Beralasan Cuaca, Proyek DAK Molor
Sidak DAK di SDN Sumbersekar 01 Dau |
Target pengerjaan proyek DAK pendidikan untuk perbaikan fisik yang harusnya bisa diselesaikan hingga akhir Desember 2011 lalu ternyata tidak bisa dilaksanakan. Sehingga para kontraktor meminta kepada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) proyek DAK di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang untuk diperpanjang lagi waktunya untuk menyelesaikan proyek rehabilitasi sekolah. “Ada yang sudah berhasil menyelesaikan. Namun banyak juga yang meminta tambahan waktu untuk mengerjakan,” kata Wahyudi, Kabid TK SD Dindik Kabupaten Malang di sela sidak dengan Komisi D DPRD Kabupaten Malang di sejumlah SDN di Kecamatan Dau, Kamis (5/1).
Namun Wahyudi mengaku tidak hafal jumlah sekolah yang pengerja proyeknya meminta perpanjangan waktu . Yang jelas, tambahnya, rata-rata perpanjangan waktu pembangunan mencapai dua minggu pada Januari ini. Ia berharap, perpanjangan waktu itu benar-benar dilaksanakan sehingga para siswa juga bisa mengikuti kegiatan belajar di dalam kelasnya semula. “Kalau kemudian dari perpanjangan itu mereka minta perpanjangan lagi, mereka (kontraktor) sendiri juga yang rugi. Sebab akan kena denda, “ tandasnya.
Salah satu proyek DAK yang meminta perpanjangan waktu lagi yang disebutnya adalah rehab di SDN Sumbersekar 1, Dau. Di SDN ini, dari penetapan empat lokal kelas, pada proses pengerjaannya menjadi enam lokal sebagai kompensasi pengalihan dana tidak dipakainya rangka galvalum karena sekolah ini rangka atapnya dari kayu jati. ”Sayang kalau diganti galvalum,” kata M Sodik, guru SDN Sumbersekar 1. SDN ini berdiri pada 1908 yang disanggah dengan kayu-kayu jati. Karena itu, kusen-kusennya yang masih bagus juga tetap dipakai.
Di SDN ini, sekarang sedang dipasangi genteng, memasang keramik pada lantai dan dinding dll. Sedang di SDN 2 Gadingkulon, Kecamatan Dau juga masih dalam taraf pengerjaan. Guru sekolah tersebut, Sirillus menyatakan harusnya pengerjaan DAK di sekolah itu selesai akhir Desember 2011 lalu. ”Bagi kami, makin cepat rehabilitasi sekolah ini selesai, kami juga senang,” komentar Sirillus. Pasalnya, siswa kelas 3,4,5 harus bergantian kelas dengan siswa kelas 1,2 dan 6. Sehingga siswanya ada yang masuk siang hari.
Mulyanto, penggarap proyek DAK di SDN 2 Gadingkulon menyatakan secara lisan sudah menyatakan ingin meminta perpanjangan waktu pengerjaannya. ”Rencananya kami memang akan mengajukan secara resmi perpanjangan waktu selama dua minggu,” urai Mulyanto ditemui di sekolah tersebut. Katanya, alasan cuaca membuat pengerjaan proyeknya tidak berjalan lancar. ”Di sini sering hujan. Misalkan ketika habis plamiran, tidak bisa cepat kering,” cetusnya. Selain itu juga masalah pengerjaan tambahan dapur di sekolah itu sebagai kompensasi masih menggunakan kusen yang kondisinya masih bagus.
Achmad Andi, Wakil Ketua Komsi D DPRD Kabupaten Malang menyatakan perpanjangan waktu untuk sekarang mungkin masih bisa ditoleransi. ”Tapi kalau molor lagi, Dindik harus bersikap tegas karena mereka tidak bisa mengerjakan pekerjaan sesuai komitmen sehingga terjadi keterlambatan. Jika perlu diberikan sanksi,” ujar Andi. Ia berharap sekolah-sekolah yang mendapat DAK itu bisa menyelesaikan sebelum siswa masuk kembali sekolah pada 9 Januari nanti setelah libur dua minggu. ”Tapi dari sidak di lapangan tadi rata-rata kan belum selesai semua. Mungkin masih mencapai 80-90 persen,” katanya. Sidak DAK selain dilakukan di Kecamatan Dau, juga ke Karangploso.
Dikatakan Wahyudi, meski anggaran DAK sudah dicairkan semua, tapi sebanyak 50 persen anggaran masih dblokir atau tidak dibayarkan sebagai tindakan berjaga-jaga agar jika ada penyelesaikan yang kurang, masih bisa diselesaikan. ”Kalau sudah dibayarkan semua, terus lari bagaimana?” tanyanya. Dindik sendiri sudah mulai menurunkan enam tim terjun ke lokasi-lokasi DAK. Setiap tim yang terdiri dari tiga orang ditargetkan mengunjungi ke lima hingga enam kecamatan. vie
Mantap
BalasHapusLho..Daviq..đ
BalasHapus