Bupati-Gubernur Buat Album Campursari
Rendra Krsna, Bupati Malang disela syuting video klip |
Meski para kepala daerah sibuk dengan kegiatannya, namun ternyata masih memberikan waktu untuk merekam suara mereka dalam album campursari. Ide membuat album itu berasal dari Gubernur Jawa Timur, Soekarwo yang ingin lebih mengenalkan Jawa Timur dengan lagu-lagu campursarinya. ”Memang tidak semua bupati terlibat. Hanya ada empat bupati di Jawa Timur,” jelas Rendra Kresna, Bupati Malang ketika Surya bertemu dengan nya di sela syuting video klip untuk pembuatan VCD campursari bertajuk Cintaku Di Jawa Timur di sekitar kantor Bupati Malang, Selasa (27/12). Bupati yang terlibat dalam album campursari itu adalah Bupati Malang, Bupati Bojonegoro, Bupati Sidoarjo dan Bupati Blitar. ”Saya sudah rekaman suara semalam (Senin, 26 Desember) untuk dua lagu,” cerita Rendra.
Dua lagu itu adalah Tanduk Majeng dan Sido Rondo. Meski tidak ada persiapan khusus, katanya, rekaman suaranya sangat lancar. Untuk merekam secara khusus suara Rendra Kresna, jelas Cak Dikin, pencipta lagu campursari terkenal yang berada di balik layar pembuatan album itu mengaku mendatangi masing-masing kepala daerah. Rendra Kresna merupakan bupati pertama yang didatangi untuk direkam suara dan dibuatkan video klipnya. Cak Dikin sendiri disebut Rendra sebagai koordinator artis. Menurut Cak Dikin, setelah menyelesaikan penggarapan suara dan klip Bupati Malang, berikutnya dijadwalkan ke bupati lainnya. Begitu juga dengan Pak De Karwo. Pak De Karwo juga dijadwalkan menyanyi dua lagu yaitu Rek Ayo Rek dan Lenggang Suroboyo. Sedang total lagu di album itu rencananya ada 12 lagu dan bakal diedarkan pada Januari 2012.
Untuk membuat album ini, ketika ia ditanya apakah mendapat honor sebagai artis? Rendra menjawab tidak karena masih mengeluarkan anggaran untuk mencetak VCD-nya nanti untuk diedarkan. Yang jelas, Cak Dikin, pria asal Banyuwangi ini membawa peralatan rekaman yang dipindahkan ke ruang makan untuk merekam suara Bupati Malang. Ruang makan yang berada di salah satu sudut rumah dinas bupati itu sering dipakai untuk menjamu makan para tamunya. Tapi oleh Cak Dikin, ruang makan itu akhirnya ’disulap’ jadi studio rekaman.
”Pak Rendra rekamannya lancar. Dua lagu cukup 20 menit tanpa perlu retake vokal. Musiknya sudah saya garap di studio di Solo,” kisah pencipta lagu Tali Kutang dan Cinta Tak Terpisahkan yang memiliki usaha Cak Dikin Enterprise itu. Dipuji begitu, Rendra hanya senyum-senyum. Apalagi khusus untuk lagu Tanduk Majeng tidak bisa sembarangan dinyanyikan oleh orang karena perlu artikulasi yang jelas agar artinya benar. Bagi bupati, ini pengalaman pertamanya membuat album meski masih kompilasi dengan para pejabat lainnya. ”Setidaknya dengan adanya album ini nanti bisa mengakrabkan pemimpin dengan masyarakat lewat lagu-lagu campur sari,” kata politisi dari Partai Golkar ini.
Ia sendiri sangat menyukai lagu-lagu campur sari bahkan fasih menyebutkan sejumlah judul-judul lagu campursari yang sudah terkenal di masyarakat. ”Lagu-lagu campur sari, saya hafal kok judul-judulnya,” tuturnya Rendra sambil menyebut beberapa judul lagu campursari. Syuting klipnya ternyata sudah dimulai sejak pukul 10.00 WIB-an dimulai dari gazebo yang berada di halaman belakang rumah dinasnya. Ia mengenakan baju khas Madura ketika menyanyikan lagu Tanduk Majeng. Kata Rendra, lagu itu berkisah tentang nelayan yang datang habis melaut. Syuting juga dilakukan di ruang makan namun sudah diberi background warna biru mungkin nantinya masih bisa diedit lagi. Sedang untuk lagu lainnya di luar lagu untuk album itu, ia syuting menggunakan baju batik ada juga yang memakai setelan warna hitam dipadu jaket kulit dan mengenakan kacamata hitam.
Syutingnya di atas jip miliknya yang diparkir di depan gerai PKK (samping pendopo) seolah-olah sedang menyetir. M Hidayat, Kabag Humas Pemkab Malang mengatakan ada lagu-lagu Rendra Kresna nantinya yang akan ditayangkan di TV lokal. vie
Komentar
Posting Komentar