Sasa girang menceritakan pengalamannya naik flying fox pertama kali.

Ia malah mau mencoba lagi sebelum pulang. Aku bilang, nggak deh. Dari Sumber Udel, rombongan mampir sejenak di rest area makam Bung Karno buat beli oleh-oleh. Aku membeli jenang klitik, jenang ketan, madu mongso. Menurutku, jenang klitik yang di Hotel Tugu Malang yang sering aku beli, paling top dibanding ketika membelinya sendiri di Blitar, he..he.. Sayang pulangnya ada insiden sopir bus sakit.

Sehingga bus diparkir di depan SPBU Kesamben Blitar mulai pukul 16.30 WIB hinga 18.55 WIB. Akhirnya, kami harus sabar menunggu sopir bus pengganti dari Malang. Untung saat plesir ke Blitar, masih ada orangtua yang mengikuti. Aku tidak membayangkan jika anak-anak sendirian. Begitu lelahnya, ketika sopir pengganti mulai melajukan  busnya ke Kota Malang, kami semua tertidur kelelahan..(sylvianita widyawati)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini