Operasional HIPPAM Terkendala Biaya Listrik


MALANG-Penggunaan listrik yang dihasilkan dari PLTMH Sumber Maron untuk mendistribusikan air bersih ke warga empat desa di dua kecamatan yaitu Kecamatan Pagelaran dan Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang diacungi jempol oleh Bupati Malang, Rendra Kresna.  Sebab dengan adanya PLTMH mampu mengurangi pengeluaran untuk membayar listrik untuk pendistribusian air bersih setiap bulannya. Menurut Rendra, biaya terbesar dari operasional HIPPAM (Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum) dikeluarkan untuk biaya pembayaran listrik. PLTMH itu menghasilkan daya sebesar 27 Kwh atau 27.000 watt. “Biaya listrik menjadi komponen yang sangat tinggi. Ini bisa menjadi solusi bagi HIPPAM lain yang mengalami hal yang sama,” tutur Rendra Kresna ketika meresmikan PLTMH Sumber Maron di Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Senin (2/7).
Tapi, lanjutnya, tidak semua HIPPAM bisa melaksanakan seperti Sumber Maron dengan alasan, tiap wilayah memiliki kondisi geografi yang berbeda. Sehingga perlu kajian. lagi Tapi bagi yang memiliki kesamaan geografi  seperti di Sumber Maron, hal itu bisa dijadikan percontohan. Sebab sejauh ini tarif listrik yang diberlakukan PLN untuk HIPPAM masih tarif biasa, bukan tarif sosial.  Sebab jika ada HIPPAM kesulitan dalam pengoperasionalnnya karena besarnya biaya listrik, maka ini mengancam ketersediaan air bersih warga. Apalagi jika di wilayah itu, PDAM Kabupaten Malang masih belum masuk memberikan pelayanan.  Besarnya operasional  HIPPAM dari pembayaran listrik  juga dibenarkan oleh Sayid Muhammad , Ketua HIPPAM Sumber Maron.
“Kalau tidak dibantu PLTMH, bisa-bisa HIPPAM Sumber Maron dalam 10 tahun ke depan hanya tinggal nama,” kata pria kelahiran Madura ini. Sebab  tiap bulan, pihaknya harus membayar listrik antara Rp 10 juta hingga Rp 11 juta. Tapi sejak dua bulan pengoperasionalan PLTMH, tiap bulan hanya membayar biaya beban Rp 400.000 ke PLN.  PLTMH ini memanfaatkan sumber air  Sumber Maron yang memiliki debit 1000 liter per detik.  “Tapi baru terpakai sebanyak 12 liter per detik,” tutur Sayid. Jumlah pelanggan di empat desa mencapai 1.217 pelanggan.  Kata Sayid, sebenarnya dengan debit yang cukup besar, bisa menjangkau banyak desa. Tapi pihaknya masih terkendala dengan biaya untuk pengembangan pipa distribusinya. Sylvianita widyawati  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat Pemkab Malang Terlibat Pembunuhan Janda (1)

Ke Makam Troloyo Mojokerto

Meraup Untung Dari Si Mini