Tentang Kabupaten Malang (1)

Suasana belajar di sebuah SDN di Kec Kalipare Kab Malang
Tidak pernah terpikirkan bisa mengenal lebih dekat tentang Kabupaten Malang selama ini. Padahal aku ya lahir di Malang. Hingga SMA, aku juga tinggal di Kota Malang sebelum meneruskan kuliah ke Surabaya. Tapi rasanya kurang mengenal baik Kabupaten Malang. Sampai kemudian ada penugasan dari kantor dengan wilayah Kabupaten Malang. Tugas awal sebenarnya lebih banyak ke pemerintahan sehingga harus ngepos di Pemkab Malang. Tapi dalam praktiknya akhinya aku juga kemana-mana. Sehingga aku jadi ngerti bagaimana medan dan luasnya Kabupaten Malang. Wilayah Kabupaten Malang terdiri atas 33 kecamatan dengan 378 desa dan 12 kelurahan. Saking luasnya, maka Kabupaten Malang menjadi wilayah terluas kedua di Jawa Timur setelah Banyuwangi. Dibanding ketika ditugaskan di desk-desk sebelumnya, minatku sangat tinggi mengenal Kabupaten Malang. Pikirku, mumpung sedang ditugaskan di Malang, sehingga ada kesempatan mengenal lebih detil, meski tidak semuanya sih. Meski pada awalnya, untuk mengenal kecamatan-kecamatannya juga masih susah membayangkan karena belum pernah ke sana. Pernah suatu hari mendapat info ada puting beliung di Kecamatan Poncokusumo. Letaknya dimana aku juga nggak ngeh. Padahal pas SMA dulu (sambil memandangi foto-foto lama), ketika mendaki ke Bromo, aku dan teman-teman kan juga lewat kecamatan itu dengan berjalan kaki. Apalagi Kecamatan Pagak. Nggak tahu juga. Makanya, pernah aku ditinggal liputan teman-teman ke Pagak, aku juga nggak mudheng, ha.ha. "Pagak itu setelah Kepanjen," kata teman-teman. Hmmmmm,..........
Sekarang sih Alhamdullilah. Bisa dibilang, 33 kecamatan itu sudah kuketahui lokasinya meski tidak seluruh wilayah bisa terjelalah. Kunjungan ke berbagai kecamatan biasanya terlaksana ketika ada kasus, bencana dll. Mau tidak mau akhirnya turun kesana. Asyik ternyata. Meski lelah, selalu ada waktu untuk menikmati suasananya. Pernah liputan soal redis tanah di Ampelgading atau Tirtoyudo gitu. Widuh..lokasinya jauuuhhh banget. Untung bareng teman-teman. Habis liputan, kita melihat sungai. Kita kemudian parkir motor dan menurun tebing dan bersantai di sungai itu. Rasanya meredakan kepenatan. Padahal habis itu harus kembali lagi ke Kota Malang untuk mengetik berita itu. Pokoknya, kalau liputan ke kecamatan-kecamatan yang jauh-jauh seperti keluar kota. Melelahkan.

Taman Wiaata Air Wendit di Kec Pakis, Kab Malang
 Namun kadang kala, ketika ada kejadian cukup dengan bertelepon karena memang lokasinya yang sangat jauh. Sehingga harus memperhitungkan jarak tempuh. Untungnya, sejauh ini, narasumber sangat kooperatif hingga tingkat desa. Tapi kalau peristiwanya besar, ya tetap harus turun, seperti ketika Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan ditimpa banjir besar karena luapan air sungai di desa itu. Kalau sedang banjir memang luar biasa. Rasanya nggak sia-sia kesana, apalagi jika mendapatkan berita yang menarik. Juga ketika banjir melanda Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Aku ingat kesana juga bareng teman-teman, baik cetak maupun TV. Mau berangkat saja masih mikir-mikir. Waktu itu, teman-teman wartawan kebetulan bertemu di parkiran Pemkab Malang.
Lokasi bencananya sangat jauh. Namun akhirnya nekat berangkat ramai-ramai. Perjalanannya dari Kota Malang ke desa itu mungkin sekitar dua jam lebih dengan memakai kendaraan bermotor. Tapi ya gitu..Disana nggak ada sinyal. Berangkat bareng, ketika sampai di desa itu terpencar-pencar. Tidak bisa saling kontak menanyakan lokasi, karena tidak ada sinyal telepon seluler. Anehnya, ketika keluar dari desa itu, kami tiba-tiba bertemu dan pulang bersama, ha..ha. Aneh kan? Sampai Dampit, kami sempat istirahat di sebuah mushola. Punggung rasanya kaku...
Kondisi sebuah SDN di Kecamatan Dampit, Kab Malang
Kenangan lain seperti ketika liputan ke sekolah-sekolah di pelosok Kabupaten Malang. Aku jadi bisa melihat perbandingan dengan Kota Malang. Mungkin fisik gedung nggak kalah, tapi ada juga yang kalah. Tapi yang membedakan adalah para siswa ketika bersekolah, ada yang harus berjalan kaki hingga 7 Km untuk sampai ke sekolah. Jadi PP bisa 14 Km. Tapi semangatnya itu lho yang bikin senang. Hal-hal seperti itu sering aku sampaikan ke anak-anakku. Kadang aku juga tunjukkan foto lokasi sekolah terpencil. Tujuannya agar anak-anakku makin semangat bersekolah. Sebab yang berada di dusun terpencil saja, bersemangat. Masak yang sudah diberi fasilitas kurang semangat?
Apalagi ya? Kalau soal potensi wisatanya juga banyak. Sebenarnya menarik semua. Tapi yang jadi kendala sejauh ini nampaknya infrastruktur jalannya. Andai saja untuk menuju pantai-pantai di Kabupaten Malang jalannya oke, pasti bus-bus pariwisata gampang kesana. Tapi karena topografi Kabupaten Malang seperti itu, sehingga jangkauan ke pantai-pantai itu juga sangat terbatas. Kecuali mungkin ke Pantai Balekambang di Kecamatan Bantur yang relatif mudah terjangkau serta ke Pantai Ngliyep di Kecamatan Donomulyo. Ke pantai lainnya, mungkin hanya terjangkau dengan sepeda motor atau kendaraan pribadi. Untuk membawa rombongan besar seperti bus susah. Makanya, kalau melihat rombongan-rombongan bus pariwisata jika ke Malang, mungkin karena keterbasan waktu, wisatawan lebih suka ke Kota Batu dan Kota Malang. Daya tarik Kota Batu pada objek wisata buatan dan akses jalannya. Kota Malang? Kadang buat transit untuk bermain ke Alun-alun.
Pasar sayur dn DesaGirimoyo, Kecamatan Karangploso
Ke Kabupaten Malang, mungkin hanya transit ke Pasar Lawang untuk mencari oleh-oleh. Waktu untuk mampir ke Kabupaten Malang secara khusus, seperti menikmati keindahan alam/wisata pantai mungkin sudah tak terpikirkan. Sebab untuk menuju kesana, sudah memakan waktu banyak. Kecuali wisatawan minat khusus. Tapi jumlahnya tidak banyak. Tapi aku juga nggak punya data lebih mengenai ini. Sejauh pengamatan saja. Tapi boleh juga upaya Pemkab Malang menjaring wisatawan agar bisa lebih banyak berwisata ke Kabupaten Malang. Tahun depan, 2013 dicanangkan sebagai Visit Kabupaten Malang 2013. Objek wisata di Kabupaten Malang sebenarnya banyak. Selain pantai, candi-candi, wisata religi, agrobisnis seperti perkebunan dll. Lain kami, nanti aku kupas sendiri soal wisatanya. sylvianita widyawati 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini