'Membajak" Ibu
Bersama anak-anak |
Bagi saya ini menimbulkan rasa bersalah karena tidak pergi bertiga. Seperti yang terjadi pada hari ini. Si bungsu, Rahma, ngotot mengajak saya pergi sendiri.
Tujuannya ke toko roti langganan dan ke penjual es krim kesukaannya, Sementara dua kakaknya sedang di rumah ibu saya. Ibu dan saya tinggal satu komplek perumahan namun beda blok.
Sejak sore, dua anak saya menemani mbahnya. Jadi di rumah, saya dengan si bungsu. Setelah selesai mengetik berita, saya memang menjanjikan akan mengajak dia ke pertokoan dekat perumahan,
Sebelum ke pertokoan itu, saya bermaksud mampir ke rumah itu saya. Tujuannya memberitahu dua anak saya yang lain bahwa saya pergi dengan si bungsu. Tapi Rahma minta saya tidak mampir ke rumah ibu saya.
"Aku pingin jalan-jalan sendiri saya ibu. Kalau jalan-jalan bertiga itu, aku kurang diperhatikan," ungkap Rahma. Alasannya, dua kakaknya kadang mendominasi perhatian. Ho ho..ho. Segitunya. Akhirnya aku mengalah. Benar saja, ketika sedang duduk di kedai es krim, dua anakku menyusul.
"Mengapa ibu nggak mengajak kita sih?" tanya Sasa, si sulung. Aku bilang jika adiknya ingin diajak jalan-jalan sendiri. Akhirnya kita berempat menikmati es krim bersama, Bagi saya ini lebih asyik karena akhirnya jadi bersama lagi. Mereka menyusul kami karena sudah tahu kebiasaan saya ke mana saja jika keluar rumah.
Kejadian seperti ini sebenarnya tidak sekali dua. Beberapa kali terjadi. Mereka bangga jika berhasil 'membajak' saya sendiri tanpa lainnya. Ada-ada saja. Kalau saya sih suka pergi bersama. Repot tapi seru saja. Malah kalau jalan dengan salah satu, merasa ada yang kurang. Menjadi ibu adalah menyayangi mereka semua. Tidak bisa memilih satu di antara mereka. sylvianita widyawati
Komentar
Posting Komentar