Harga Susu Impor Sudah Semurah Lokal


Pasca penandatanganan perdagangan bebas antara ASEAN, Australia dan Selandia Baru yang mulai diberlakukan sejak minggu lalu dikhawatirkan menimbulkan dampak pada produk susu lokal. Sebab saat ini saja ketergantungan pada produk susu impor secara nasional sudah mencapai 70 persen. Sisanya, sebanyak 30 persen dipasok dari produk susu lokal. “Kadang harga susu impor juga sudah mendekati harga susu lokal,” jelas Hermanyadi, Ketua KUD Dau, Kabupaten Malang, Selasa (17/1). Katanya, harga susu lokal antara Rp 3.000-Rp 3.200 per liter.
Untuk itu, ia berharap pemerintah tetap memproteksi produk lokal dengan tidak begitu saja memberikan bea impor nol persen, sehingga harga susu impor masih di atas susu lokal. Sebelumnya, bea impor masih diberlakukan lima persen. Menurut Herman, kondisi saat ini, harga susu lokal juga masih murah. “Idealnya, harga susu di tingkat peternak mencapai Rp 4000 per liter,” ungkapnya. Dengan begitu, peternak memiliki gairah untuk memelihara sapi-sapi perahnya karena harga pakan sapi juga sudah sangat mahal. Apalagi di satu sisi, andalan peternak sapi perah yaitu industri pengolahan susu (IPS) juga masih segan menaikkan harga belinya.
Katanya, memang harga susu tidak dipatok rata namun ada tingkat-tingkatannya sesuai kualitas susunya. Menurutnya, jika hal itu diperhatikan oleh pemerintah, maka semangat memelihara sapi perah oleh peternak pasti pada ujungnya akan memberi dampak pada produksi susu sapi sehingga tidak terlalu mengandalkan susu impor. Data di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, produksi susu Kabupaten Malang sebanyak 300 ton/hari dengan jumlah populasi sapi perah sebanyak 89.200 ekor. Terpisah, A Subhan, Wakil Bupati Malang dengan kondisi itu, ia masih yakin produksi produksi susu lokal dari Kabupaten Malang tetap memiliki pasar pasar sendiri.
”Meski sudah ada pasarnya sendiri, namun harus tetap ada upaya dari dinas terkait bagaimana susu lokal bisa bersaing dan bertahan dari serbuan susu impor,” ungkap Subhan. Menurut Sujono, produksi susu lokal Kabupaten Malang sebanyak 85 persen masuk ke IPS seperti ke Nestle (Kabupaten Pasuruan), Greenfield (Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang) dan Sekar Tanjung (Kabupaten Pasuruan). Sedang sisanya beredar langsung ke masyarakat. Katanya, kondisi sekarang, peternak lokal hanya bisa menjaga kualitas produksi susunya agar bisa bersaing dengan susu impor. ”Menjaga kualitas produksi susu dimulai dari kebersihan kandangnya, pakannya dll yang kemudian berdampak pada kualitas susunya,” ujar Sujono. Pihaknya sudah berusaha mengarahkan para peternak ke arah lebih menjaga kebersihan meski jika dibandingkan dengan peternak sapi perah di luar negeri kondisinya masih jauh. vie       

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini