PT Inka Diminta Survei Kondisi Jalur Lawang-Kepanjen


MALANG-PT Inka, produsen pembuat kereta api komuter yang akan dijalankan di rute Lawang-Kepanjen diminta untuk melakukan survei ulang terhadap kondisi jalan. Sebab untuk kondisi jalan antara Lawang-Singosari ada tanjakan. “Apakah nanti komuter itu bisa dijalankan dengan kondisi itu. Makanya kami minta PT Inka untukmelakukan survei lagi,” jelas Nazar T Selian, Kadishub dan Kominfo Kabupaten Malang, Selasa (24/4). Harapannya, ketika kereta komuter itu datang, semuanya bisa berjalan lancar dan tak mendapa kendala teknik. Namun harapan melakukan survei itu akan dilakukan ketika tim terpadu yang dibentuk menjelang pengoperasian KRD komuter itu sudah disah oleh Dishub dan LLAJ Provinsi Jawa Timur.
Jika SK-nya sudah turun, tim yang beranggotakan Dishub Provinsi Jawa Timur, Dishub Kota Malang dan Kabupaten Malang serta PT KAI itu akan mengirim permintaan ke PT Inka. Rencananya, komuter yang dipakai nanti memiliki lima gerbong. “Kalau untuk Kabupaten Malang, kita disarankan untuk sudah memikirkan rute feeder  (pengumpan) untuk penumpang komuter nantinya,” kata Nazar menceritakan hasil pertemuan terkait rencana pengoperasian komuter Lawang-Kepanjen di kantor Dishub dan LLAJ Provinsi Jawa Timur pada pekan lalu. Kendaraan pengumpan diperkirakan akan disiapkan di Stasiun Kepanjen.
 Sebab Kepanjen sebagai ibukota Kabupaten Malang sudah banyak berdiri perkantoran. Ini memiliki potensi sendiri sebagai calon penumpang komuter.  “Rutenya nanti dari Stasiun Kepanjen ke arah office block dan sebaliknya. Tujuannya agar bisa membawa penumpang ke Stasiun Kepanjen. Soal kendaraan nanti, Nazar sedang memikirkan untuk memanfaatkan bus kecil milik Dishubkominfo Kabupaten Malang yang jarang difungsikan. Jika kawasan perkantoran itu disiapkan kendaraan pengumpan, satu sisi memberi nilai positif bagi keberadaan komuter itu.  Sementaa soal survei potensi calon penumpang, sudah dilakukan oleh Dishub dan LLAJ Provinsi Jawa Timur.
Dalam rapat di Surabaya yang juga dihadiri oleh Dirjen Perkeretaapian didapat saran untuk sementara masih mempergunakan stasiun kereta api yang ada sambil berjalan. Jika kondisinya sudah stabil, baru dipikirkan keberadaan shelter tambahan. “Yang lebih penting lagi adalah tempat untuk parkir kereta api atau semacam garasinya,” katanya. Jika nanti diharapkan ada dua komuter, maka satu komuter bisa diparkir di Kota Malang dan satu komuter lagi ada tempat parkir di Stasiun Kepanjen.  “Tapi soal anggarannya masih belum dibicarakan dalam rapat itu,” ujarnya. Namun informasinya, untuk garasi lima gerbong komuter itu diperkirakan memakan anggaran Rp 1,5 miliar.
Selain itu juga harus dipikirkan mengenai  stabiling area jika memang ada bantuan dua komuter. Tujuannya agar jika terjadi ada kereta api berpapasan, maka tidak terkendala. Sementara soal bantuan anggaran operasional komuter, Dishub dan LLAJ Provinsi Jawa Timur sudah berkomitmen untuk membantu sebagai anggaran subsidi andai komuter itu merugi. “Jika misalkan pada tahun ini ketika dioperasionalkan merugi, akan dibantu. Jika masih merugi pada tahun 2013, juga akan tetap dibantu,” papar Nazar. Tapi, ia justru optimistis dengan pengoperasian komuter itu mendapat respons dari masyarakat pengguna transportasi.  “Pesimisme itu juga muncul ketika ada rencana pengoperasian Bandara Abd Saleh dulu. Tapi akhirnya kan berkembang juga. Saya berharap juga keberadaan komuter dengan rute Lawang-Kepanjen ini bisa berkembang,” pungkasnya. vie

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini