Ujicoba Komuter Lawang-Kepanjen Batal



Gerbong kelima kpmuter Lawang-Kepanjen saat anjlok, Rabu (11/7/2012)
MALANG-Uji coba komuter yang rencananya akan dioperasikan untuk rute Lawang-Kepanjen berubah jadi berantakan, Rabu (11/7). Pasalnya, usai meninggalkan Stasiun KA Lawang, Kabupaten Malang atau sekitar 200 meter/ di Km 31 di kawasan Bedali, Kecamatan Lawang, gerbong kelima atau terakhir dari komuter itu anjlok sekitar pukul 12.00 WIB.

Roda gerbong kelima sedikit keluar sedikit dari rel. Informasinya, di Km ini ada sedikit tanjakan. Sehingga komuter berhenti. Agar komuter tidak mundur, maka  petugas turun untuk mengganjal agar kereta tidak mundur. Tapi roda gerbong lima ada yang naik di bantalan rel. Sehingga jika memaksa meneruskan perjalanan ke Malang,  malah membahayakan komuter ini.

Dengan kondisi itu, komuter tidak melanjutkan perjalanan Lawang-Kepanjen. Isa Anshori, Kabid Perkeretaapian Dishub dan LLAJ Provinsi Jawa Timur yang ikut dalam rombongan uji coba itu belum berani menyimpulkan penyebab anjloknya komuter itu. “Apakah penyebabnya karena faktor teknis atau operasional, nanti akan menjadi bahan evaluasi,” tutur Isa Anshori kepada Surya  di salah satu gerbong komuter ketika berhenti di Stasiun KA Lawang.   Para penumpang undangan yang berjumlah sekitar 200 orang banyak yang keluar dari gerbong KA sambil melihat perbaikan. Tampak  dalam rombongan itu ada Arief Dharmawan dan Priyatmoko Oetomo, Ketua serta Wakil Ketua DPRD Kota Malang.

Rombongan lainnya dari PT KAI Daops 8, PT INKA (produsen kereta api), Dishub dan LLAJ Provinsi Jawa Timur dan Dishub Kota/Kabupaten Malang.  Kebanyakan rombongan pejabat berada di gerbong satu tidak tahu gerbong lima mengalami musibah.  “Waktu itu saya pikir kok berhentinya lama. Ternyata setelah ditelpon salah satu teman Dishubkominfo Kabupaten Malang yang berada di gerbong lima, saya baru tahu ada masalah itu,” cerita Bambang Kartika, Kabid Teknik Keselamatan Transportasi Dishubkominfo Kabupaten Malang.

Gerbong lima diisi sejumlah staf dari berbagai instansi yang mengikuti kegiatan itu.  Rombongan tamu dari Malang sendiri  baru naik dari Stasiun Lawang untuk mengikuti ujicoba itu. Dengan kejadian itu, mereka akhirnya hanya menikmati  perjalanan sebentar. “Nggak sampai lima menit meninggalkan stasiun, ternyata ada masalah. Sehinga hanya bisa merasakan kesejukan AC-nya,” kata Bambang.

Setelah kejadian itu, sekitar pukul 13.30 WIB, lokomotif dan gerbong penolong warna kuning sampai di lokasi kejadian.  Komuter kemudian didorong  kembali ke Stasiun KA Lawang. Jika komuter tidak kembali ke Stasiun KA Lawang, maka akan mengganggu jadwal kereta api reguler lainnya, baik dari arah Malang . Sebab jalur rel kereta api masih single track. Akhirnya diputuskan komuter ‘balik kucing’ ke Surabaya dan meninggalkan Stasiun KA Lawang pada pukul 14.52 WIB dari jalur satu di Stasiun Lawang.

“Ya, bagaimana lagi? Soalnya kondisinya seperti ini. Mending kembali ke Surabaya lagi. Nanti kita evaluasi lagi,” tutur Isa.  Karena gerbong kelima anjlok, maka rencana uji coba komuter hingga Stasiun KA Kepanjen  otomatis batal. Padahal perkiraan perjalanan Lawang-Kepanjen jika lancar hanya memakan waktu satu jam. Dengan kondisi itu, rombongan undangan dari Malang akhirnya bubar dan kembali ke Malang. Rombongan staf dari Dishubkominfo Kabupaten Malang yang juga ingin mengikuti uji coba Lawang-Kepanjen akhirnya pulang menumpang KA Penataran tujuan Malang dari Lawang.  

Komuter berangkat dari Surabaya pada pukul 09.45 WIB dengan tujuan Malang. Dicoba sejak dari Surabaya karena komuter ini akan selalu kembali ke Surabaya setelah melayani rute Lawang-Kepanjen. Sebab di Malang belum memiliki sepur kolong. Komuter yang diujicoba itu bukan komuter yang pernah diujicoba pada 6 Juni lalu.  Mengapa dua komuter diujicoba, informasinya karena nantinya jika rute ini penumpangnya ramai, maka jangka panjangnya akan diopesionalkan dua set komuter.

Sehingga satu set nanti bisa berangkat dari Stasiun Lawang dan satu set lainnya bisa berangkat dari Stasiun Kepanjen. Tapi sambil  melihat animo penumpang, masih akan dioperasionalkan satu set dulu.  Satu set komuter terdiri atas lima gerbong. Jika dua set komuter ini sudah diujicobakan semua, harapannya nanti sertifikat layak operasi bisa keluar untuk kedua komuter ini.

Saat uji coba ini, selama perjalanan dari Surabaya lancar. Tapi sebelum masuk Stasiun KA Sengon, Kabupaten Pasuruan, mesin komuter sempat mati selama dua menit. Tapi kemudian berjalan lagi. Hal yang sama juga terjadi ketika komuter itu akan pindah jalur di Stasiun KA Lawang, mesin tiba-tiba mati, tapi tak lama kemudian hidup lagi.

“Tadi pas di Sengon juga seperti ini. Tiba-tiba mati. Tapi dalam uji coba, ya biasa karena sifatnya trial and error untuk melihat kondisi sebenarnya,” ujarnya.  Karena masih dievaluasi lagi, maka pihaknya tidak akan mengejar target untuk segera melaunching komuter rute Lawang-Kepanjen ini.
“Yang penting, safety-nya dikedepankan dulu, baru bisa melayani masyarakat,” tutur Isa. 

Dan lagi, dari rencana pengoperasian komuter pada 29 Juni 2012 juga sudah molor.  Menurut Isa, komuter ini produksi baru PT Inka Madiun pada 2011. Totok Lukito dari Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Direktorat Lalu Lintas KA enggan memberikan komentar soal anloknya komuter itu. “Itu bukan kewenangan saya.  Sebab untuk mengomentari secara teknis harus memiliki brevet,” tutur Totok.

Yang jelas, lanjut Totok, KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) AC ini merupakan satu dari lima kereta api yang akan dioperasikan ke sejumlah daerah di Indonesia yang diserahkan Kementrian Perhubungan ke PT KAI. “Yang sudah diujicobakan baru dua kereta. Yang lainnya nanti akan diujicobakan ke daerah yang akan mendapat kereta ini. Tapi daerah mana saja, saya tidak berani bilang karena bisa juga terjadi pergeseran,” tutur Totok.   

Komuter AC ini memiliki fasilitas AC di tiap gerbongnya dan dilengkapi toilet dengan WC jongkok. Di salah satu sudut gerbong, ada meja minibar dengan tempat duduk seperti di kafe. Namun tempat duduknya tidak bisa digerak-gerakkan laiknya  kereta api eksekutif.  Soal tarifnya masih belum fix karena masih pro kontra karena menilai  tarif Rp 12.000 atau Rp 10.000 untuk rute Lawang-Kepanjen selama masa promo  dinilai masih mahal. sylvianita widyawati 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini