Hari Terakhir dan Tradisi Ojung
Lama saya tidak mengisi blog ini. Alasannya hanya karena saya sedang tidak mood mengisinya. Padahal banyak cerita yang saya simpan. Kebanyakan didapat saat melakukan peliputan. Selain ada yang sudah saya kirimkan ke media tempat saya bekerja, saya masih menyimpan cerita lainnya. Oh ya, sekarang mendapat tugas liputan di Kota Malang.
Tepatnya sejak November 2015. Saya akhirnya bisa meninggalkan liputan di Kabupaten Malang. Selama beberapa tahun saya tugas di sana. Beberapa waktu sebelumnya, saya memang sudah menyatakan ingin dipindah. Ingin ada suasana baru dalam perjalanan saya. Begitulah. Suatu sore, saya mendapat BBM dari redaktur saya.
Isinya, saya akan memulai tugas baru di kota. Kali ini liputannya pendidikan. "Ok, jawab saya.". Setelah itu mengalir saja. Namun sehari sebelum pindah, saya sempat liputan Ojung di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Sebenarnya event itu untuk meramaikan kampanye pasangan Rendra Kresna-Sanusi. Saya tidak meliput kampanyenya. Namun dengan adanya acara itu, kegiatan kampanye jadi meriah.
Tak banyak yang disampaikan oleh paslon itu saat kampanye. Tentang Ojung, informasi yang saya peroleh dari warga adalah meminta hujan. Namun itu hanya sebagai upaya. Sebab warga juga berdoa agar diberi hujan. Saat itu, memang masuk musim kemarau. Terik.
Bagaimana permainannya? Yang saya lihat di panggung, ada seorang pria bertindak jadi wasit. Ada juga pendamping. Mereka juga bertugas mengajak warga untuk naik panggung buat 'bertarung'. Disiapkan juga rotan. Bentuknya lentur. Yang tidak lincah, bisa kena sabet. Duh, ceritanya, saya liputan ini sambil ngeri-ngeri dikit, ha,,ha.
Beberapa tahun lipuran di Kabupaten Malang membuat saya merasa kaya. Banyak pengalaman, mengenal berbagai lapisan masyarakat. Saya ingat dulu sempat menolak ditugaskan di Kabupaten Malang.
Saya ngeri melihat luasnya. Ada 33 kecamatan. Apa saya mampu? Awalnya hanya liputan di kantor bupati. Akhirnya malah bisa kemana-mana.
Saya jadi ingat peta di kantor KPU Kabupaten Malang beberapa waktu lalu. Di depan peta itu ada tempat duduk. Biasanya sambil menunggu, saya suka lebay mengingat liputan saya.
Di peta itu dituliskan 33 nama kecamatan. "Alhadullilah..semua sudah pernah ke sana," ucapku lirih. Terima kasih buat kawan-kawan yang membuat saya bisa lebih mengenal Kabupaten Malang. Liputan di sini membuat saya mendapat banyak pengalaman. Terima kasih buat semuanya. (sylvianita widyawati)
Tepatnya sejak November 2015. Saya akhirnya bisa meninggalkan liputan di Kabupaten Malang. Selama beberapa tahun saya tugas di sana. Beberapa waktu sebelumnya, saya memang sudah menyatakan ingin dipindah. Ingin ada suasana baru dalam perjalanan saya. Begitulah. Suatu sore, saya mendapat BBM dari redaktur saya.
Liputan tradisi Ojung. Ini liputan terakhir saya di Kab Malang |
Isinya, saya akan memulai tugas baru di kota. Kali ini liputannya pendidikan. "Ok, jawab saya.". Setelah itu mengalir saja. Namun sehari sebelum pindah, saya sempat liputan Ojung di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Sebenarnya event itu untuk meramaikan kampanye pasangan Rendra Kresna-Sanusi. Saya tidak meliput kampanyenya. Namun dengan adanya acara itu, kegiatan kampanye jadi meriah.
Tak banyak yang disampaikan oleh paslon itu saat kampanye. Tentang Ojung, informasi yang saya peroleh dari warga adalah meminta hujan. Namun itu hanya sebagai upaya. Sebab warga juga berdoa agar diberi hujan. Saat itu, memang masuk musim kemarau. Terik.
Bagaimana permainannya? Yang saya lihat di panggung, ada seorang pria bertindak jadi wasit. Ada juga pendamping. Mereka juga bertugas mengajak warga untuk naik panggung buat 'bertarung'. Disiapkan juga rotan. Bentuknya lentur. Yang tidak lincah, bisa kena sabet. Duh, ceritanya, saya liputan ini sambil ngeri-ngeri dikit, ha,,ha.
Bersama beberapa teman dengan Bupati Malang, Rendra Krsna |
Saya ngeri melihat luasnya. Ada 33 kecamatan. Apa saya mampu? Awalnya hanya liputan di kantor bupati. Akhirnya malah bisa kemana-mana.
Saya jadi ingat peta di kantor KPU Kabupaten Malang beberapa waktu lalu. Di depan peta itu ada tempat duduk. Biasanya sambil menunggu, saya suka lebay mengingat liputan saya.
Di peta itu dituliskan 33 nama kecamatan. "Alhadullilah..semua sudah pernah ke sana," ucapku lirih. Terima kasih buat kawan-kawan yang membuat saya bisa lebih mengenal Kabupaten Malang. Liputan di sini membuat saya mendapat banyak pengalaman. Terima kasih buat semuanya. (sylvianita widyawati)
Komentar
Posting Komentar