Dua Warga Kepanjen Diduga Kena Flu Singapura
MALANG- Dua orang warga Desa Sukoraharjo dan Desa Tegalsari,
Kecamatan Kepanjen diduga menderita flu Singapura. Namun apakah penderitanya
itu anak-anak atau orang dewasa, masih akan ditindaklanjuti oleh Dinkes
Kabupaten Malang. Informasi itu diterima Dinkes dari SMS gateway yang
menghubungkan berbagai informasi dari puskesmas ke dinkes. “Kami masih akan
menindaklanjuti besok (hari ini, Red),” ujar Mursyidah, Kadinkes Kabupaten
Malang, Kamis (26/4). Sehingga masih
belum diketahui penderitanya anak-anak atau orang dewasa.
Data lainnya terkait penderita flu Singapura masih belum
ada. “Kalau di satu wilayah ada yang terkena, kami akan berusaha
menindaklanjutinya agar tidak berkembang,” jawabnya. Menurut Mursyidah, ia
sudah meminta kepada seluruh puskesmas untuk mengantisipasi virus flu Singapura
dengan cara memberikan sosialisasi ke masyarakat bagaimana hidup sehat. “Sebab
virus akan mudah menyerang pada mereka yang ketahanan tubuhnya rendah atau
kurang fit,” tutur Mursyidah. Untuk itu, perlu menjaga kondisi tubuh dengan memperhatikan
pola makan/asupan dan menjaga perilaku hidup sehat. Dengan begitu bisa menjaga
kekebalasn tubuh dari serangan virus.
Katanya, penularan flu Singapura juga dikarena virus Sumber peredaran virus antara lain pada
tangan. Karena itu ia menyarankan agar selalu mencuci tangan pakai sabun, bukan
hanya mencuci tangan hanya memakai air. Menurut Mursyidah, anak-anak rentan
terkena penularan, termsuk flu Singapura karena daya tahan tubuhnya masih
rendah. Tapi bisa juga menyerang orang dewasa, apalagi jika tubuhnya tidak fit.
Karena itu jika kondisi tubuh sudah merasa tidak enak, untuk segera
memeriksakan diri untuk berobat/memeriksakan diri. Jika tidak dengan
mengonsumsi vitamin C atau makan buah-buahan dan sayuran. “Kalau sudah sakit,
ya, pakailah masker agar tidak menular ke orang lain,” sarannya.
Di satu sisi, hampir tiga pekan, Aisyah Permata Zia Ulhaq,
warga Griya Kebon Agung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang menderita
penyakit Flu Singapura. Tapi kini kondisinya sudah membaik setelah dibawa ke dokter
spesialis anak di Kota Malang. Bocah berusia 15 bulan ini awalnya mengalami
demam tinggi. Kemudian di kedua telapak kaki dan kakinya timbul seperti
bintik-bintik warna putih seperti ada nanahnya. “Penyebaran bintik-bintiknya
cepat sekali. Dalam semalam langsung menyebar banyak,” jelas Zia Ulhaq, pekerja
swasta, Rabu (25/4). Ia membawa ke dokter spesialis di Kota Malang karena
merasa khawatir dengan kondisi anak pertamanya itu.
Awalnya ia menduga anak pertamanya hanya rakit biasa. Tapi
jika melihat ada bintik-bintik di kakinya, membuatnya berpikir itu bukan demam
biasa. Yang menganggetkan, anaknya oleh dokter itu divonis menderita flu
Singapura. Ia sempat ditanya oleh dokter tersebut apakah pernah mendengar flu
Singapura. Ia mengaku pernah mendengarnya namun tidak menyangka jika mengenai
putrinya. Setelah itu, bocah itu diberi salep acyclovir, sirup untuk kekebalan
tubuh dan puyer yang diperkirakan untuk menurunkan demam anaknya. “Setelah dari
dokter dan mendapat obat, kondisi Icha (panggilan akrabnya) lumayan,” ujarnya.
Selama seminggu, Icha dilarang keluar rumah dan mungkin
dikhawatirkan akan menularkan penyakit itu kepada orang lain. “Cairan dalam bintik-bintik di kaki itu jika
terkena ke orang lain, rasanya gatal sekali. Istri saya sempat merasakan,” kata
suami dari Raya Sansan Yulianti ini. Dalam kurun waktu 10 hari, akhirnya
kondisi bintik-bintik Icha sudah kering dan ia dalam kondisi sudah lebih baik
lagi. Penyakit ini termasuk jenis
penyakit menular dan sering terjadi di musim panas dan biasanya menyerang pada
anak-anak usia 2 minggu hingga lima tahun karena ketahanan tubuhnya masih belum
maksimal.. vie
Komentar
Posting Komentar