Sambil Bermuktamar, Inden Mobil Esemka


Presiden SBY buka muktamar (foto: Hayu)
 Mobil esemka nampaknya sedang mendapat perhatian masyarakat, termasuk peserta Muktamar Thariqoh XI di Pondok Pesantren Al Munawwarriyah, Bululawang, Kabupaten Malang, Rabu (11/1). Mobil Esemka SUV 2.0.i yang merupakan rakitan uksi SMKN 6 Kota Malang bersanding dengan mobil Esemka Digdaya produksi SMKN 1 Singosari dan mobil lainnya. Hingga Rabu sore setidaknya sudah ada 47-an orang yang inden di stan itu. Harga mobil Esemka SUV dibanderol sekitar Rp 125 jutaan. ”Yang penting inden dulu nanti dicarikan uangnya,” komentar salah satu peserta muktamar yang nampak mencatatkan namanya untuk inden.
Sebab dibandingkan dengan mobil sejenis produksi pabrikan harganya Rp 350 jutaan. H Eman Suryaman, Ketua PWNU Jawa Barat sudah berniat inden 200 unit dan siap menjadi ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) lewat PT Kebomas Mobilindo. Kebomas merupakan singkatan Kebangkitan Mobil Nasional). Namun untuk itu, masih harus menunggu persetujuan dulu dengan Kementrian Pendidikan Nasional untuk bekerja sama dengan SMK.  ”Sebab kalau melihat dari selisih harganya, saya kira mobil Esemka seperti SUV bisa bersaing dan bisa go public di pasar global,” katanya optimistis.
Namun untuk merek dagangnya nanti jika disetujui, ia memastikan akan memakai nama Indonesia keren.
Selain itu, ke depannya nanti ia berharap, mobil esemka juga bisa dipakai sebagai kendaraan dinas di pemerintahan. Katanya, jika bisa jadi ATPM, maka juga dipikirkan soal layanan purna jual dan bengkel-bengkelnya. Sebelum mengikuti kegiatan muktamar, Menteri Agama Surya Darma Ali juga sempat melihat mobil-mobil produksi esemka itu. Gunawan, Koordinator Perakitan SMKN 6 Kota Malang menyatakan untuk komponen mobil esemka masih impor yang membutuhkan waktu tiga hingga empat bulan. ”Untuk perakitan sendiri, satu mobil bisa dirakit satu anak sebanyak satu hingga dua minggu,” tutur Gunawan.
Katanya, kalau respons dari pemesanan mobil esemka banyak, maka ia berharap ada regulasi dari pemerintah untuk mempercepat waktu pengimporan. Agus Sudarto, Humas SMKN 1 Singosari menyatakan sekolahnya mendapat bagian mengerjakan 1.000 mesin esemka, namun baru mendapat 200 mesin yang kemudian mendistribusikan ke SMK-SMK yang tugasnya merakit mobil itu. Katanya, di Jatim ada 10 SMK yang boleh merakit, tapi masih belum boleh ke jalan raya karena masih menunggu perizinan. Katanya, kalau melihat animo masyarakat besar, maka ini merupakan sebagai peluang tapi harus disiapkan SDM yang handal.
Sementara kegiatan muktamar resmi dibuka oleh Presiden SBY yang disambut antusias peserta. Ibu negara, Ani Yudhoyono yang baru sembuh dari sakit juga sudah diajak mengikuti kegiatan pembukaan muktamar. Salah satu isi pidato SBY menyesuaikan tema muktamar yaitu Dengan Thariqot Kita Memperkokok Kebersamaan Umat dan Bangsa Untuk Perdamaian dan Kesejahteraan Bangsa, untuk menjaga kehidupan berbangsa harus bertumpu pada empat pilar yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.
”Kalau empat pilar itu dilaksanakan, maka tidak ada pertentangan agama seperti Islam dengan demokrasi. Sebab Islam menjadi rahmat. Islam mencintai keamanan, kebenaran, kehormatan dan harga diri sebagai umat Islam,” tutur SBY. Ia berharap dengan tradisi thariqot bisa terlihat di era keterbukaan ini sehingga benturan yang setiap saat bisa terjadi seperti karena faktor agama, etnis, suku dan umat tidak terjadi. Namun bagi yang melakukan pelanggaran hukum tetap harus diproses/ditegakkan. Sebelum SBY berpidato, juga ada sambutan yang pengasuh PP Al Munawwariyyah, KH Muhammad Maftuh Said, Ketua PBNU Said Aqil Siroj dan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Pak de Karwo menyatakan untuk membangun umat beragama , pemerintah dan ulama melakukan pendekatan, termasuk ketika meletus kasus di Sampang yang dicerahkan lewat Al Quran dan hadis.
KH Masroni M, Sekjen Jami’iyyah Ahlith Thariqoh Al Mu’tabaroh An Nahlixyah menyatakan pada muktamar ini ada yang baru, yaitu dua komisi yang baru muncul yaitu muslimah thoriqoh dan matan (mahasiswa ahli throriqoh). Sementara agenda pokok muktamar yaitu pertanggungjawaban kepengurusan. Sebanyak 13 negara asing mengikuti kegiatan ini seperti dari Yaman, Mesir, Abu Dhabi, Siria, Sudan dll yang berakhir pada Sabtu, 14 Januari. Kehadiran peserta dari asing ini diharapkan ke depannya ada asosiasi thoriqoh sedunia. 
Sementara itu karena jumlah peserta Muktamar Throriqoh XI di Bululawang yang cukup banyak, maka arus lalu lintas air, bahan makanan hingga menjadi makanan siap saji  setiap harinya diperiksa oleh Dinkes Kabupaten Malang. Hal itu agar bisa mendeteksi dini penyakit yang timbul, seperti diare. ”Setiap hari, kami melakukan cek itu dan diambil samplenya untuk dites bakteri e-coli-nya,” jelas Maria Anastasia Desan Harini dari Puskesmas Ngajum yang bertugas di Posko Kesehatan muktamar, Jumat (13/1). 
Katanya, tolak ukur semuanya adalah bakteri e-coli. Jika bakteri itu banyak, maka bisa dipastikan bakteri lainnya juga banyak. Begitu juga sample air untuk wudhu atau air untuk kegiatan masak memasak.
Namun hingga saat ini, para peserta muktamar tidak ada yang mengeluh soal diare sehingga menjadi KLB (kejadian luar biasa). Di kegiatan muktamar itu, untuk kegiatan makan besarnya setiap hari sebanyak tiga kali. Selain itu juga disertai penyuguhan makanan-makanan ringan seperti kue-kue juga tidak luput dari pantauan. Dr Didik Sulistyanto, Koorlap Posko Kesehatan menyatakan  penderita diare hanya satu dua. ”Tapi umumnya dipicu dari jajanan di luar arena muktamar. Kalau yang di luar, kami tidak bisa memantau,” ujar dokter yang bertugas di Puskesmas Tirtoyudo itu.
Namun keluhan terbanyak dari peserta adalah batuk pilek dan pegal linu. Batuk pilek dimungkinkan karena kondisi cuaca. Sementara untuk pegal linu, katanya, rata-rata dikeluhkan oleh peserta muktamar yang sudah tua. ”Rata-rata pada pasien posko juga sudah ada penyakit penyerta sebelumnya, seperti diabetes,” tuturunya. Namun di posko, sudah disiapkan segala obat untuk berbagai penyakit, termasuk sakit mata, kulit, diare, antibiotik dll. Katanya, setiap harinya sekitar 200 peserta muktamar yang datang ke posko. ”Sejauh ini ketersediaan obat-obatan cukup karena kita memprediksikan tiap hari ada 600 orang yang datang ke posko, tapi yang datang sekitar 200-an,” jawabnya.
Sebab usai pembukaan, peserta muktamar hanya sekitar 4000-an. Satu peserta muktamar, yaitu Adami,33, dari Aceh pada Kamis malam pukul 18.00 WIB sempat dirujuk ke RSUD Kanjuruhan Kepanjen karena jatuh di lokasi muktamar. Kata Didik, karena takut kena gagar otak ringan, pasien dirujuk karena sempat muntah-muntah. Tapi menurut Suwarno, Humas RSUD Kanjuruhan, Adami pada Jumat pukul 11.00 WIB sudah keluar dari RS setelah sempat masuk UGD dan dirawat di ruang Hasanuddin. ”Pasien hanya mengalami memar di kepala atas sebelah kiri,” kata Suwarno. Menurutnya, pasien itu mengeluh kelelahan dan akhirnya  jatuh. vie   



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini