Wali Murid Mengeluh Pungutan, Ketua Komite Siap Mundur
MALANG-Sejumlah wali murid dari kelas 7, 8 dan 9 di SMPN 1 Jabung
mendatangi sekolah yang berada di Desa Sukolilo, Kecamatan Jabung, Kabupaten
Malang. Aksi mereka sempat mengagetkan
Subakir, Kepala SMPN 1 Jabung, Selasa (17/7). Mereka akhirnya diterima oleh
kepala sekolah dan Christian Jefri Fanggidae, Ketua Komite Sekolah di ruang lab
sekolah. “Mari kita berkomunikasi dengan baik dan terbuka. Yang perlu
ditanyakan, silahkan untuk sharing bersama.
Sebab saya ingin hasilnya untuk perbaikan sekolah ini, ” tutur Subakir ketika
menerima perwakilan wali murid yang berjumlah 20-an.
Kasek tak terlalu banyak bicara namun mendengarkan keluhan
wali murid. Apalagi juga ada Christian Jefri Fanggidae, Ketua Komite
Sekolah. Dalam pertemuan itu, Amir
Jakfar, walimurid kelas 7 menanyakan soal penarikan biaya sewa buku
perpustakaan antara Rp 10.000-Rp 11.000. Informasinya, uang itu untuk biaya
perawatan buku. “Ini juga tidak ada
kuintansinya,” tutur Amir. Menurutnya, tidak ada sekolah yang menarik biaya perawatan
buku. Selain itu, ia juga menyoroti
formulir pendaftaran sebesar Rp 2000 saat PPDB (Pendaftaran Peserta Didik
Baru).
Namun ada juga yang menanyakan soal tarikan-tarikan pada
tahun-tahun sebelumnya, keinginan agar seluruh biaya pungutan yang akan datang
tidak ada serta meminta perombakan komite sekolah. Menanggapi berbagai keluhan
itu, Jefri, Ketua Komite Sekolah menyatakan tugas komite adalah membantu RAPBS
yang di satu sisi mengharapkan bantuan dari masyarakat. “tapi disisi lain, di
lembaga manapun yang maju, ada semacam kompensasi dari masyarakat. Iya, ada
yang gratis bagi keluarga yang tidak mampu,” tutur pria yang berprofesi sebagai
guru.
Terkait soal tuntutan ada perombakan dalam komite, ia
mengaku siap termasuk jika harus mengundurkan diri. “Ya, saya akan minta kepada
kepala sekolah untuk mengundang seluruh wali murid dalam forum besar pada
minggu depan. Jika saya diganti karena dinilai tidak berhasil, saya gak papa
kok,” kata Jefri. Katanya, soal adanya komplain pungutan di sekolah, pihaknya
siap membenahi dan tidak menutup diri. Katanya, apa yang dilakukan oleh komite
sudah melakukan jalur koordinasi dengan sekolah.
Dalam pertemuan itu, wali murid juga sempat menanyakan soal
penutupan WC siswa yang sempat ditutup oleh pihak sekolah pada 30 April namun
kemudian dibuka pada 7 Mei lalu. “Kami tutup karena WC itu dibuat anak-anak
untuk merokok. Selain itu, anak-anak juga merusak keran,” jelas Subakir pada
walimurid. Ketika pihaknya menutup itu, tujuannya agar dijadikan pelajaran buat
yang lain dan pihaknya melakukan perbaikan selama seminggu untuk pembenahan
keran. Masalah itu, lanjutnya sudah selesai dan WC pun juga sudah dibuka lain.
Namun siswa tidak boleh merokok di tempat itu. vie
Komentar
Posting Komentar