SBPU Diminta Buka 24 Jam Sejak H-3


MALANG-Bupati Malang, Rendra Kresna meminta kepada pengelola SPBU untuk dibuka selama 24 jam sejak H-3 dari rencana kenaikkan BBM pada awal April mendatang. Tujuannya agar tidak ada kesan kelangkaan BBM menjelang kenaikkan. “Sebab keberadan SPBU di Kabupaten Malang beda dengan yang di Kota Malang yang rata-rata sudah buka 24 jam. Untuk yang berada di wilayah Kabupaten Malang, kadang jam 22.00 WIB sudah tidak ada pembelinya, terutama yang berada di desa,” kata Rendra usai rakor BBM yang dihadiri oleh Pertamina, Hiswana Migas, pengelola SPBU, YLKI, MUI, Polres Malang dan DPRD Kabupaten Malang.  Karena itu, ia minta ke Pertamina agar distribusi juga tetap lancar.
“Kalau siang hari ada demo terkait BBM, Pertamina akan mengirimkan pasokannya pada malam hari dan dikawal oleh polisi,” ungkap bupati. Selain itu, ia juga meminta kepada kades/lurah serta para camat untuk melihat SIUP (surat izin usaha perdagangan) untuk UMKM sehingga ketika memberikan rekom pembelian BBM dengan jeriken memang benar untuk usaha kecil.  “Pembelian lewat jeriken maksimal 30 liter,” katanya. Pembelian lewat jeriken sangat diperlukan karena tidak semua usaha dekat SPBU. Ia mencontohkan usaha bensin eceran yang di Kabupaten Malang mencapai 2.000-an juga perlu mendapat perlindungan dengan memperbolehkan membeli lewat jeriken.
“Keberadaan para penjual bensin eceran diperlukan karena ada wilayah-wilayah yang untuk mencapai SPBU terdekat mencapai 60-65 km dari desa,” katanya. Para petani yang memakai hand tracktor juga harus mendapat kemudahan membeli bensin lewat jeriken karena 95 persen pengolahan pertanian sud`h memakai hand tracktor. “Kalau ini tidak diperbolehkan, maka akan mengancam ketahanan pangan di Kabupaten Malang,” urainya.  Rekom membeli BBM dengan jeriken harus dilakukan oleh kepala desa secara gratis. Sementara kebutuhan BBM untuk wilayah Kabupaten Malang mencapai 600 kiloliter per hari.
Dari rakor itu terungkap biasanya menjelang kenaikkan BBM berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, terjadi peningkatan konsumsi BBM mencapai 13 persen.  Abdul Majid, Kades Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang mengaku sudah menerima permintaan rekom sebanyak 50 buah dari berbagai usaha kecil di wilayahnya. “Mereka mengajukan rekom untuk membeli BBM lewat jeriken,” ujar Abdul Majid. Mereka adalah para pelaku usaha kecil, seperti penjual bensin eceran, usaha penggergajian kayu, usaha tani yang memiliki hand tracktor dll. “Usaha penjualan bensin eceran di wilayah saya ada 30-an,” ungkapnya. Ia yakin rekom pembelian BBM lewat jeriken itu memang untuk kegiatan usaha. “Desa sudah memiliki data-data terkait usaha-usaha itu. Sehingga saya yakin tidak akan terjadi penimbunan, tapi memang dipakai usaha,” pungkas Majid. vie

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini