Kembangkan Kebun Edelweis di Ranu Regulo


MALANG-Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sebagai salah satu ikon pariwisata Jawa Timur terus mengembangkan diri tanpa meninggalkan jati dirinya sebagai kawasan konservasi. Kali ini tengah digarap pengembangan tanaman Edelweis yang diharapkan jadi ikon TNBTS. “Dari kebun Edelweis yang sudah, kami budidayakan ke tempat lain oleh masyarakat sekitarnya,” ujar Ayu Dewi Utari, Kepala Balai Besar TNBTS, Rabu (30/5) ditemui dalam kegiatan TNBTS di Hotel Margosuko Kota Malang. Kebun pengembangan itu ada di sekitar Ranu Regulo. Namun proses saat ini, masyarakat masih belum menanam sendiri, namun masih dilakukan oleh pihaknya.
Menurut Dewi, kawasan di sekitar Ranu Regulo, hutan primernya masih dipertahankan dan tidak akan diganggu sama sekali. Tapi ada satu area yang dibuka oleh pihaknya, dimana di dalamnya ditanami Edelweis. Kata Dewi, kawasan itu dulunya juga menjadi salah satu lokasi tanaman Edelweis. “Tak hanya Edelweis, tanaman lainnya juga akan kita coba kembangkan di tempat lain seperti tanaman anggrek, tanaman obat-obatan hingga Salvinia, semacam tumbuah air yang kerap menutupi Ranu Pane,” kata Dewi.
Tumbuhan air ini hidupnya mirip enceng gondok yang berkembang cepat karena sifatnya invansif. Namun ternyata bisa dimanfaatkan untuk kompos oleh masyarakat. Apalagi masyarakat sekitar Ranu Pane umumnya bercocok tanam. Mereka, lanjut Dewi, biasanya membeli kotoran ayam sebagai pupuk. Terpisah, Achmad Zaelani, Kepala Bakorwil Malang yang hadir di acara itu menyatakan di wiayahnya, ada empat kawasan taman nasional sebagai kawasan konservasi yang perlu mendapat perhatian, termasuk dari masyarakat sekitar kawasan itu.
Karena itu ia meminta agar taman nasional dikelola dengan baik karena bisa menjadi berbagai kegiatan seperti pendidikan, rekreaksi hingga penelitian. “Hutan pada akhir-akhir ini cenderung turun kualitasnya sehingga perlu dijaga kelestariannya. Sehingga perlu pemberdayaan masyarakat sekitarnya,” tutur Zaelani.  Namun model pemberdayaannya, lanjutnya, harus disesuaikan dengan karakteristik masyarakat, melibatkan mereka sejak awal program sehingga warga akan selalu ikut berpartisipasi dalan kegiatan produktif yang memberi nilai ekonomi bagi mereka. Sylvianita widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini