Ini Kurma Cokelat Isi Mete ala Mahasiswa Unmer

Ini ada tulisan saya tentang kreasi tiga mahasiswa Universitas Merdeka (Unmer) Malang mengolah kurma. Jadilah kudapan Kucinte (Kurma Cokelat Isi Mete). Pengolahnya adalah Romi Setiawan, Ida Bagus Weda dan Bobbi. Saat di pameran lokakarya bagi guru wirausaha SMK Se Malang Raya di Aula PPI Unmer, mereka menjual Rp 10.000 per kotak. Isinya lima biji.

Di acara itu, mereka juga menggelar demo pembuatan Kucinte, Rabu (17/2/2016). "Produknya masih dipasarkan di kampus. Misalkan saat ada kegiatan Rukun Ibu Unmer dan pameran," jelas Ika Anggreini, dosen pendamping kepada SURYAMALANG.COM.

Ditambahkan Fetty Kartikasari, Dosen Teknik Industri, pembuatan Kucinte berawal dari tugas besar mahasiswa untuk diusulkan ke fakultas agar masuk ke PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) Kemenristek dan Dikti. Untuk itu, mahasiswa diminta membuat produknya. "Idenya dari biji kurma yang sering dibuang saat makan. Bikin repot," terang Fetty. Agar tak repot makan, biji kurma diganti mete kemudian dibalut cokelat.

Produk Kucinte dari mahasiswa Unmer dan dosen mereka
"Sehingga bisa dikonsumsi semua," katanya. Pilihan mete karena lebih awet dibanding jika diisi selai, misalnya. Kudapan itu bisa tahan dua minggu di suhu ruangan.

"Tidak disarankan masuk lemari pendingin karena kurmanya akan jadi kering," kata dosen berhijab ini. Sementara Romi menjelaskan kendala pembuatan Kucinte adalah bahan baku.

"Biasanya kurma dan mete kebanyakan ada menjelang hari raya," kata Romi. Dalam kondisi saat ini memang ada tapi harganya agak mahal dibandingkan menjelang Lebaran karena stok melimpah.

Namun hal itu tidak menjadi halangan berkreasi. "Ini cara mengoptimalkan makan kurma agar tidak susah membuang bijinya," tambah Romi. Segmen yang ingin disasar adalah para penyuka cokelat.

Dijelaskan Fetty, pemilihan kurma karena manfaatnya banyak. "Ke depannya ingin berinovasi. Misalkan mempersiapkan produk lain dari kurma," kata dia. Ia menyebut melirik biji kurma untuk kopi. "Memang sudah ada. Tapi nanti kita bisa bermain inovasi di rasa dan kemasan," jawab dia. Sehingga tidak ada limbah kurma.
Ia berkhayal ada corner serba kurma. "Kurma itu sudah familiar di sini," jelasnya. Sebagai dosen, ia memberikan dukungan pada kreasi mahasiswanya sehingga bisa dijadikan ladang wirausaha. Sylvianita widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini