Gas Metan Untuk Menjalankan Mobil Mercy
Mobil Mercy Tiger tahun 1979 yang dijalankan dengan gas metan |
MALANG-Gas metan dari TPA Talangagung, Kepanjen, Kabupaten Malang tak hanya untuk membantu warga sekitar TPA untuk kegiatan memasak menggantikan elpiji, tapi juga bisa digunakan sebagai bahan bakar bagi mobil Mercedes Bens Tiger tahun 1979. Penggunaan bahan bakar dari gas metan itu sudah diujicobakan sejak enam bulan lalu. “Kami sudah melakukan uji coba ke Surabaya sebagai daerah panas, ternyata tidak ada masalah dengan gas metannya. Begitu juga ketika dibawa ke daerah dingin, seperti ke Kota Batu,” terang Rudi Santoso, Kepala Laboratorium TPA Talangagung, Jumat (30/3).
Pengembangan penggunaan energi alternatif ini dilakukan oleh trio Rudi Santoso-Koderi-Renung Rubi. Rudi yang menguasai teknik elektro, Koderi dari teknik mesin dan Renung dari teknik lingkungan mengotak atik energi alternatif ini. Mobil yang menjadi ujicoba itu adalah mobil hibah salah satu kader lingkungan. “Otak atik ini tanpa merubah mesin originalnya,” kata Rudi. Pihaknya hanya memberi sebuah alat mixing yang diletakkan di dekat mesin. Dengan begitu, jika inginmemakai gas metan, tinggal menekan tombol. Ketika ingin memakai bahan bakar premium, misalkan gas metannya habis, juga tinggal memecet tombol.
Bisa juga jika ingin menggunakan bahan bakar elpij jika mungkin gas metannya habis dengan mampir ke toko ritel modern yang banyak berdiri di sepanjang jalan. Tiga alternatif bahan bakar itu bisa dipakai di mobil itu. “Tapi dengan memakai gas metan sangat menekan biaya karena gratis didapat di TPA,” ceritanya. Ia mengkomparasikan jika Mercy ini menggunakan premium satu liter, maka hanya bisa untuk 12 Km. Tapi bandingkan jika memakai satu kilo gas metan, maka bisa untuk melakukan perjalanan sepanjang 10 km. Jika memakai gas metan dalam tabung ukuran 12 kg, maka bisa digunakan untuk perjalanan sepanjang 120 km.
“Sementara kalau memakai premium, perjalanan sepanjang 120 km itu, setidaknya butuh 60 liter premium. Jika harga premium Rp 4.500 per liter, maka sudah ketahuan biayanya mencapai Rp 270.000,” katanya memberikan perbandingan. Di Mercy Tiger itu telah diisikan tabung gas metan isi 12 kg yang diletakkan dalam bagasi. “Penggunaan gas metan untuk bahan bakar bisa diimplementasikan oleh siapa saja atau mobil lainnya dan ramah lingkungan,” katanya. Sehingga pihaknya juga terbuka jika ada yang mau memanfaatkan gas metan yang dihasilkan dari sampah TPA Talangagung itu, termasuk mobil-mobil Pemkab Malang dan gratis.
“Tapi syaratnya ya harus mendekat pada sumbernya dengan datang ke TPA Talangagung,” ungkap Rudi. Sebab saat ini memang tidak ada sejenis ‘SPBU” gas metan. Ia berharap dari empat TPA yang ada di Kabupaten Malang nantinya juga bisa berfungsi sebagai “SPBU’ gas metan sehingga bisa dimanfaatkan oleh warga masyarakat dari berbagai penjuru. Dari timbun`n sampah itu di TPA itu, pihaknya ingin terus mengoptimalisasi penangkapan terhadap gas metan sehingga bisa dimanfaatkan dari sisi ekonomisnya. Kata Rudi, tiap satu jam, gas metan yang dihasilkan di TPA ini mencapai dua kubik. vie
Ada yang salah di tulisan "Mercy ini menggunakan premium satu liter, maka hanya bisa untuk 2 Km". Mungkin yang dimaksud adalah premium satu liter untuk 12 Km, mengingat tipe mesin Mercedes-Benz W123 (Mercy Tiger) sekilas yang nampak pada foto adalah tipe M115 2000cc. Untuk Mercedes-Benz W123 dengan tipe mesin terbesar adalah 2800cc M110, konsumsi bensinnya 1 liter untuk 8 km.
BalasHapusya. terima kasih koreksinya. waktu itu saya mengutip pernyataan pada Rudi. ini akan jadi masukan buat saya. saya sempat mikir boros amat..terima kasih juga telah mampir ke halaman saya.
BalasHapus