Predikat Agropolitan, Belum Dongkrak Keterisian Homestay



Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang memiliki kemiripan dengan Kota Wisata Batu yang mengandalkan kondisi alam dan kebun apelnya. Bagi yang suka berpetualangan, wilayah yang diberi predikat agropolitan ini merupakan salah satu pintu masuk ke Gunung Bromo. Ada sejumlah homestay di kecamatan ini untuk menjadi jujugan tamu ala backpacker.

SYLVIANITA W
MALANG

Meski baru merintis usaha homestay tanpa plat nama sejak 2007, namun Anang Fawzi,24, terlihat menjalankan sepenuh hati dibantu kedua orangtuanya, yaitu Khusnen dan Naturi. Rumahnya sangat bersih. Dua kamar tidur di bagian depan sudah ‘disulap’ layaknya kamar hotel. “Tapi bisnis homestay memang masih belum diandalkan. Sebab tidak selalu ada tamu yang menginap,” jelas Anang Fawzi ketika ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu. Ia mematok Rp 75.000 per hari untuk tamu wisawatan.
Untuk menyiasati kondisi itu, kadang-kadang mahasiswa yang sedang menjalankan KKN di tempatnya juga dijaring sebagai tempat kos dengan biaya Rp 20.000 per hari. Merasakan tinggal di keluarga Anang memang nyaman. Soal makanan, bisa dinegokan ingin makan apa. Menurut Naturi, untuk melayani tamu asing bahkan jauh lebih santai karena yang jelas mereka tidak mau makan ala negerinya. “Mereka justru ingin merasakan makanan seperti yang dimakan warga sini, seperti nasi jagung atau makan sayuran,” ungkap ibu Anang ini dengan wajah berseri.
Bahkan, cerita Khusnen, ada tamu backpacker yang jusru tidak mau tiduran di ranjang yang sudah disiapkan, tapi memilih santai tidur di karpet meski si turis tersebut membayar sesuai harga sewa kamar. Ketika pertama kali menjalankan homestay-nya, Anang mematok harga sewa Rp 50.000 per malam. Tapi belakangan ini sudah naik menyesuaikan dengan tarif homestay lain. Menurut Anang, predikat agropolitan buat Poncokusumo juga masih belum bisa menjadi efek domino bisnisnya.
“Mungkin beberapa tahun lagi,” tandasnya. Sejumlah warga yang memiliki ketertarikan membuka homestay oleh ILO (International Labour Organization) juga sempat dilatih di Ngadas pada tahun ini sebanyak 10 orang seperti cara menata ruang, menyambut tamu dan fasilitas yang dibutuhkan. “Prinsip homestay kan tidak mewah, namun nyaman,” cerita pemuda ini. Di belakang rumahnya itu juga ada kebun apel. Untuk servis tamu jika apel sedang berbuah, ia juga mengajak mereka memetik apel  Menurut Anang, mungkin karena promosi homestay sangat kurang, membuat produk ini kurang diminati.
“Saya berencana pada tahun depan mendaftarkan homestay ini di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang agar bisa disosialisasikan ke ASITA atau biro perjalanan,” harapnya. Hal serupa juga terjadi di homestay Alexa yang dikelola oleh Ianatul Khoiro bersama suaminya. “Hasilnya belum pasti. Pernah juga dapat tamu lokal. Tapi kalau wisman belum pernah.Harga sewanya Rp 50.000 per hari,” kata Ianatul yang dijumpai di rumahnya. Ia menyiapkan kamar ukuran 3 m X 3 m plus kamar mandi dalam.Sementara dua kamar di homestay Anang berukuran 2,5 m X 3 m dan 2,5 m x 2 m. Purnadi, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang mengakui hal itu. “Bukannya tidak ada peluang, tapi kedepannya kami akan mengarahkan wisatawan ke sana dengan bekerja sama dengan biro perjalanan khususnya yang ingin mengadakan perjalanan ke Gunung Bromo,” ungkap Purnadi. Di Kecamatan Poncokusumo, titik-titik homestay ada di tiga desa yaitu Desa Poncokusumo, Desa Gubuk Klakah dan Desa Ngadas.
Untuk mengarahkan wisatawan tinggal di homestay, setidaknya, rumah-rumah warga perlu distandarkan mulai dari kebersihan rumah hingga kamar mandinya. “Sejak 2008 lalu, kami pernah mengajukan program perbaikan kamar mandi seperti diberi keramik dan mengganti kloset jongkok menjadi kloset duduk. Namun belum terpenuhi,” ungkapnya. Anggaran waktu itu diajukan Rp 10 juta. Nehrudin, Kepala Bapekkab Malang juga menyatakan, untuk mendongkrak bisnis homestay di Poncokusumo memang perlu waktu. “Tapi kalau ada satu yang sukses, yang lain pasti juga menyusul. Meski sudah ditetapkan sebagai kota agropolitan, dampaknya tidak bisa langsung terjadi begitu saja,” pungkas pria asal Palembang ini.  

Komentar

  1. Halo mbak salam kenal...
    boleh minta CP homestay di poncokusumo?
    akhir bulan ini rencananya saya mau ke Malang dan mau jalan-jalan lihat kebun apel di gubuk klakah dan sekitarnya.. Lagi musim apel berbuah kah sekarang?

    BalasHapus
  2. salam kenal juga. maaf baru balas, mbak. no hape-nya saya lupa menyimpan di hape. tapi saya punya teman di sana yang bisa ditanya soal homestay. namanya pak ali usman di 08179630740. bilang saja nope-nya dari sylvie/harian surya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini