Mengkreasi Mendong Tak Sekedar Jadi Tikar



Hasil kreasi mendong dari Kecamatan Wajak masih berkutat pada pembuatan tikar. Karena itu Disperindag dan Pasar mengadakan pelatihan untuk perajin mendong yang berada di delapan desa yaitu di Patok Picis, Codo, Kidangbang, Blayu, Wajak, Sukoanyar, Dadapan dan Ngembal. Mereka disiapkan pelatih dari Tasikmalaya yang karena produk mendong dari Tasikmalaya lebih kreatif.

”Hasil mendong dari Kabupaten Malang masih belum maksimal. Kreasinya kurang sehingga harus ada langkah ke depan agar hasilnya lebih bagus,” ujar Sulaiman, salah satu pelatih.
Untuk itu akan dilatih proses penenunan, pencelupan warna dan pemintalan benangnya. Sehingga hasilnya lebih beragam.

Bisa jadi kotak, entah jadi tisu, kotak seserahan, tas dll. Ny Jajuk Rendra Kresna, Ketua Dekranasda Kabupaten Malang menyatakan pelatihan dan bantuan dari pemerintah hanya bersifat stimulus. Sehingga diperlukan kreatifitas dari perajin sendiri agar produknya memiliki nilai jual lebih tinggi. Ia kemudian mencontohkan beberapa produk dari mendong yang dijual saat pameran di Jakarta.

”Maksud saya ini bukan pamer, lho. Ini ada contoh dompet dari bahan mendong. Harganya dijual Rp 750.000. Akserorisnya bisa dibeli di toko. Hayoo..mau hanya membuat tikar saja atau membuat seperti dompet ini?” tanya Jajuk pada peserta pelatihan. Tujuannya adalah menyemangati peserta untuk berkreasi. 

Peserta pelatihan menjawab senang membuat dompet. Kata Jajuk, jika tidak dengan aksesoris toko, bisa dipadu dengan kreasi bunga klobot jagung yang ada di Gondanglegi. Ia juga mencontohkan lagi sandal di kamar Hotel Sultan Jakarta yang menggunakan bahan mendong.

Dicontohkan juga model tas traveling yang harganya juga mencapai lebih dari Rp 1 juta dari mendong dan dikreasi dengan bahan lain. Namun diakui dilema produk dalam negeri sendiri kadang kurang mendapat respons dari masyarakat. Para peserta perajin selain diberi materi pembahasan juga praktek untuk pengembangan inovasinya. 

Untuk pewarnaan, perajin mendong Wajak masih menggunakan pewarnaan tekstil dan harusnya pewarnaan basis. Luas lahan tanaman mendong di Wajak mencapai 400 hektare dengan jumlah perajin sebanyak 670 orang dengan nilai perputarannya mencapai Rp 3,4 miliar/tahun. Harga tikar di Wajak sebesar Rp 15.000. sylvianita widyawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini