Pantau Harga Gula Terkait Inflasi
MALANG-PG Krebet Baru akan mulai melakukan kegiatan musim
giling tahun ini mulai 17 Mei mendatang.
Pabrik gula milik grup RNI (Rajawali Nusantara Indonesia) ini
menargetkan akan menggiling tebu sebanyak 2,2 juta ton dan menghasilkan gula
sebanyak 176.000 ton. Sementara rendemen tebunya diharapkan minimal bisa
mencapai delapan. Hal itu dijelaskan
oleh Gede Meifera, Direktur Rajawali I saat selamatan buka giling 2012 di aula
PG setempat, Rabu (2/5) yang dihadiri
para karyawan, petani dan undangan dari Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Malang. PG ini memiliki kapasitas produksi mencapai
12.000 TCD dan menjadi terbesar di antara pabrik-pabrik gula yang ada.
Bupati Malang, Rendra Kresna memberikan perhatian kepada
produksi gula karena menjadi salah satu bagian dari ketahanan pangan nasional .
Karena jika terjadi gejolak harga gula, maka berpengaruh pada inflasi. Sebab
gula salah satu sembilan bahan pokok. “Sehingga rendahnya produksi dan harga gula
menjadi perhatian/kepentingan pemerintah,” ujar Rendra ketika hadir di acara
itu. Sementara agar para petani merasakan hasil yang bagus jika rendemennya
tinggi, bupati meminta agar petani memperhatikan pola tanam dan bibitnya.
Sehingga ketika puncak tebang tebu mulai Agustus nanti, rendemen tebu bisa
mencapai 13.
“Kalau rendemen tebu delapan saja, perkuintalnya mencapai Rp
65.000. Kalau rendemennya tinggi, maka yang hasilnya lebih baik lagi,” ujar
Rendra. Menurut Rendra, di China kini sedang mengembangkan bibit tebu yang bisa
mencapai rendemen 15. Namun ia
membayangkan jika bibit seperti ini dikembangkan misalkan di Kabupaten Malang,
maka ia memperkirakan petani palawija akan banyak beralih ke penanaman tebu.
Namun lepas dari itu, ia mengharapkan petani tak hanya memperhatikan kuantitas
tebu, tapi juga kualitasnya. Dikatakan Rendra,
PG Krebet Baru juga masih berpotensi meningkatkan produksinya, tak hanya
dengan kapasitas 12.000 TCD, tapi bisa dua kali lipatnya karena lahan tebu di
Kabupaten Malang masih cukup luas.
Saat ini jumlah lahan tebu mencapai 76.000 hektare. Sedang
yang termanfaatkan baru separuhnya. Hasil tebu saat ini sebagian besar masih
terserap di PG Krebet Baru dan PG Kebon Agung. Namun sisanya ada yang ‘lari’ ke
pabrik gula di Kabupaten Sidoarjo. “Jika
produksinya meningkat, maka jumlah pekerja kan bisa meningkat lagi. Tapi kerja
padat karya di PG ini juga minimal harus mendapat gaji sesuai UMK,” harap
Rendra. vie
Komentar
Posting Komentar