Angdes Ancang-Ancang Naik Rp 500-Rp 1.000


Jika rencana kenaikkan BBM diberlakukan, angkutan pedesan sudah ancang-ancang ingin menaikkan tarifnya. Di satu sisi, jumlah penumpang juga makin sepi sehingga terkadang sulit memenuhi setoran. “Kalau nanti setelah kenaikkan makin sulit mendapatkan setoran, ya..angkutan saya kembalikan ke pemiliknya. Masak kerja bakti? Sementara di rumah, keluarga kan juga membutuhkan uang juga,” ujar Hari Purnomo, sopir GPP (Gadang-Petungroto Ngajum).  Menurut pria yang tinggal di Ngajum ini, tarif antar terminal yaitu dari Terminal Gadang Kota Malang sampai Terminal Petungroto Ngajum, ia biasanya menarik Rp 7.500 per penumpang.
“Tapi jika jarak-jarak pendek, saya beri tarif Rp 2.500 per penumpang,” katanya ketika ditemui sedang ngetem di Pasar Pakisaji, Jumat (23/3). Ia tengah menunggu  penumpang untuk naik angdesnya. Sudah setengah jam menunggu, ia baru mendapat dua penumpang. Soal kenaikkan tarif,  ia sudah ancang-ancang naik  meski mungkin menjadi agak berat buat penumpang. Namun kondisi seperti itu tidak bisa dihindarkan apalagi jika memang BBM akan dinaikkan oleh pemerintah pada awal April nanti. Untuk penumpang jarak pendek, setidaknya harus dikutip Rp 3000 per orang. Sedang jarak jauh naik Rp 1000 per orang.
 “Kalau sekarang masih tarif normal saja,” urainya. Setiap hari, ia harus setor kepada pemilik mobil ini sebanyak Rp 40.000. Sementara kebutuhan untuk membeli bensin Rp 30.000 per hari.  Biasanya ia masih mampu dua kali PP menjalankan GPP-nya itu. Namun untuk itu, ia harus bekerja mulai jam 05.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Jumlah angkutan GPP yang beroperasi sebanyak 23 unit. Jika hari-hari biasa, jumlah penumpangnya masih terbantu kehadiran anak-anak sekolah. Anak sekolah yang tinggal di Ngajum namun wilayah desanya dekat dengan Kecamatan Pakisaji, banyak yang bersekolah di kecamatan itu.
Selain itu juga ada yang bersekolah di Kecamatan Kepanjen. Sisanya adalah penumpang umum yang ingin belanja seperti ke Pasar Pakisaji,  Nazar T Selian, Kadishubkominfo Kabupaten Malang menyatakan sangat mungkin  tarif angkutan pedesaan naik saat kenaikkan BBM diberlakukan nanti.  Jumlah angkutan pedesaan  sesuai data di Dishubkominfo Kabupaten Malang mencapai 839 unit armada di 51 trayek. Namun diperkirakan yang beroperasi hanya sekitar 60 persen. Hal ini karena mereka kalah bersaing dengan keberadaan sepeda motor  sehingga jumlah penumpangnya pun terus susut.  Sebab dengan mengendarai motor sendiri lebih praktis dan murah. Tapi kondisi itu membuat operasional angkutan pedesaan terasa mencekik karena tidak lagi diminati penumpang. vie

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini