Empat Warga Malang Raya Operasi Jantung Gratis


Empat warga Malang Raya yang akan menjalani operasi jantung
Karena cepat lelah, penderita penyakit jantung sering tidak bisa beraktifitas sesuai dengan keinginan hatinya. Tak heran, ketika ada kesempatan mendapatkan operasi jantung gratis dari Yayasan Jantung Indonesia mereka memiliki harapan besar untuk sembuh. Sebanyak empat orang dari Malang Raya mendapat kesempatan operasi gratis itu adalah Wahyu Sri Lestari dan Ny Jumilah dari Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Tathid Andris SL dari Kota Batu dan Fitri Sukmawati dari Kota Malang mendapat kesempatan dioperasi jantung secara gratis di RS Jantung Harapan Kita Jakarta. Mereka diberangkatkan ke Jakarta menumpang KA Gajayana ditemani pengurus dari Yayasan Jantung Indonesia Cabang Malang Raya, Minggu (8/7). 
Harapan mereka, setelah menjalani operasi, maka bisa beraktifitas normal.  “Saya ingin mengasuh sendiri anak saya dan membesarkannya,” harap  Wahyu Sri Lestari, warga Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Wahyu didiagnosis memiliki penyakit jantung rematik, dimana dia memiliki kelainan di katup jantungnya sehingga mengalami kompilikasi akibat infeksi. Ketika ditemui Stasiun KA Malang sebelum berangkat ke Jakarta,wajahnya terlihat cekung dan nampak kelelahan. “Doakan operasinya berhasil, ya? Saya ingin momong Dinda,” tuturnya sambil menunjuk Dinda Ikhda Putri Salma (14 bulan) yang nampak sehat dalam gendongan suaminya.  Katanya, sejak hamil, kondisinya terus merosot. Setelah Dinda lahir, bobotnya yang semula 45 kg menjadi 34 kg.
“Dinda tidak saya susui karena saya mengonsumsi obat-obatan untuk penyakit ini. Sehingga sejak bayi ia minum susu formula hingga sekarang,” ceritanya. Karena lemah, ia juga tidak mengasuh sendiri Dinda dan lebih banyak diasuh oleh neneknya. Makanya, ia memiliki harapan besar untuk pulih usai operasi nanti. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Andik Ikwanto dan Aprilia Riswati, orangtua Andris, bayi berusia 15 bulan asal Kota Batu. Andris diagnosis berpenyakit jantung bawaan. Orangtuanya baru mengetahui anaknya sakit jantung ketika usia empat bulan diagnosis kena infeksi paru-paru. Setelah di tes darah, Andris baru ketahuan memiliki kelainan jantung.  “Saya ingin Andris jadi normal lagi. Apalagi usianya masih muda dan bisa menyongsong masa depannya lebih baik,” harap Andik.
Andris yang dalam gendongan neneknya mungkin tak tahu harapan ayahnya. Karena yang ia tampaknya hanya rasa senang ketika tahu KA Gajayana datang dan ia akan menaikkinya.  Jika tak ditelisi jauh, Andris seperti bayi laiknya. Tubuhnya agak gendut. Tapi jari-jari kukunya agak membiru, begitu juga bibirnya. Sudah sering ia keluar masuk RS karena penyakitnya ini. “Yang jelas, ia sering muntah dan mudah terkena diare,” tutur Andik. Harapan sembuh juga diungkapkan oleh Fitri Sukmawati (17), warga Jl Kebon Jeruk, Kota M`lang. Siswa SMAN 7 Malang ini terpaksa melewati tahun ajaran barunya sebagai siswa kelas kelas 11.
Pamitan dengan keluarga di Stasiun KA MAlang
 “Saya ingin sembuh,” tutur Fitri tak bisa menutupi rasa bahagianya.  Fitri juga menderita penyakit jantung bawaan. Menurut Ny Yudi, ibu Fitri, anaknya sebenarnya juga suka jalan-jalan seperti ke mal.
“Tapi karena mudah lelah, ya aktifitasnya terbatas,” ungkapnya. Padahal beda dengan tiga penderita lainnya yang mendapat ‘sangu’ biaya perjalanan dan mondok di Jakarta selama sebulan, orangtua Fitri harus merogoh uang sendiri antara Rp 6 juta-Rp 7 juta. Sebab Pemkot Malang tidak memberikan bantuan untuk warganya. Sementara dua warga Kabupaten Malang mendapat bantuan dari Pemkab Malang dan PKK Kabupaten Malang. Sedang warga dari Kota Batu, mendapat bantuan dari APBD. Sedang untuk operasinya gratis dari Yayasan Jantung Indonesia. “Untuk biaya operasi jantung biasanya sekitar Rp 75 juta hinga Rp 175 juta yang ditanggung oleh Yayasan Jantung Indonesia pusat,” jelas Mudjiono Adi, Sekretaris Yayasan Jantung Indonesia Cabang Malang Raya yang mendampingi mereka. Dr Cholid Tricahyono SpJP menyatakan tiga pasien jantung (Jamilah, Fitri dan Andris) didiagnosa memiliki kelainan jantung bawaan. Sedang Ny Wahyu karena adanya kelainan di katup jantung sehingga terjadi komplikasi. “Kalau penyakit jantung bawaan bisa tidak diketahui sampai usia 30 tahunan karena tergantung penyakit di parunya. Tapi biasanya sudah ada menampakkan tanda-tanda mudah lelah, sering pingsan dll,” tutur dr Cholid.
Sementara dr Setiasih Anjarwani SpJP menyatakan untuk mencegah penyakit jantung bawaan, ia menyarankan agar ibu hamil menjaga kondisinya agar tidak mudah terkena infeksi. Selain itu, pada anak yang terkena batuk pilek juga tidak dianggap remeh karena bisa juga menderita penyakit jantung bawaan.  Hingga 7 Juli 2012, ada sebanyak 19 orang dari keluarga tidak mampu yang ingin mendapat operasi gratis jantung. Mereka berasal dari Malang Raya dan Kabupaten Blitar. Jumlah penderita jantung yang sudah mendapat bantuan operasi gratis sejak 2004-2012 sebanyak 33 orang. “Setelah operasi, mereka rata-rata sehat kdmbali. Ada anak laki-laki yang setelah operasi, sekarang jadi senang main bola dan tidak ada masalah lagi dengan jantungnya,” cerita Mudjiono. Katanya, jika bayi seperti Andris sehat pasca operasi, bibirnya akan merah lagi dan kukunya putih laiknya bayi sehat.  Sylvianita widyawati
foto-foto: Nedi putra Aw

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini