Ingin Plesir ke Bali, Uang Dibawa Mantan Kasek
MALANG-Ratusan siswa kelas 9 SMPN 1 Kromengan, Kabupaten Malang
melakukan aksi ke DPRD Kabupaten Malang di Kepanjen, Selasa (8/5).. Tujuan
mereka ke gedung dewan dengan menumpang dua truk dan masih mengenakan seragam sekolah putih biru adalah
mengadukan nasib uang tabungan rekreasi mereka sebesar Rp 128.960.000 yang
dibawa oleh Sugiana, mantan kepala SMPN 1 Kromengan. Mereka ingin uang itu kembali dan bisa
rekreasi ke Bali. Mereka juga minta agar Sugiana diberi sanksi. Setiap
bulannya, siswa menabung Rp 15.000. Uang sebanyak itu, rinciannya adalah uang
siswa kelas 9 sekarang saat dipungut ketika mereka duduk di kelas 7 dan 8.
Serta uang siswa kelas 8 sekarang, dimana saat mereka duduk di kelas 7, mereka
telah mencicil uang tabungan rekreasi.
Sugiana sendiri sudah dipindah sebagai Kepala SMPN 2 Lawang
sejak tahun lalu. Sebelumnya pekan lalu
mereka sudah mengadukan masalah ini ke Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, namun
tidak ada hasilnya. Mereka berharap
dengan ‘wadul’ ke dewan, uang tabungan rekreasi mereka kembali dan bisa pergi
ke Bali sebelum pengumuman ujian nasional (unas) SMP pada 2 Juni lalu. “Kami
berharap tanggal 15 Mei ini, uang itu sudah kembali. Sebab setelah ini, kami juga sudah sibuk
mencari SMA,” tutur Ainur Rosa, salah satu perwakilan siswa usai diterima
anggota Komisi B di ruang serba guna. 10
Orang siswa dan dua pendamping sekolah diterima oleh para anggota Komisi B
yaitu Dwi Hari Cahyono, Bambang Win dan Sutoko Bisri.
Apit Sapto Usodo,
humas SMPN 1 Kromengan yang mendampingi para siswa menyatakan pihak
sekolah sudah berupaya menagihkan kepada mantan kasek. Tapi yang didapat adalah
janji-janji. Mengutip hasil keluhan
siswa dan pihak sekolah kepada Komisi B, Sugiana juga sudah membuat surat pernyataan
tertulis bermaterai Rp 6.000 yang dibuat di Lawang, rumah tinggalnya, pada 5 Maret 2012 yang menyatakan bahwa ia akan menstranfer uang senilai Rp
128.960.000. Uang itu akan ditransfer ke rekening Hariyanto, Ketua Komite Sekolah SMPN 1 Kromengan pada 19
Maret 2012. Tapi hingga kini, uang itu tidak juga dikirimkan. Termasuk janji
akan mengembalikan ke sekolah pada Jumat pekan lalu. Akhirnya siswa mengadukan hal itu ke Dindik
Kabupaten Malang dan kemudian mengadu lagi ke DPRD Kabupaten Malang.
“Sekolah juga sudah
berupaya menagihkan sejak September 2011 lalu,” kata Apit. Masalahnya, uang itu
dikelola pribadi oleh mantan kasek. Apit dalam kesempatan itu bahkan sempat
menangis mengingat ada siswanya yang harus ‘banting tulang’ dengan mencuci
mobil agar bisa ikut rekreasi bersama ke Bali. Rencana tur ke Bali waktu itu akan
dilaksanakan pada Februari 2012 atau sebelum unas. Didik Budi Mulyono, Inspektur Kabupaten Malang
menyatakan sudah memeriksa Sudiana pada Senin (7/5).
“Prosesnya pemeriksaannya belum selesai. Keputusan akhirnya
tetap pada bupati ,” kata Didik dikonfirmasi terpisah. Menurutnya, dari
berbagai bukti yang ada, Sugiana memang mengakui uang tersebut ada padanya.
Selain soal uang siswa, Inspektorat juga
meminta keterangan soal pungutan insidentil kepada para siswa untuk
pengadaan lahan senilai Rp 60 juta. Sugiana belum bisa dihubungi untuk
dikonfirmasi. Begitu juga ponsel
Pudianto, Kabid Sekolah Menengah Dindik Kabupaten Malang. Yang jelas,
Bupati Malang sudah memastikan akan mencopot dua kasek bermasalah yang kini sedang
ditangani oleh Inspektorat Kabupaten Malang.
Dua kasek itu adalah Sugiana, Kepala SMPN 2 Lawang dan seorang
kepala sekolah di Kecamatan Donomulyo karena kasus asusila. Mereka akan dicopot
dari jabatan itu tanpa harus menunggu selesainya proses BAP di Inspektorat Kabupaten
Malang. “Secepatnya jabatan dua kasek akan saya copot. Saya sudah
minta Baperjakat untuk mengganti dua kepala sekolah itu,” tegas Rendra Kresna
ditemui di Pringgitan. Katanya,
perbuatan Sugiana mempermalukan korps guru. Menurut bupati, meski Sugiana
akan mengembalikan uang siswa itu, tapi dirinya akan tetap memberikan
sanksi kepadanya. Para siswa sendiri
berharap ada penyelesaian kekeluargaan karena ingin uang itu kembali untuk
rekreasi. vie
Komentar
Posting Komentar